Mohon tunggu...
Abi Callysta
Abi Callysta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang Pemula Yang Ingin Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Kuatnya Iklan Top Coffee Belum Mampu Menggeser Konsumen Kopi Sejati

14 Desember 2012   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:39 13529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Iklan kuatnya Top Coffee belum mampu menggeser para penikmat kopi sejati, Lho kok bisa begitu bang?Mari kita analisa secara seksama..ha..ha, kayak pakar marketing saja.

Beberapa bulan terakhir Top Coffee dari Wings Food gencar membangun branding merknya dengan mearajai iklan di berbagai media, khususnya iklan televisi. Mulai dari mensponsori secara khusus di acara Suara Anda milik Metro TV, hingga memborbardir iklan di jam-jam premium iklan tayang televisi.

Hebat!sebuah ide yang brilliant dari sang pemikir branding iklan Top Coffee, mengawinkan ketenaran citra Iwan Fals dengan Top Coffee. Namun pertanyaanya, Apakah iklan yang gencar tersebut menjamin penjualan fantastis produk Top Cofee tersebut?

[caption id="attachment_221792" align="aligncenter" width="404" caption="Illustrasi Kumpulan Logo Kopi "][/caption]

Sesuai hasil survey kecil-kecilan penulis, di wilayah Kabupaten Jombang ternyata Top Coffee belum menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap penjualan Top Coffe. Statement ini di buktikan dengan hasil wawancara di Pasar Peterongan sebagian responden mengatakan mereka suka menjual Top Coffee karena murah. Beli dua renteng gratis satu renteng. “Harga yang murah meriah mas,” Katanya. Pengakuan serupa juga terjadidari responden Pasar Menganto dan Pasar Mojoduwur, responden mengatakan “Lumayan bagus Mas penjualanya!”, bisa menggeser pemain-pemain lama, seperti Kopi Kapal Api, Torabika dan Nescafe,”Imbuhnya. Namun lain lagi pengakuan responden di Pasar Mojoagung yang masih Kabupaten Jombangjuga. Responden di Pasar Mojoagung mengatakan “Wah,kalo Top Coffee keok mas penjualanya kalo di banding Kopi Kapal Api. Masih bagus Kopi Kapal Api mas!”, salah satu responden menambahkan “Walapun Kapal Api harganya lebih mahal sedikit. Tapi kualitas dan rasa tidak bisa di bohongin mas!”. Langganan saya kapok mas, beli Top Cofee, katanya aromanya kurang terasa.

Wow, sebuah pengakuan yang berbeda-beda dari penikmat kopi. Memang sih gebrakan Top Cofee cukup memukau di awal-awal launchingnya. Penjualan Top Coffee melonjak signifikan. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan para salesman Top Cofee sampai barang di gudang kosong sampai beberapa minggu alias kehabisan stok, karena permintaan yang cukup tinggi. Namun dengan beriringnya waktu penikmat kopi sejati tidak bisa di bohongin lidahnya soal “Kopi Sejati”. Berarti penulis dapat menyimpulkan sesuai teorinya Mowen bahwa penikmat kopi sejati mulai beralih ke merk lain hanya karena alasan ingin mencoba-coba bukan karena berpindah ekstrim 100%. Bisa jadi indikator kuatnya penjualan Top Cofee di awal-awal launching karena faktor ini, Konsumen cenderung ingin mencoba produk baru. Namun setelah di coba-coba kok kurang cocok sesuai seleranya, dia akan kembali ke merk yang selama ini di gandrunginya, yaitu kopi Kapal Api.

Bahkan dari hasil survey tersebut penulis mendapat temuan yang unik yaitu responden penikmat kopi seorang ibu rumah tangga sekaligus pedagang di Pasar Mojoagung mengaku saya lebih suka Kopi Kapal Api, karena citra rasa kopinya sangat terasa dan menggigit. Bahkan ketika penulis mewancarai penjualannya beliaupun bisa merating dengan tegas penjualan di tokonya, Pertama di dominasi Kapal Api, Kedua, Torabika, Ketiga Nescafe, Kempat White Coffee atau Top Coffee. Penulis, penasaran” Bu!, kok Top Coffee malah berada di urutan terakhir?”Dengan enteng beliau menjawab, “Mas lha wong kopinya aja kurang nikmat gimana mau laku keras?he.he. celoteh ibu tersebut.

Oh, sebuah pengakuan jujur, penikmat kopi sejati yang tidak bisa di bohongi lidahnya soal kopi.

Memang sih setelah penulis mengumpulkan informasi dari sana sini dari responden, ternyata memang kopi Kapal Api memiliki keistimewaan keaslian kopinya, maksudnya Kopi Kapal Api memiliki cita rasa yang khas dan unik bagi penikmat kopi sejati, bukan sekedar kopi biasa, namun punya rasa. “Ealah, ternyata aku baru tahu, kalo kopi asli dengan kopi yang campuran itu rasanya beda!” Sehingga penulis menyimpulkan “Hebatnya Top Cofee belum mampu menggeser PENIKMAT KOPI SEJATI kopi Kapal Api.”

BAGAIMANA MENURUT ANDA, PARA PENIKMAT KOPI SEJATI DI KOMPASIANER?

SALAM

By “ABI CALLYSTA”

Catatan: segala diskusi yang ada disini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan atau mempromosikan suatu produk/merek/jasa. Penyebutan merek dilakukan untuk melakukan perbandingan secara langsung, dan ditujukan untuk menjadikan diskusi lebih menarik. Segala pendapat yang ada hanya merupakan pendapat pribadi, dilakukan dengan akal sehat dan niat baik untuk kepentingan diskusi mengenai dunia Sales & Marketing. Segala kesalahan data, apabila ada, agar dikesampingkan karena tidak menjadi pokok penting dalam penulisan dan diskusi.

ARTIKEL LAIN TENTANG TOP COFFE KLIK DISINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun