Mohon tunggu...
banyu topan
banyu topan Mohon Tunggu... -

berkelana dibelakang setir angkot, mencari sebuah pembelajaran. merespon sebuah senyuman. menanti sebuah harapan, mendengar sebuah permohonan. mengutuk kalau ada yang nyalip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopiah The Modus

30 September 2014   04:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari pertemuan pengajian itu di masjid At Tein Taman Mini Jakarta Timur, membawa aku dan dia masuk kedalam proses ta 'aruf, proses dimana seorang muslim dan muslimah satu sama lain saling mengenal dengan pertanyaan yang dalam sekalipun untuk menuju mahligai pernikahan. visi dan misi kedepan serta keinginan dari setiap masing masing sedemikian rupa sudah diutarakan dan waktu khitbah pun sudah ditentukan.

Aku memang muslimah yang ingin sekali menikah tanpa harus melalui proses pacaran karena dalam islam proses itu tidak ada, memang ada salah satu dari teman kuliahku yang mendekati ungkap dia " boleh aku mengenalmu lebih dekat " selain kuliah dia juga adalah pejual buku - buku anak sekolah dan dia membuka kiosnya disamping pasar kremat jati. tapi karena dari niatnya seperti ngajak pacaran aku lebih memilih ta'aruf itu dari pada teman kulaihku.

Setiap malam aku selalu berdoa dan istihoro setiap jam 1 dini pagi blackberry ku selalu mendapat pesan " pintu surga oleh Allah dibuka lebar - lebar untuk siapa orang yang mau dekat Allah dengan tahajutnya " pesan ini setiap malam pasti aku dapat selama dua bulan berturut- turut sampai pada hari H. dia adalah sang lelaki idaman setiap muslimah dengan niat seriusnya dia yang mengajakku untuk menikah dengan proses ta'aruf.

Dua bulan berlalu akhirnya aku akan dinikahi olehnya. pernikahpun terjadi hanya dihadiri oleh keluarga besar dari mempelai laki - laki dan sanak saudaranya dan keluarga ku pastinya. akad itu berlangsung hidmat didalam masjid sunda kelapa jakarta pusat. air matapun tak terasa menetes karena bahagia ketika dia mencium keningku untuk yang pertama kali didepan keluarga. karena tidak ada lagi kebahagian bagi seorang muslimah yang terindah bisa berduaan dengan lelaki yang sudah bukan haramnya alias halal.

Malam pengantin pun hanya aku dan dia seperti bulan bertabur madu semua terasa manis, mataku dua, hatiku satu karena aku dan dia menyatu tanpa pernah ada dingding penglahan keraguan yang membatu, bau surga seakan mampir kedalam kamarku mengisi keseluruh selala yang membisu. cahaya yang temaran berbalut rindu karena seumur hidup aku baru bertemu dengan kekasih halalku. hati ini berdesir malu dan bertasbih puja puji ke sang ilahi robi.

Aku dan dia sebelumnya melakukan shalat dua 2 rakkat diapun berdoa Ya Allah berkahilah aku dan keluargaku dan berkahilah mereka untukku. Ya Allah satukanlah kami sebagaimana telah engkau satukan kami karena kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau pisahkan untuk satu kebaikan.aku dibelakang sebgai makmum mengaminkan dengan linangan air mata keharuan dan suka cita. Ketika tangan dia berada diatas kepalaku dengan berdoa. subhanallah aku terbuay dengan kalimat yang diucapakan olehnya seperti rayuan malaikat kepada manusia biasa. mungkin para bidadari surgapun bisa iri melihat keadaanku pada malam itu.

abang abang.......... akupun membangunkan dia ingin sekali mengajaknya tahajut karena waktu menujukan pukul 2.15 masih ada waktu untuk kami bersimpuh memohon dan berdoa di 1/3 malam yang indah ini. dengan rasa sakit dan ngilu dari salah satu bagian tubuhku yang masih kurasa aku coba membangunkannya. abang abang bangun yuk kita shalat tahajut.

emhhh apa ? shalat tahajut yu.
engga, kamu aja yang shalat sedirian aku males cape udah jangan ganggu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun