Mohon tunggu...
Abest
Abest Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Segala puji dan syukur untuk segalanya hari ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kahiyang Ayu, Anak Presiden yang Kurang Kerjaan

24 Oktober 2014   21:27 Diperbarui: 3 November 2017   15:17 2597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: timlo.net/heru murdhani

Kahiyang Ayu, sarjana lulusan UNS Solo yang juga merupakan putri Presiden Indonesia Joko Widodo, mengikuti test CPNS di Solo ? Apakah ini perbuatan iseng remaja yang kurang kerjaan? Mungkin hebat bagi sebagian orang bila menjadi PNS. Tapi untuk dirimu, putri Presiden? Ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa kamu dapat berdikari, tidak tergantung kepada orang tua ? Pandangan dan komentar orang lain itu tidak penting. 

Bolehlah kakak sulungmu telah memiliki usaha katering dengan omset milyaran itu, dia telah memulainya beberapa tahun lalu. Sedangkan kamu, yang ayahmu baru saja terpilih jadi Presiden RI, ingin segera meniti karir kehidupan pribadi ? Egois ! Usiamu masih muda. Mau mendaftar PNS belum terlambat walau 10 tahun lagi. Sehebat-hebatnya karir itu adalah karir yang memberikan manfaat paling banyak kepada semakin banyak masyarakat. Sedangkan suatu tugas yang lebih penting dan lebih mulia ada di depan matamu. 

Orang-orang yang sudah hidup berumah tangga dan sibuk kerja sendiri-sendiri, akan mengambil cuti demi membantu saudara yang sedang punya gawe, atau menunggui orang tua yang sedang sakit berat. Kepentingan pribadi dan pekerjaan dikesampingkan. Sedangkan kamu, Kahyang, orang tuamu sedang punya gawe sangat besar, dan sangat berat, dalam waktu yang cukup lama, 5 tahun. Gawe ayahmu besarnya melebihi seribu orang mantu, beratnya melebihi sakit kritis orang lanjut usia. 

Kamu masih muda, single. Sebagai anak yang berbakti, seharusnya membantu meringankan beban orang tuamu. Luangkan waktumu 5 tahun ini. Saya, orang-orang lain, semua orang akan mengerti dan memahami bila itu yang kamu lakukan. Itu bukan menganggur memanjakan dirimu, dan sama sekali tidak akan merugikan dirimu. Para pemuda juga akan mengerti dan bersedia menunggumu lima tahun untuk tidak mengganggu untuk mendekatimu mencoba peruntungan menjadi kekasih calon pendamping hidupmu. 

Dengan merelakan 5 tahun waktu hidupmu untuk berbakti kepada ayahmu yang sedang bekerja untuk negara, kamu juga sedang berbakti untuk negara. Pahalanya akan jauh lebih besar dari pengabdianmu sebagai PNS dengan tugas seberat apapun. Dan hasil yang akan kamu raih adalah jauh lebih besar dari yang kamu peroleh dengan bekerja sebagai PNS atau bekerja di korporasi multinasional dengan karirmu semelejit apapun. Toh kamu adalah anak Presiden, yang juga harus mendapatkan pengawalan keamanan. 

Artinya kamu telah ikut merepotkan negara, dan telah menyedot anggaran negara, meski kamu tidak menginginkannya. Dirimu berada dalam lingkaran kepresidenan, baik bila menjadi seorang pekerja yang mandiri, maupun saat kamu menganggur sekalipun. Maka kegiatan yang paling efektif bagimu adalah pekerjaan yang berhubungan dengan posisimu di dalam lingkaran kepresidenan. 

Apa ayahmu melarang anaknya untuk terlibat dalam pekerjaannya sebagai seorang Presiden ? Tentu, memang harus begitu. Kamu sebagai anaknya, cukuplah hadir dalam keseharian hidup ayahmu di Istana Merdeka. Tinggallah di Istana, kamu anak Presiden, kamu berhak, seperti juga telah tinggal di Istana, anak-anak Presiden RI yang terdahulu. Tidak ada yang lebih meneduhkan hati dan pandangan seorang ayah, melainkan melihat dan bertemu anaknya, apalagi anak gadisnya yang cantik. Anak adalah cahaya mata orang tua. Percayalah, akan sangat bahagia ayahmu, Presiden Joko Widodo, dengan kehadiranmu di Istana. 

Sungguh berat hari-hari yang dijalaninya, bertumpuknya tekanan tanggung jawab yang diembannya sejak bangun tidur hingga kembali menuju tidurnya yang kurang setiap malam. Hadirmu akan memberikan extra kekuatan yang jauh melebihi segala macam ramuan jamu maupun segala macam multivitamin dan perawatan kesehatan dokter kepresidenan. Bantulah dengan kegiatan yang seremeh apapun, dan membantu ibumu dalam kesehariannya mendampingi ayahmu. 

Tidakkah kamu melihat di mata ibumu, berat beban yang juga dirasakannya selama mendampingi ayahmu? Sebagai anak wanita, adalah tempat yang paling dekat bagi seorang ibu dalam berbagi beban. Kerjakanlah apapun kegiatan, meski hanya sekedar menyiapkan baju-baju ayahmu. Hari demi hari yang berjalan, tugas-tugas baru akan bermunculan. Dan itu bukan tugas pribadi untuk keluargamu. Semua yang kamu kerjakan di Istana, adalah juga untuk bangsa dan negara. Aku adalah rakyat dari ayahmu, 

Presiden Joko Widodo, sekali lagi memintamu untuk tinggal di Istana, menemani ayahmu, selama 5 tahun, menjadi penghibur hatinya, agar beliau semakin kuat dan tegar dalam mengemban tugas-tugasnya yang sangat berat. Aku juga seorang ayah dari seorang gadis, mengerti betapa bertemu, berkumpul, memandang anaknya adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi orang tua. Semoga ada yang menyampaikan tulisan ini, hingga dapat terbaca olehmu, Kahiyang Ayu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun