Hasil survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi setelah Ahok ditetapkan menjadi Tersangka menunjukkan elektabilitas Agus-Sylvi memimpin dengan 30,4%.
Survei yang dilakukan tanggal 15-22 November tersebut menempatkan pasangan calon Ahok-Djarot di posisi kedua dengan 26,2% dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 24,5%. Yang belum tahu 18,9%.
Survey Indikator juga menunjukkan 50% yang disurvey memaafkan Ahok dalam kasus penistaan. Artinya hanya separo yang memaafkan, dan bila itu sebagian dari yang dulu memilih Ahok, merupakan faktor penting dalam penurunan elektabilitas Ahok.
Artinya usaha gigih Habib Rizieq memperkarakan Ahok, terpenuhi semua atau sebagian terbukti berpengaruh kepada turunnya elektabilitas Ahok.
SBY telah mendeclare sehubungan dengan kasus Ahok akan ada lebaran kuda. Agus telah menyatakan dirinya adalah kuda hitam di Pilgub DKI 2017. Melihat kondisi elektabilitas terkini, bisa dibaca dengan terang arahnya, kuda hitam Agus Harimurti akan merayakan lebaran besok Februari 2017.
Siapa yang terpilih menjadi gubernur DKI nanti harus diterima sebagai ketetapan Tuhan yang Maha Berkehendak. BIla Ahok dan pendukungnya mengaku sebagai orang yang suka bekerja keras dan suka bersih bisa tetap melampiaskan dukungannya untuk kemajuan DKI meski yang menjadi gubernur nanti Agus Harimurti.
Agus memang sekilas mirip bapaknya, SBY, secara fisik dan gaya. Ditambah Agus tampak masih hijau dan tanpa pengalaman, ditambah pendamping yang "lihai" dalam birokrasi DKI gaya lama.
Tapi pandangan underestimate kepada Agus bisa jadi akan terbukti keliru nanti setelah Agus memimpin Jakarta.
Saya dulu penuh dengan keyakinan dan kepercayaan kepada seorang jenderal militer yang gagah tampan pandai dan santun, SBY. Beliau yang terbaik yang akan membawa kemajuan bagi Indonesia sehingga saya memilihnya dalam Pilpres 2004.
Memimpin selama 1 periode kepresidenan beliau mengecewakan saya. Dengan harapan beliau akan insaf sadar dengan kekurangannya lalu memperbaiki di periode kedua, Â saya pilih lagi pada Pilpres 2009. Belum setahun saya menyadari bila harapan saya kandas sia-sia.
Maka berbanding terbalik dengan keyakinan dan kepercayaan penuh kepada SBY yang berbuah kekecewaan, mungkin keraguan akan kemampuan Agus nanti sebaliknya akan berbuah kekaguman?