Beragam manusia kita lihat di sosial media tampil dengan segudang pencapaian yang mereka punya. Memiliki seratus ribu followers, menjadi influencer, bekerja di perusahaan ternama, memiliki muka yang rupawan, dan segala kelebihan yang lainya dipertontonkan setiap hari di layar kaca kita. Perkembangan zaman akan sebuah media sosial ini seolah memberi kesan orang yang tidak memposting apapun berarti tidak dikenal dan tidak memiliki pencapaian. Padahal belum tentu orang tersebut tidak mencapai apapun dalam hidupnya.
Apa yang ditunjukkan sosial media ini pada akhirnya menanamkan di benak kita bahwa standar kebahagiaan itu seperti pencapaian mereka. Bahwa harus memiliki handphone yang bermerk dulu agar dianggap berada, bahwa harus nongkrong tiap weekend di cafe bareng teman-teman agar terlihat kalau diri ini tidak sendiri, dan segala hal lain di sosial media yang dapat dikatakan disini adalah : fana. Sosial media menggiring kita untuk menstandarisasi hidup yang bahagia adalah hidup yang gemerlang akan banyak pencapaian, dimana orang "biasa saja" Â yang tidak memposting apapun di media sosialnya dianggap tidak berhasil dan ketinggalan jaman.
Menjadi orang biasa saja bukanlah sebuah kegagalan. Dimana tidak memposting apapun, atau tidak memiliki media sosial adalah hal yang wajar dan bukan menjadi patokan seseorang harus selalu mengupdate hal di hidupnya. Terlihat tidak mencapai apa-apa pun sebenarnya bukan menjadi masalah. Namun di zaman yang menomorsatukan eksistensi diri ini seakan hal itu menjadi sebuah kewajiban untuk menunjukkan peran kita di dunia ini menjadi apa. Padahal pada dasarnya sekecil apapun kontribusi kita terhadap dunia, kehadiran kita tetap ada dan berperan penting untuk keberlangsungan hidup ini. Apresiasi kita akan sekecil apapun kebahagiaan yang kita jalani sama berharganya dengan pencapaian yang dilakukan banyak orang diluar sana.
Tidak ada salahnya untuk menjadi orang yang biasa saja. Tidak perlu harus menunjukkan segala hal yang kita capai. Â Dilabeli dengan orang yang tidak ada prestasi pun tidak apa. Asal paham betul bahwa bermanfaat bagi orang lain adalah yang paling penting sebagai validasi kita hadir di dunia ini tidak untuk diri sendiri melainkan untuk sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H