Mohon tunggu...
Abest
Abest Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Segala puji dan syukur untuk segalanya hari ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngapain Saja WNI di Hongkong?

4 November 2014   20:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 5402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415103563525031092

[caption id="attachment_371966" align="aligncenter" width="560" caption="sumber gambar: http://www.onvsoff.com/wp-content/uploads/2014/05/HONGKONG.jpg"][/caption]

WNI yang tinggal di Hong Kong, alias bukan wisatawan, yang langsung singgah di kepala kita saat mendengar kata WNI dan Hong Kong, adalah TKI. Ya, betul, seperti juga gabungan kata WNI dan Arab Saudi, WNI dan Singapura. Fokus kepada TKI di Hong Kong, kita singkirkan dulu pelajar dan mahasiswa yang sekolah di Hong Kong, dan pegawai pemerintah yang bertugas di Kedutaan di Hong Kong. Lebih fokus lagi kepada TKI di Hong Kong, akan ketemu unsur mayoritas mereka adalah wanita, Tenaga Kerja Wanita asal Indonesia di Hong Kong.

Apa yang dikerjakan TKW Indonesia di Hong Kong? Pekerjaan di perkantoran, di rumah sakit, di pabrik, atau menjadi teknisi atau sopir? Mayoritas TKW di Hong Kong bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Suatu pekerjaan dengan bayaran yang berlipat dibanding bila bekerja di Indonesia. Bahkan seorang sarjana fresh graduated yang diterima bekerja di perusahaan besar di kota besar Indonesia, gajinya belum tentu sebesar bayaran menjadi pembantu rumah tangga di Hong Kong.

TKW Indonesia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di suatu keluarga Hong Kong. Menghemat hidup di HK, tidak suka keluyuran piknik, atau jajan saat hari libur bersama ribuan teman-teman Indonesia di Victoria Park. Seluruh penghasilan dan bonus dikirim kepada keluarga di Indonesia, untuk keperluan hidup anak-anaknya dan juga berhasil membangun rumah yang bagus untuk ukuran kampungnya. Menguatkan hati untuk bekerja hingga dua periode, agar memiliki cukup modal usaha nanti ketika pulang ke Indonesia. Sungguh membahagiakan dan mengharukan mendengar kisahnya.

TKW Indonesia menjadi PRT di Hong Kong, di waktu luangnya rajin membaca baik dari buku-buku maupun sarana online. Setiap kegiatan sehari-hari bersama keluarga Hong Kong tempatnya bekerja diperhatikan dipelajari, hingga detail dalam mengurus dan mendidik anak, juga tingkah laku masyarakat di Hong Kong menjadi pelajaran yang menarik sisi positifnya untuk ditiru. Berteman secara positif di dunia maya lalu menulis di blog keroyokan seperti Kompasiana, sehingga dapat berkenalan dengan orang-orang hebat yang juga sering hadir di blog tersebut. Salut...

TKW Indonesia bekerja sebagai pembantu rumah tangga suatu keluarga Hong Kong. Bekerja tekun dan gaji yang diterima dikirim ke suami yang hanya buruh tani di kampung halaman yang tandus kerontang, untuk membahagiakan anak-anaknya agar dapat merasakan makanan yang bergizi dan enak serta dapat sekolah setinggi-tingginya. Tapi oleh suaminya uang tersebut digunakan seperlunya untuk kebutuhan rumah tangga, sebagian besarnya untuk bersenang-senang lalu kawin lagi. Sungguh menyedihkan ....

TKW Indonesia bekerja sebagai PRT di Hong Kong, sebenarnya banyak waktu luangnya setelah semua pekerjaan rumah tangga diselesaikan. Usia muda penuh hasrat dan belum punya tanggungan di kampung halaman, rutin pergi dolan jajan bersama teman-teman, chatting dengan pacar hasil kenalan di internet, sesama Indonesian yang sedang kerja di Korsel atau Taiwan, atau mungkin juga jadi korban scammer, uang tiap bulan habis menguap entah ke mana. Kontrak habis pulang kembali ke Indonesia membawa sisa uang seadanya, seperti sekedar dari pergi piknik ke luar negeri. Banyak terjadi.

TKW Indonesia bekerja sebagai PRT di Hong Kong, masih muda dan jauh dari kasih sayang suami. Kenalan dengan pekerja-pekerja India yang gagah ganteng seperti Karna di serial Mahabharata, atau berteman dengan pemuda Hong Kong yang cute bak Aaron Kwok. Luar biasa kebahagiaan batin yang tidak akan mampu ditandingi seberapa hebat pun usaha suami. Uang tersedot habis untuk sewa hotel dan biaya jalan bareng, meski sudah patungan ataupun bergantian membayar pengeluaran. Kiriman ke keluarga di tanah air seret, bicara di telepon dengan suami tanpa sadar menjadi kasar, jadinya dicurigai suami, malah ngajak ribut, kontrak habis tak juga pulang, suami pasrah akhirnya menganggap istri hilang. Sungguh kasihan...

TKW Indonesia bekerja sebagai PRT di Hong Kong, gadis kampung tapi wajah menarik, kaget dengan dunia metropolis yang dihadapi, dan takjub dengan peluang yang tersedia bagi potensi dirinya yang tak disadari selama ini, dan tak pernah dihargai para pemuda dulu di kampungnya. Berkenalan dengan segala macam teman baru di lingkungan beraneka ragam dari segala macam suku bangsa yang juga sedang singgah di Hong Kong untuk bekerja. Tidak hanya kelas rendahan, kelas bos dan manager pun bisa dimasuki. Pekerjaan babu? Sudah ditinggalkan, sungguh terlalu mereka kemaren menilai rendah dirinya yang penuh potensi. Bos dan eksekutif Londo Bule pun ternyata penuh sumringah saat memangku memeluk dirinya dan selalu siap mencurahkan kasih sayangnya. Ada yang pintar mengurus diri dan bisa mengeruk lebih banyak uang, ada yang akhirnya pulang dalam peti mati ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun