Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa

26 Desember 2018   16:42 Diperbarui: 26 Desember 2018   17:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesedihan dan luka datang kian berganti, Dera dan air mata kian mengikat mentari 

Tak usai satu demi satu sahabat telah pergi, meninggalkan bumi yang semakin sepi

Disudut mata memandang haluan laut biru berubah mengikuti arus surgawi

Di atas kepala nirwana jatuh, tepat ditabir kehidupan yang fana

***

Derasnya hujan mengguyur bumi tak henti, iya mengisyaratkan bahwa luka semakin menghakimi

Pilu deru menderu semakin menyayat nyayat hati

Tiada lagi kawan dan sanak family, dia pergi begitu suara lantunan doa mengiringi

Disudut malam , terdengar isak tangis para korban, di sela bencana yang menghempas para manusia di sela gulita

Kabar semakin keras ditelinga, membabi buta antara rongga dan mahkota suara 

***

Jingga sudah warna kabut pagi , malam sudah ditutupi awan tebal berlarian, ditepian pantai ada buih buih berlarian mencari kabar

Hari ini, hanya doa yang menjadi payung peneduh rohani, menepi diantara dosa yang telah mendera

Bila saatnya telah tiba, kereta kencana tuhan menjemput tanpa sela

Hanya setitik harap, kita ditempatkan di alamnya lembah firdaus alam surgawi

***

Mari kirimkan doa sesuai kepercayaan kita masing, untuk saudara saudara kita yang menjadi korban tsunami di selat sunda - Mengheningkan cipta mulai !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun