Mohon tunggu...
Abest
Abest Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Segala puji dan syukur untuk segalanya hari ini

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Satu Hari Satu Tulisan (Sampah) di Kompasiana

1 Desember 2014   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah siapa yang pertama kali membuat slogan tekad "one day one article", kompasianer, atau pihak admin kompasiana. Sebagai pendatang baru di K saya tidak sempat melacak asal slogan tersebut di tulisan-tulisan K yang lalu. Ratusan-ribuan tulisan yang hadir tiap hari sudah pasti tidak sempat tertengok semua. Tulisan yang HL, TA, HI saja tidak semua terbaca, karena tidak setiap hari buka K.

Saya setuju dengan slogan tersebut, mendorong seorang awam seperti saya yang penulis pemula pun bukan, untuk ikut menulis di K guna mengembangkan 'diri' menjadi seorang penulis, mumpung wadahnya tersedia. Banyak tulisan mengenai perlunya menulis, manfaat-manfaat menulis, teknik menulis, tips-tips menulis, dan ajakan yang memotivasi para pembaca untuk menulis sudah pernah hadir di K ini.

Menulis satu artikel per hari, tentu mudah bagi seorang penulis yang memang pekerjaannya adalah penulis, wartawan, sastrawan, para cerdik pandai, tulisan seribu kata dapat mengalir dalam setengah jam. Atau orang-orang dengan jenis pekerjaan yang longgar waktunya, atau yang statusnya tidak sibuk bekerja, bisa setiap hari membuat satu tulisan di K. Karena menulis itu membutuhkan pengetahuan yang sudah cukup tersimpan di kepala, ditambah dengan riset data pendukung, selain tenik menulisnya sendiri juga wajib dikuasai, agar suatu tulisan itu baik, bermutu, bermanfaat, dan menarik dibaca.

Sedangkan seorang yang penulis pemula pun bukan, seperti saya, yang hanya tergoda untuk menulis, terlecut oleh bombongan para kawaker untuk menuangkan apa saja yang melintas bergerombol di pikiran, tergiur iming-iming menjadi penulis hebat hingga siapa tahu nanti bisa menerbitkan buku, mungkin hanya menghasilkan tulisan sampah, yang menuh-menuhin K ini. Ajakan para senio, ayo menulis, hanya butuh keberanian. Tapi begitu mulai menulis, banyak nian rambu dan rintangan. Banyak baca dulu, tata bahasa dan kalimat yang benar, teknik menulis dikuasai, jangan menulis tema yang bukan bidang keahliannya, isi tulisan yang benar jangan menyesatkan, dan banyak lagi.

Kalau hanya menghasilkan tulisan sampah, ya buanglah sampah pada tempatnya, jangan buang sampah sembarangan. Memangnya K ini tempat pembuangan sampah? Milikilah sedikit perasaan, jangan merepotkan Admin K menyapu sampah setiap hari. Meski barang yang dianggap sampah, merupakan sumber rejeki bagi orang lain. Dan yang oleh orang lain dianggap sampah, adalah barang berharga bagi orang tertentu.

Untunglah sedikit waktu luang saya untuk bisa menulis di K, meski sebenarnya banyak ide melintas dalam pikiran sepanjang hari. Dengan level mental reaktif, setiap membaca berita, tulisan atau buku, selalu muncul ide reaktif, bisa habis waktu hidup untuk menuliskannya. Membaca tulisan-tulisan di K dan memberi koment saja sudah menyita waktu istirahat kerja. Menulis harus saya akui sambil mencuri-curi waktu kerja, karena satu jam istirahat tidak cukup untuk menghasilkan satu tulisan sampah pendek 300 kata. Tulisan yang lebih panjang, harus merampok waktu hak anak istri selepas jam kerja. K aman dari serbuan tulisan sampah saya. Sedangkan komentar saya pada tulisan-tulisan yang saya baca, meski komentar sampah juga, memberi nilai tambah kepada tulisan bersangkutan. Yang mestinya akan disukai si penulis, diakui atau tidak.

Orang-orang pandai, hebat dan penting sekali-sekali hadir menulis di K. Penulis-penulis hebat mampu tiap hari menghadirkan satu atau lebih tulisan bagus di K. Senior-senior K yang lain menghasilkan banyak tulisan bagus dan menarik walau tidak setiap hari. Bagi saya bisa menghasilkan satu tulisan tiap minggu sudah bagus. Dengan sering membaca, komentar dan vote tulisan teman maupun lainnya, akan "memaksa" mereka gantian membaca tulisan saya. Jadi kalau hanya membaca tulisan sampah saya satu seminggu, belum akan membuat mereka 'mblenger'.

Satu hari satu tulisan, meski tulisan sampah, sangat bagus. Bukan orang biasa yang dapat menghasilkan sampah sedemikian aktifnya, apalagi bila yang bersangkutan tetap mengawal tulisannya, memberi tanggapan kepada komentar setiap pembaca yang mampir di tulisannya. Karena K ini media yang penting, dapat mempengaruhi kebijakan nasional. Tapi K ini juga taman bermain, untuk para pemula belajar berjalan hingga nanti dapat lari kencang dan salto. Tak akan penuh server K dengan data tulisan sampah.

Perjalanan seribu mil untuk menjadi seorang penulis handal, diawali dengan satu langkah membuat tulisan sampah di K. Menulis itu gampang bin mudah, apalagi tulisan sampah, hanya butuh keberanian. Banyak orang pandai dan terpelajar tapi belum tentu berani menulis di K ini. Teringat dulu rekan dari teman K'er yang ditantang untuk menulis di K, dan tidak mampu, gagal, padahal dia biasa menulis report perusahaan ratusan halaman. Orang sering terkungkung oleh pikirannya sendiri, yang ingin semua serba sempurna, baru berani melakukan sesuatu, termasuk menulis.

Mungkin tahun depan K akan memberi kategori penghargaan baru, tulisan terbanyak. Atau komentar terbanyak. Atau komentator terbaik? Atau mungkin dipilih sendiri oleh kompasianer, tulisan sampah tahun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun