Mohon tunggu...
Abi Bramastha
Abi Bramastha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UAJY

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Bali, Bentuk Keagamaan Sekaligus Kesenian

7 Maret 2022   17:16 Diperbarui: 7 Maret 2022   17:32 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Indonesia selalu diminati oleh berbagai kalangan dari seluruh penjuru dunia. Indonesia terkenal memiliki kebudayaan yang sangat beragam dan menarik untuk diteliti lebih lanjut oleh para peneliti mancanegara. Dari sekian banyaknya budaya yang ada di Indonesia, Bali menjadi salah satu pilihan yang paling menarik dan banyak diminati oleh turis-turis mencanegara. Pulau 1000 Pura ini menyimpan berbagai kebudayaan dan keindahan alam yang memukau sehingga menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di Indonesia.Salah satu peneliti dari The Journal of Aesthetics and Art Criticism, Stephen Davies memfokuskan penelitiannya mengenai kultur bali yang dipaparkan kepada turis asing sebagai sebuah bentuk pertunjukkan seni. Stephen membahas mengenai seni yang dikaitkan dengan agama mayoritas penduduk Bali yaitu agama Hindu dan seni sebagai sebuah komunitas di Bali.
Penelitian Stephen menjadi sangat menarik bagi para turis asing yang ingin mempelajari budaya Bali lebih dalam. Seperti yang kita telah ketahui berbagai Pura di Bali bukan hanya sebagai bentuk simbolis keagamaan tetapi juga dianggap sebagai sebuah seni yang menjadi ciri khas pulau Bali. Dalam jurnalnya, Stephen menjelaskan bahwa tarian dan pertunjukkan yang dilakukan di Bali memiliki kelas-kelas untuk mengklasifikasi tarian apa yang pantas ditampilkan sebagai sebuah bentuk pertunjukkan. Sekalipun telah terbagi menjadi beberapa kelas tetapi segala pertunjukkan yang disuguhkan kepada turis asing maupun pada saat acara keagamaan memiliki tujuan untuk memuja kekuatan Tuhan. Kesenian menambah esensi dari sebuah hari raya besar bagi kebudayaan Bali dan masyarakat Hindu, sebagai masyarakat Bali sendiri saya dapat membenarkan hal tersebut. Hari raya terbesar bagi umat Hindu adalah Galungan, pada saat Galungan setiap keluarga akan merangkai Penjor sebagai simbol hari raya Galungan. Kesenian Bali tidak hanya berbentuk sebuah tarian dan benda tetapi musik juga menjadi instrumen yang penting dalam berbagai upacara adat. Dalam bermusik berbagai alat musik digunakan seperti gamelan, gong, suling dan sebagainya. Alat musik tersebut dipadukan dengan nyanyian, Stephen menjelaskan segala macam bentuk kesenian yang ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan adat memiliki makna bahwa Tuhan merupakan entitas yang dapat melakukan banyak hal sekaligus. Maka dari itu dalam satu pertunjukkan terdapat banyak instrumen musik, tarian, dan benda-benda keagamaan lainnya. Hal menarik lainnya dalam jurnal Stephen Davies adalah pembahasan mengenai performer yang menampilkan pertunjukkan adat tersebut. Kebanyakan performer ternyata tidak dibayar sepeserpun karena seluruh pertunjukkan merupakan bentuk upacara adat dan bagi saya menjadi sukarelawan menjadi performer merupakan salah satu bentuk persembahan kepada Tuhan. Bali menjadi sangat menarik karena upacara adat yang dilakukan di berbagai daerahnya dapat secara tidak langsung menjadi sebuah pertunjukkan seni bagi turis lokal maupaun turis asing yang ingin mempelajari budaya Bali.

Kesenian di Bali tidak hanya berhubungan dengan agama tetapi juga berhubungan dengan komunitas masyarakat Bali. Penelitian Stephen dapat dibilang cukup mendalam karena membahas mengenai salah satu komunitas dalam suatu wilayah yang disebut dengan Banjar. Komunitas ini menjadi wadah bagi para artist untuk berkesplorasi dan berkolaborasi di lingkungan sekitarnya. Stephen juga menyinggung mengenai komunitas layang-layang yang menjadi salah satu bentuk kegiatan banjar. Saya sendiri cukup mengenal bagaimana aktivitas berlayang-layang dan perlombaan yang sering dilaksanakan oleh sebuah komunitas layang-layang. Untuk menaikkan sebuah layang-layang yang besar perlu persiapan yang matang dan gotong royong dari seluruh anggota yang berpatisipasi. Kegiatan ini menunjukkan ciri khas dari bangsa Indonesia yaitu bergotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

Seluruh penelitian Stephen menunjukkan bahwa kesenian memiliki makna yang lebih luas bagi masyarakat Bali, seluruh aspek kehidupan dapat dikaitkan dengan seni. Jurnal Stephen memberikan pembelajaran bagi pembacanya, mengingat bahwa jurnal Stephen dituju untuk turis asing maka dalam jurnalnya ini secara tidak langsung menerapkan Teori Belajar Sosial yang dicetuskan oleh Bandura. Secara singkat teori belajar sosial merupakan proses interaksi yang terjadi antar individu yang terjadi karena pengaruh lingkungannya. Teori ini memiliki empat tahap dari mengamati sebuah perhatian dari seseorang, proses mengingat, tindakan bantuan, dan melakukan proses pembelajaran sosial yang dimotivasi dari dalam diri individu yang mempelajari. Penelitiannya dapat menjadi pengetahuan bagi turis asing untuk mempersiapkan diri dalam mengenal budaya Bali. Para turis biasanya hanya datang untuk melihat-melihat tanpa mencoba mengerti makna yang ditanamkan dalam setiap kesenian Bali dan dengan jurnal ini para turis asing dapat termotivasi untuk memaknai atau bahkan berkontribusi secara eksternal dalam setiap pertunjukkan yang dilaksanakan.

Daftar Pustaka :

Davies, S. (2008). Balinese Aesthetics, The Journal of Aesthetics and Art Criticism, 65(1), 21-29.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun