Mohon tunggu...
Abi Ahmad Haidar Albani
Abi Ahmad Haidar Albani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seseorang yang suka belajar hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketergantungan Mahasiswa Terhadap Penggunaan ChatGPT

20 Desember 2024   19:53 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:53 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi menjadi hal yang mendampingi kehidupan manusia saat ini. Salah satunya yaitu pada bidang kecerdasan buatan seperti ChatGPT, sebuah produk yang dikembangkan oleh Open AI. ChatGPT merupakan salah satu teknologi kecerdasan buatan yang dapat melakukan percakapan dengan penggunanya. GPT (Generative Pre-trained Transformer) merupakan chatbot yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang diinput melalui kolom chat.

Kemampuannya dalam memberikan solusi dengan cepat membuat ChatGPT banyak digunakan di seluruh kalangan masyarakat, salah satunya yaitu mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa, saya menyadari bahwa mayoritas mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk memudahkan proses perkuliahan mereka. Biasanya, mereka menggunakan ChatGPT untuk mencari ide, membantu mencari penyelesaian masalah, merangkum materi kuliah, dan juga mencari bahan diskusi. ChatGPT juga dapat digunakan untuk  mempermudah  beberapa  aspek  penelitian,  seperti  pencarian  data, peringkasan informasi,  dan  penemuan  referensi. 

Namun, solusi praktis yang ditawarkan oleh ChatGPT justru menimbulkan ketergantungan. Mahasiswa cenderung mengandalkan ChatGPT tidak hanya untuk membantu mencari referensi, tetapi melakukan plagiasi secara keseluruhan tanpa melakukan penelitian atau usaha yang cukup. Mereka merasa bahwa penggunaan ChatGPT dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan tugas dan tidak peduli akan kebenaran data yang disajikan. Hal ini akan berakibat pada penurunan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah secara mandiri.

Selain itu, terdapat beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh ketergantungan ChatGPT seperti:

  • Penurunan kemampuan berpikir kritis. Rata-rata mahasiswa hanya menerima jawaban dari ChatGPT secara mentah-mentah tanpa memeriksa atau mengevaluasi jawaban tersebut, yang mengakibatkan menurunnya kemampuan berpikir kritis mereka.
  • Kurangnya kreativitas. Ketika mahasiswa hanya mengandalkan ChatGPT dalam menyelesaikan tugas, hal ini akan menurunkan tingkat kreativitas mereka. Mereka menjadi malas mengembangkan ide baru dan hanya berpatokan pada jawaban yang disediakan oleh ChatGPT.
  • Plagiarisme. Penggunaan ChatGPT untuk mengerjakan tugas tanpa perubahan atau pengembangan lebih lanjut bisa mengarah pada plagiarisme dan melanggar integritas akademik.
  • Mengurangi kemampuan menulis. Alih-alih mengasah kemampuan untuk menulis secara mandiri, mahasiswa biasanya lebih memilih untuk menggunakan AI sebagai solusi cepat untuk mengoreksi karangan yang mereka tulis.

Dari beberapa dampak negatif tersebut, diperlukan sebuah solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap ChatGPT, diantaranya yaitu:

  • Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Mahasiswa perlu diajarkan untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif dari ChatGPT, tetapi juga untuk mengevaluasi, menganalisis, dan mempertanyakan informasi yang diberikan.
  • Meningkatkan kreativitas. ChatGPT sebaiknya hanya digunakan sebagai alat bantu untuk memperluas pemahaman atau memberikan wawasan tambahan, bukan sebagai solusi utama dalam menyelesaikan tugas.
  • Meningkatkan pemahaman tentang plagiarisme. Mahasiswa harus mengetahui bahwa menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas tanpa modifikasi yang memadai bisa dianggap sebagai plagiarisme.
  • Meningkatkan keterampilan menulis. ChatGPT dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memberikan ide atau membantu memperbaiki tata bahasa, tetapi bukan sebagai pengganti dalam proses menulis.

Dengan melakukan berbagai solusi inilah, mahasiswa diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada ChatGPT. Kita bisa memanfaatkan teknologi secara bijak sebagai salah satu media yang membantu dalam perkuliahan. Hal yang perlu diperhatikan adalah fokus terhadap perkembangan keterampilan individu dan cara berpikir kritis, sehingga ChatGPT dapat dijadikan sebagai alat bantu yang mendukung dan bukan menggantikan dalam perkuliahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun