[caption id="attachment_161736" align="alignleft" width="349" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.COM/GLORI K WADRIANTO)"][/caption] Beberapa hari belakangan kita dihebohkan dengan maraknya peredaran video mesum yang dibintangi oleh (mirip dan sangat mirip) seorang frontman dari sebuah band pop terkenal dan seorang presenter wanita terkenal di negeri ini (AR dan LM). Hanya beberapa hari kemudian, muncul kembali video serupa dengan pria sangat mirip dengan pria yang sebelumnya, namun kali ini dengan wanita berinisial CT. Otomatis semua kalangan penasaran ingin melihatnya, termasuk saya. Kita semua tahu peristiwa ini bukanlah hal yang baru. Sudah ada puluhan artis yang tercatat pernah mengalami kejadian yang sama, dan seperti biasa, jawaban kepada publik adalah sebuah penyangkalan, denial, sebuah kalimat "Itu bukan saya" atau "Itu rekayasa". Sama seperti halnya para petinggi yang terjerat kasus-kasus penyelewengan dana, mereka akan melakukan hal yang sama, "Saya tidak melakukannya", mungkin maksudnya "Saya tidak melakukannya sendirian". Dulu sebelum UU ITE disahkan, peredaran film-film porno lokal dengan format 3gp, mp4 dan kawan-kawannya sangat bebas. Saya tidak bohong, saya juga turut mendownloadnya, dan setelah dihitung dan diperhatikan, banyak sekali orang (artis dan bukan artis) yang mendokumentasikan kegiatan biologis mereka kedalam sebuah video atau foto. Sebuah bukti bahwa potensi pornstar di negeri ini sangat tinggi. Hampir semua dari kita suka untuk menonton aib orang, termasuk saya. Setiap hari kita dicekoki berita tentang aib seorang pejabat korup. Sebuah berita dengan rating yang tinggi untuk industri TV. Lalu kenapa kita tidak jadikan saja para pornstar lokal kita menjadi sebuah bisnis baru. Bisnis yang dapat dijual tinggi di negeri lain. Bisnis yang mempertontonkan aib. Apa bedanya mendapatkan uang dari hasil penyelewengan dengan mendapatkan uang dari hasil penjualan film porno?
- Menyelewengkan dana a.k.a Korupsi, sama dengan meraup uang dengan cara yang salah dan merugikan banyak orang. Sang pelaku bisa terkenal tersorot kamera TV dalam acara berita saat kasusnya terungkap dan di usut (negatif)
- Memproduksi film porno dan mengekspornya ke negara lain sama dengan meraup uang banyak dengan cara yang salah tanpa merugikan banyak orang. Sang pelaku bisa masuk TV dalam acara TV sebagai enterpreneur muda dengan gebrakan bisnis baru (tidak negatif).
Jadi pilih mana? Mudah-mudahan para pejabat yang korup tergugah hatinya untuk pindah profesi menjadi bintang film porno. Agar mereka tetap mempertahankan kekayaannya namun kali ini tidak merugikan rakyat banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H