Mohon tunggu...
Nur Abid
Nur Abid Mohon Tunggu... -

Kawulo Alit Kemlinthi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kitab Kuning, Kajian yang Mulai Terabaikan

13 Juli 2018   21:02 Diperbarui: 13 Juli 2018   21:03 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mlonggo-banyak sekali macam macam model pendidikan yang sampai saat ini menampakkan eksistensinya di masyarakat, baik itu lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal yang terus berperan aktif dalam masyarakat. Salah satunya yaitu kegiatan ngaji setelah sholat maghrib yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di desa karanggondang kecamatan mlonggo kabupaten jepara(5/7).

Sekilas kegiatan ngaji dilakukan tanpa ada tujuan khusus, akan tetapi nyatanya kegiatan ini membawa dampak yang sangat tidak terduga. Disini para santri di ajarkan untuk menggunakan waktu malam dengan seefisien mungkin karena banyak di luaran sana baik dari yang muda hingga yang tia hanya menggunakan waktu malamnya untuk berhura-hura dan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat.

Kegiatan magrib mengaji sangatlah besar menfaatnya terutama untuk mengisi waktu anak-anak diwaktu magrib dengan hal yang baik dan menangkal kegiatan-kegiatan negatif. 

Hal ini selaras dengan program pada tahun 2011 lalu oleh Bapak Menteri Agama RI Bapak Suryadharma Ali mencetuskan sebuah kegiatan yaitu program pemerintah Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji atau disingkat Gemmar mengaji yaitu suatu gerakan untuk membudayakan kegiatan membaca Alquran setelah shalat Magrib di kalangan masyarakat baik diperkotaan maupun pedesaan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya mengaji saat maghrib yang sebenarnya sudah mengakar jauh di Indonesia.

"Saya cukup antusias dengan keinginan para pemuda yang ingin terus mempelajari kitab kitab kuning (buku khas pondok pesantren yang kertasnya berwana kuning) karya ulama' terdahulu karena zaman sekarang banyak sekali para pemuda yang hanya menghabiskan waktunya hanya untuk mencari kesenangan, banyak yang hanya memikirkan kesenangan dunia tapi akhirat di abaikan", ujar Kyai Nur Rohim. 

"Di dalam kitab kuning terkandung beberapa hikmah dan pelajaran pelajaran yang sangat bermanfaat yang pasti kita dapatkan jika kita mempelajarinya. Tetapi sayang sekarang sudah sangat tidak diminati. Tetapi saya akan selalu siap jika ada orang siapapun itu yang ingin belajar kitab kuning bersama, saya siap membantu", tandasnya kembali.

Ada sebuah ironi bahwa ngaji setelah sholat maghrib di anggap mengganggu proses belajar. Hal ini terjadi karena sempitnya pemikiran orang orang yang sok modern yang menganggap ngaji setelah maghrib baik khususnya mengaji Al qur'an ataupun kitab kitab kuning hanya membuat pikoran anak lelah. 

Padahal nyatanya kegiatan mengaji setelah maghrib berdampak pada wawasan keagamaan yang bertambah drastis akibat mempelajari Al qur'an, tafsirnya dan kitab kitab kuning lain. Tanpa sadar ketika kita mempelajari kitab kuning, materinya pasti ada sangkut pautnya dengan materi yang lain diantaranya tentang sejarah lslamiyah, sirah nabawiyah dan lain sebagainya. Bahkan nahwu sorof pun sangat diperlukan ketika kita mempelajari kitab kuning ini. Sejatinya sistem yang dijalankan sama seperti dengan sistem kurikulum 13 dimana setiap pelajaran saling terkait dan materinya dikaitkan dengan kehodupan nyata.

"Saya sangat bahagia karena bisa mempelajari kitab kuning karena banyak pelajaran yang saya dapatkan dimana saya mungkin tidak mendapatkannya di bangku pendidikan yang lain, diantaranya bab tentang hikmah, nikmat pernikahan, dan pelajaran pelajaran yang lain yang sangat berguna bagi kehidupan saya dan orang orang di sekitar saya", kata Nurul Huda (salah satu santrinya Kyai Nur Rohim).

Diantara kitab yang dipelajari yaitu kitab fathul qorib yaitu sebuah kitab yang berisi penjelasan bagian bagian dari ilmu fiqh. Ada juga kitab jurumiyah yang mempelajari tentang ilmu Nahwu. Ada kitab tafsir Jalalain yang berisi tentang tafsir dari ayat-ayat Alqur'an. Ada juga kitab Ta'limul Mutaallim yang berisi tentang cara menata adab diri kita di setiap kegiatan dan masih banyak lagi kitab kirab yang di pelajari disana.
Semoga saja dengan masih adanya orang-orang yang masih mau mempelajari kitab kuning, akan meberikan inspirasi terhadapkaum muda agar juga ikut mempelajari kitab kitab kuning yang memiliki muatan sangat bagus dan akan bermanfaat jika pelajaran yang didapatkan dari kitab-kitab tersebut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.(NA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun