Mohon tunggu...
banyu topan
banyu topan Mohon Tunggu... -

berkelana dibelakang setir angkot, mencari sebuah pembelajaran. merespon sebuah senyuman. menanti sebuah harapan, mendengar sebuah permohonan. mengutuk kalau ada yang nyalip.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ucok feat Banyu (Episode Polres Cibinong)

9 April 2014   15:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sini kau cok, aku pengen cerita sama kau jangan sampai kau berbuat bodoh sepertiku yang dapat merugikan diri sendiri dan itu rasanya engga enak. Segitu pentingkah cerita mu bang ? emang engga penting2 amat tapi ini akan menjadi penting untuk masa depanmu.

aku ingin ceritakan kisah ku memperpanjang SIM A di POLRES CIBINONG

Dari malam banyu sudah mempersiapkan segala keperluan yang nanti akan ditanyakan sampai dimintakan petugas pejaga loket pendaptaran SIM itu. pertanyaan2 kecil sedini mungkin kulontarkan kepada kawan yang sudah berpengalaman memperpanjang SIM disana. ternyata hanya sedikit tenaga yang aku harus persiapkan disana dengan sedikit informasi itu aku menyambutpagi itu dengan antusias. tenyata pagi itu tiba Tuhan tak memberikan kehendak kepada sang mentari untuk bersinar memberikan cerita pembentukan karbohidrat dalam tumbuhan klorofil yang di bantu oleh karbon diosida dan HO2. antara gunung putri dan cibinong yang ada hanya jutaan tetesan air yang turun dari langit yang sedang menari dengan angin dipayungi oleh awan hitam. motor ku nyalakan mesin pun memanas segera ku tarik gas jalan Mercedes Benz wanaherang saat itu masih sepi hiasan kubangan jalan yang mengaga tak ayal seperti tempat pemandian buaya lima ekor di letakan masyarkat setempat pun berkumpul kegirangan. Perusahan perusahan besarpun kanan kiri jalan berdiri tegak membisu angkuh karena para penguasa dollar jelas terpatri dengan tembok raksasa sebagai benteng pertahanan seolah mereka tak mau dipersalahkan dengan apa yang terjadi di depan yang tercium hanya bau amis tangan pejabat pemerintah yang dengan tega memakan uang perbaikan jalan.

Tiga puluh menit ku tempuh perjalanan sampailah aku didepan gerbang istana angker tempat para penegak hukum berdikari. poss jaga ku lewati tak ada teguran bahkan sapaan selamat pagi karena mungkin mereka mengerti masyarakat yang datang kesana ada keperluan sama pihak yang berwajib dan menjadikan itu semua lumrah adanya. Di dalam salah satu gedung serbaguna samping masjid ada beberapa polisi sedang menyodok nyodok bola warna warni berangka diatas papan hijau yang lumayan lebar dan panjang terlihat karena pintu depan gedung itu terbuka lebar. Mesin motor ku matikan jass hujan kulipat, kusimpan helmet pelindung kepala diatas kaca spion saat itu suasana masih sunyi dengan keramainandi dalam masjid ada beberapa anggota polisi sedang melaksanakan shalat dhuha, tak jauh dari ku terlihat petugas photo copy sedang melayani satu orang pelanggannya untuk menggandakan KTPnya dengan mesin photo copy tersebut aku pun bergegas menghampirinya.

Sekedar basa basi,mau bikin sim juga bang ?? dan memang bisanya apabila adaorang pagi pagi berada di tempat pelayanan photo copy POLRES CIBINONG sudah dapat dipastikandia itu sedang melengkapi keperluan dalam membuat SIM karena photo copy KTP itu salah satu persyaratannya. Berapa bu ? Tanya orang itu kepada petugasnya. seribu rupiah. Dengan seribu rupiah anda mendapatkan dua lembar photo copy KTP. Yang kalau diluaran hanya dengan lima ratus rupiah saja. Dan orang itu kembali kepada dua orang temennya yang sedang asik mengobrol di bawah pohon palem. Aku pun kembali sendiri untuk menghilangkan jenuh aku coba muter muter sekedar liat situasi keadaan setempat ada tempat praktek ujian motor yang basah karena saat itu hujan gerimis kecil masih belum dapat berhenti, pamphlet pamphlet dan sepanduk besar bertuliskan CALON dilarang masuk kegedung ini . tidak dengan CALO dijamin lebih murah. dari isi tulisan pamphlet itu aku berpikir berarti calo di sekitar sekitar POLRES masih banyak gentanyangan.

Pak maaf mau Tanya untuk mengurus pendaptaran memperpanjang SIM daftarnya kemana yah ?aku bertanya kepada petugas berseragam biru muda denga logo polisi bayangkara di samping tangan kanannya yang sedang lewat depan mataku. Oh bapak sudah bikin keterangan sehat. Belum. Oh gitubapak bikin keterangan sehat dulu yang tempatnya itu persis belakang masjid itu masuk gang kecil nyebrang kali kecil disana adanya nah nanti dari sana bapak masukan berkas itu keloket pendaptaran itu ada tulisannya loket sim baru dan perpanjang bersebelahan bapak berseragam biru mudaitu asik menerangkan kemudian ada dua orang menghampiri kami sekedar ingin mendapatkan informasinya apa yang sedang kami perbicangkan karena dua orang itu sama sama mau bikin sim juga. Oh iya terima kasih banyak pak atas informasinya. Beliau mengakhiri pertemuan kami dengan kata mau dibantu engga, dengan wajah malaikat keseriusanya itu ??

Aku coba ingin mengecek kesehatan yang tepatnya ada di belakang masjid itu sampai disana aku di temukan dua orang pejaga sedang menunggu tumpukan map berwarna biru tua dan beberapa box pulpen seperti sedang berjualan dengan pakian bah layaknya intel sedang menyamar.salah satunya diantara merekapun bertanya kepada ku mau bikin baru apa mau memperpanjang. Akupun langsung menjawab mau memperpajang pak. Mana sim aslinya sama photo copian KTPnya dia pun langsung mengambil barang itu dan langsung memasukannya kedalam map biru tua dan mengeluarkansatu buah pulpen dari dalam box langsung mensteples sim dan KTP itu dalam satu maf. Dia pun bertanya kepada ku mau di bantu engga langsung photo engga perlu cek kesehatan ? memang saat itu klinik kesehatannya belum buka. sebenernya aku cewa dan berharap juga proses perpanjang sim ini lancar lancara saja.Kalau di bantu berapa pak ? dua ratus ribu itu pun kalau mau dibantu . Sedang aku berpikir karena dulu pun waktu membuat sim tiga hari berturut turut pulang pergi ke POLRES CIBINONG hanya tidak mau menerima bantuan dan akhirnya di bantu juga nembak jadi dua ratus lima puluh ribu. di belakangku ada orang yang ditanya sama persis sepertiku dan dia langsung dengan tegas menjawab ‘engga sendiri aja’. Dan dari situ aku mendapat keberanian untuk katakan tidak. Oh ya udahengga apa apa biayanya lima ribu.

Gadis muda berkurudung ungun sedang membuka pintu dan beres beres klinik kesehatan tersebut. Aku bergegas mengambil nomer antrian dan mandapatkan no urut yang kelima . tak lama dari itu gadis muda berkerudung ungu itu setengah berteriak no antrian 1,2,3,4, dan 5 silakan masuk. Satu persatu secara maraton naik ketimbangan dan ukuran tinggi badan dilanjut tensi darah sambil baca angka dalam buku yang tersamar bulatan berwarna kecil kecil 2 dan 47 aku membacanya, dua puluh ribu biayanya.buset dah enak bangat ya orang cari duit disini. Jujur aku kecewa dengan semua ini rasanyapengen pulang ambil air wudhu dan mengelar sajadah dan menagis sedih “ya Tuhan kenapa harus begini ?

Didalam kecewa aku berjalan terlihat jelas dari jarak tujuh meter ada sesosok wanita tinggi berkulit bersih berkrudung coklat, baju hitam bergaris garis putih bercelana coklat bahan kain jatuh dengan sandal hak tinggi sepuluh senti dan tas coklat cantik serasi digandengnya seketika rasa kecewaku sirna dia bagaikan bidari yang terjatuh dari kayangan karena kaget mendengar suara petir yang saat itu masih bersautan dia menelusuf kedalam tubuh seolah morpin yang terhisap memicu endorphin dan melatonim meningkat kenyaman memicu angan angan berbuah adrenalin wow fantastic. Dada ini berdebar rasa ingin tahu meningkat tajam otak dituntun untuk berpikir dua belahan otak kiri dan kanan seketika rapat untuk memutuskan sekiranya tidakan apa yang aku harus aku perbuat. Tangan ini sudah dapat merasakan kelembut tangannya, hati terus berdzikir andai dan andai. Tapi kaki ini tak bisa bergerak kearahnya.

Ini pak berkas persyartanya. disampingku persis gadis itu sedang memaksukan berkas pembuatan sim baru. Silakang tunggu di ruang tunggu tepat di belakang gedung ini dan tunggu panggilan ya. Rasa gelisa terus menghantui karenadia gadis itu tepat di belakangku.takut ini dan itu menjadi duri yang menusuk nusuk. Tempat duduk kami pun terpisah jauh aku memandanginya mencurinya lewat kaca riben hitam yang terpasang berbaris dijendela kantor satlantas itu. Hampir satu jam tak terasa aku duduk nama nama dari spiker itu terus keluar dan memanggil satu persatu perserta banyak yang harus datang mengulang kegagalan tes. Wandi, herman Zahra, nanda, riena, dinda. sukirman dari ciawai, Sueb, Mahmud, udin silakan masuk ke ruang no loket 3dan ternyata dia gadis cantik itu masuk aku engga tau peris dari deretan nama yang dipanggil nama yang mana yang di kenakan gadis cantik itu untuk menjadi panggilanya sehari harinya. Mengisi kesepian dari menatap wajah cantiknya aku coba berbicang bicang dengan seorang ibu tepat duduk disampingku dengan membawa anak umur kira 4 tahunan.

Ibu mau bikin sim juga apa memperpanjang ???

Iya saya mau bikin sim baru.mas mau bikin juga ? tanya ibu itu

Engga saya mau memperpanjang bu. Engga tau juga nih saya dari pagi engga di panggil panggil padahal saya masukin berkasnya dari pagi tadi dan sampai sekarang belum di panggil memang sih kalau kita engga ikut aturan mereka seperti tawan tadi di tempat kesehatan. ya begini jadinya lama. Dalam perbincangan aku sedikit banyak mempermasalahkan dan menjelekan polisi dan yang lainnya katanya engga pake calon ko tapi tetep masih banyak calo juga berkeliaran dengan wajah kecewa aku bercerita panjang lebar.

Ibu ada yang bawa apa sendiri ?

Saya istrinya anggota bayakangkara mas rumah saya deket deket sini.

Ketika itu wajahku kecut takut.

Ibu anaknya sudah sekolah, umur berapa, wah bentar lagi masuk paud atau TK doang ya ibu anaknya cantik yah ?

Dari situ aku engga mau ngomong sembarangan lagi disana tak lama ibu itu di panggil oleh spiker dan dari ruang itu keluar juga gadis cantik berkerudung coklat itu dengan beberapa orang yang lainnya. Aduh mas saya nitip payung yah. boleh engga yah anak saya ikut masuk .bawa aja bu timpalku. payung ini biar saya jagain nanti kalau ada supir ibu saya serahkan payung ibu. Karena mereka tadi datang bertiga dan laki laki itu ternyata supirnya.

Dahaga itu masih terobati dengan keluarnya gadisberkerudung colat itudari ruang test uji materi loket tigadan kembali aku melancarkancurianpadangku untuk saat ini harus bebesar besaran sekali memandang kaca riben hitam itu pantang untuk ku berkedip satu menit berlangsung delapan menit sudah matakupun berkedip karena dari kaca itu keluar seorang polisi dan berkata yang tadi yang sudah lulus nunggunya jangan disini di pendopo depan sana dan Zahrah. Iyajawab gadis cantik berkrudung coklat itu. kamu jangan menunggu disini didepann pendopo yah. Ternyata gadis cantik itu nama Zahrah yang menurut bahasa arab artinya bunga. Zahra memang kamu tak menebar wewangin dari dalam dirimu tapi wajah mu memalingkan duniaku dan aku terpesona, nama mu selaras dengan rupamu, namamu selaras dengan anggun indah pesonamu. Zahra sungguh aku terjatuh.

Zahra pun berdiri dan berjalan meninggalkan aku dan yang lain yang sedang menunggu giliran panggilan . langkahnya yang semakin menjauh berkolerasi dengan nafasku yang berangsu asur menyesak. Zahrahkamu telah berhasil membuat aku tersengal sengal benapas.Dari situ otak yang tadi rapat mulai mengirimkan sinyal kepada tubuh ini untuk berdiri bertindak akhirnya aku menghampiri petugas dan bertanya.

Pak saya dari pagi tadi sudah memasukan berkas untuk perpanjangan sim tapi sampai jam segini belum ada panggilan.

Oh anda salah ruang tunggunya harusnya anda menunggu di ruang tunggu pendopo depan dan nanti ada yang panggil pasti. Akhirnya wajah cantik zahrah masih bisa aku lihat. Dan dia duduk dikursi sedang menuggu panggilan selanjut dan tetep aku mengawasinya dari jauh. nama nama perserta selajutnya pun di panggil dari situ aku berpikir bagaimana mungkin si petugas tadi tahu namaku dan akan memnggilnya sedang berkasku pun sudah masuk dari pagi hari. Akhirnya aku coba bertanya kembali kepada petugas karena aku ingin mengakhiri siksaan ini dari petugas itupun aku mendapatkan informasi mungkin berkas anda keselip coba Tanya loket pembayaran itu dan tenyata benar berkas itupun terselip. Atas nama Zahra silakan menemui loket pembayaran BRI dari situ zahrah berada di belakangku kembali dan aku sekarang kebagian menunggu bagian untuk di panggil bagain photo tak berselang lama aku duduk zahrahpun ada yang memanggil petugas setempat Zahra mau kemana . sekilas aku mendengarnya mau ke toilet dulu pak. Dan sipetugaspun mengambil berkas itu dan memasukan berkas itu keloket empat.

Banyu, zahrah, abidin, sanusi silakan masuk loket lima dari situ aku girang bukan main mungkin ini saatnya aku bisa berkenalan dengannya rasa dimana sudah melayang jauh akhirnya saat itu tiba juga siksaan itu bisa tuntas disini aku pun masuk ruang bersama yang lain. Aku lupa tenyata zahra gadis cantik itu masih di toilet. Selesai di photo aku keluar dan melihat zahra sedang duduk menunggu tepat disampingnya ada kursi kosong dan saat itu keberaniaku ciut kembali. Akupun duduk lima kursi jarak dari Zahra. Akupun berpikir modus apa yang harus aku gunakan dan kata yang mana aku harus katakan akhirnya aku berdiri berjalan dan ingin duduk disampingnya dan berkata Zahra tadi nama kamu di panggil barengan dengan namaku pada saat kamu berada di toilet. Pass depan wajahnya aku melihat pipinya terlihat kemerah kemerahan bibirnya tipis mungil berwarna pink muda dan syukur alhamdulilah mulutku berhasil mengatakan apa yang menjadi modusku.

Kau tau cok ?

Tau apa bang ? dari matanya itu seolah menjabarkan kriteria laki laki yang dapat membuathatinya terpesona dan rela kalau dirinya itu dipersunting dan jadikan sebagai ratu dan aku sebagia raja di istana yang sederhana sekalipun dengan sarapan pagi nasi uduk buatan mpo eha dan makan siang semur jenggo bu siti dan malem menu yang sama adalah :

Wahai laki laki aku ini muslimah baik baik. aku tidak akan tunduk pada kekuasaanmu, aku tidak takut dengan acamanan mu aku hanya akan tunduk kepada mu karena kesalehan dan kebijaksaanmu dalam beragama.

Wahai laki laki aku ini muslimah baik baik, aku tidak silau sama harta aku tidak akan terpesona akan ketampanan rupamu yang aku muliakan adalah ilmumu yang banyak dan bermanfaat bagi orang banyak

Wahai laki laki aku ini muslimah baik baik aku tidak akan kagum dengan segala unsur modusmu karena aku hanya akan bangga kepada taganmu yang terampil dan kreatif memuliakan anak yatim dan janda tua sekililing rumahmu.

Wahai laki laki aku ini muslimah baik baik aku tidak akan merasa rugi menolak pemberiansesuatu yang mewahan yang kamu tawarkan dan aku akan merasa rugi dengan mu jika engkau mengajak aku ibadah hanya karena Allah semata.

Bang lalu gimana jadikah kau kenalan dengannya ?

Engga, Engga, pas aku berjalan mengakat tangan dengan telunjuk menujuk gadis itu setikar lima puluh senti meter dari nya.  zahrah ya .... sapa ku kepadanya. suara spiker pun tepat memanggil namanya jadi aku kalah keras dengan spiker informasi.

Bodoh kau bang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun