Bicara soal politik, jelang Pilpres suhu makin panas (gak pake 'bung' ya). Para pembesar negeri saling mendeklarasikan dukungannya kepada capres yang tersedia.
Pembesar yang belum memperlihatkan dukungan nyatanya adalah SBY. Sudah menjadi rahasia umum (rahasia kok umum tau ya) bahwa SBY masih terlibat 'perang dingin' dengan pembesar lainnya, Megawati Soekarnoputri. Bimbanglah SBY, mau dukung Prabowo tapi dulu SBY ikut mecat Prabowo (kata dokumen yang kemaren rame itu lho ya). Mau dukung Joko Widodo tapi kepentok sama you know who.
Kelimpungan lah orang-orang sekitar SBY. Mereka bekerja keras siang-malam guna mencarikan jalan yang paling cantik buat si Bos.
Akhirnya, orang-orang sekitar SBY berhasil mencarikan jalan untuk bertemu dengan Megawati Soekarnoputri. Persiapan pun dilakukan. Pertemuan itu harus sukses karena itu di agendakan masuk dalam buku pelajaran sejarah anak-anak sekolah dasar.
Tanpa diketahui oleh publik termasuk wartawan yang biasanya sudah tahu peristiwa yang akan terjadi sebelum diinformasikan secara resmi, pertemuan pun digelar pada hari Minggu nan cerah.
Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, SBY bertemu dengan Megawati Soekarnoputri!
Layaknya adat ketimuran, setelah salaman, SBY hendak cipika-cipiki dengan Megawati. Tapi sebelum itu terjadi, SBY masih sempat bertanya pada Megawati:
"Dengan hormat Bu, saya mohon ijin untuk cipika-cipiki dengan Ibu sebagai tanda persahabatan, Ibu tidak berencana menolak kan?" tanya SBY dengan serius. Bu Ani juga sudah siap dengan kamera DSLRnya untuk menangkap momen bersejarah itu.
Megawati menjawab "Ya ndak tho Pak SBY, memangnya saya tokoh sebelah apa"
Cipika-cipiki pun terjadi. 'Perang dingin' sekian tahun itu berakhir dengan indah. Bu Ani pun dapat melaksanakan hobinya. Semua senang pada hari itu. Alhamdulillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H