Era digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi. Sebagai mahasiswa, kita hidup di tengah arus teknologi yang terus berkembang pesat. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan komunikasi yang ditawarkan, ada masalah mendasar yang perlu mendapat perhatian serius: literasi digital. Dalam konteks sistem komunikasi Indonesia, literasi digital menjadi isu krusial yang perlu disoroti, mengingat tantangan yang dihadapi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Indonesia, dengan populasi yang besar dan wilayah yang luas, menghadapi ketimpangan dalam hal akses dan pemahaman terhadap teknologi digital. Di satu sisi, masyarakat perkotaan mungkin sudah sangat akrab dengan internet, media sosial, dan aplikasi digital. Namun, di sisi lain, masih banyak masyarakat di pelosok yang belum sepenuhnya terhubung atau bahkan memiliki pemahaman yang minim terhadap cara menggunakan teknologi ini dengan benar. Ketidakseimbangan ini menciptakan kesenjangan digital yang semakin nyata dalam sistem komunikasi kita.
Permasalahan yang muncul dari literasi digital yang rendah adalah semakin maraknya penyebaran hoaks, disinformasi, dan ujaran kebencian. Dalam era di mana setiap orang bisa dengan mudah menjadi "jurnalis" dadakan dengan satu klik, masyarakat yang kurang terdidik dalam literasi digital sering kali menjadi korban atau bahkan pelaku penyebaran informasi yang tidak akurat.Â
Ketika kita berbicara tentang sistem komunikasi, ini bukan hanya soal teknologi infrastruktur, tapi juga tentang bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan benar.
Indonesia memiliki sistem komunikasi yang cukup kompleks, di mana media tradisional seperti televisi dan radio masih berperan penting, namun pada saat yang sama, media sosial dan platform digital telah menjadi sumber utama informasi bagi banyak orang.Â
Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat dipercaya. Misalnya, pada saat pandemi COVID-19, kita menyaksikan betapa cepatnya informasi salah tentang obat-obatan dan langkah-langkah kesehatan menyebar luas, yang berujung pada kebingungan di kalangan masyarakat.
Sebagai mahasiswa, kita harus memahami bahwa literasi digital bukan hanya soal bisa menggunakan gadget atau mengakses internet. Literasi digital mencakup kemampuan untuk mencari, memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara kritis. Dalam perspektif sistem komunikasi Indonesia, literasi digital yang rendah merupakan hambatan bagi kemajuan bangsa. Jika masyarakat tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah, maka teknologi justru akan menjadi bumerang.
Pemerintah telah berusaha memperbaiki infrastruktur komunikasi, terutama dengan memperluas jaringan internet hingga ke daerah-daerah terpencil. Namun, pembangunan infrastruktur saja tidak cukup. Perlu ada pendidikan literasi digital yang masif dan berkelanjutan. Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam proses ini.Â
Kita bisa menjadi agen perubahan dengan mempromosikan literasi digital di lingkungan kampus, komunitas, hingga keluarga. Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan edukatif, serta mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam mengonsumsi informasi.
Lebih jauh, sistem komunikasi di Indonesia harus mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif. Artinya, bukan hanya memberikan akses teknologi, tetapi juga memastikan bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang memadai untuk menggunakan teknologi tersebut secara efektif. Pendidikan literasi digital harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan kita, bukan hanya sebagai mata pelajaran tambahan, tetapi sebagai keterampilan hidup yang esensial.
Pada akhirnya, tantangan literasi digital di era digital ini tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga sistem komunikasi secara keseluruhan. Jika tidak ditangani dengan serius, masalah ini akan menghambat perkembangan masyarakat dan memperbesar kesenjangan digital. Sebagai mahasiswa, kita memiliki tanggung jawab untuk mengambil peran dalam mendorong literasi digital, sehingga teknologi tidak hanya menjadi alat, tetapi juga jembatan untuk memajukan bangsa.