Pada nalar aku berbicara, bahasa karsa aroma naluri kealfaan
Pada subuh aku bergumam , bahasa rasa raga menjemput asa
Pada heningnya hutan aku bertanya, bahasa risau akan tiada
Pada embun aku berujar, bahasa nestapa kedinginan kulit kerontang
***
Didepan layar masih menatap, isinya para pembual pembuat onar
Pikiran di cekoki tontonan, orang orang yang tak mengerti tidur di emperan
***
Dekat kursi aku bersaksi bersama aroma kopi, didera rasa khawatir berdegup degup
Di tiup sambil seruput, tak lekas menenangkan cemas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!