Mohon tunggu...
Abest
Abest Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Segala puji dan syukur untuk segalanya hari ini

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pelecehan Seksual? Penghargaan Seksual ?

29 Agustus 2014   18:55 Diperbarui: 25 Mei 2016   20:14 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://i.dailymail.co.uk/

Membaca berita dan artikel tentang peristiwa pelecehan seksual yang terjadi di angkutan umum, bus transjakarta, KRL, menggelitik pikiran. Suatu perbuatan disebut pelecehan atau bukan pelecehan tergantung penerimaan pihak yang berposisi sebagai korban. 

Atas nama demokrasi dan hak asasi manusia perilaku tidak wajar seseorang harus dibenarkan selama tidak mengganggu orang lain. Wanita bertelanjang dada di tempat umum melanggar norma susila dan agama, tapi atas nama hak asasi hal itu tidak boleh dilarang. Berperilaku seksual menyimpang dari ajaran agama, homoseksual atau lesbian, atas nama hak asasi harus dilindungi. Berpindah agama atau keluar agama, sulu bisa dihukum bakar atau bunuh, tapi sekarang atas nama hak asasi orang dilindungi melakukannya. 

Itu masalah yang cukup berat, apalagi hal-hal yang ringan. Bagaimana dengan ini, ada sekelompok lelaki menggoda seorang gadis cantik sexy yang berjalan melewatinya, dengan bunyi suitan dan kata-kata menjurus. 

1. Sekelompok lelaki itu adalah, Ariel Noah, Al-Ahmad Dhani, Aliando ggs, Afgan, dan Iko Uwais. Maka gadis tersebut melambung ke langit, dada serasa akan meledak bahagia. Tatapan mata, suitan, kata-kata menggoda, adalah pujian, anugerah tak terkira. Si gadis rela untuk kembali lewat berulangkali. 

2. Sekelompok lelaki itu preman seram sangar berbadan besar. Maka si gadis ketakutan dan terhina. Tatapan mata yang akan menelan bulat-bulat, suitan, kata-kata menggoda, adalah pelecehan seksual. Tapi karena takut terancam di kemudian hari bila bertemu lagi, si gadis mempertimbangkan tidak akan menjadikannya suatu urusan. 

3. Sekelompok lelaki itu bos-bos dan pejabat elit politik. 

a. Si gadis merasa terhina, malu. Tatapan mata menelanjangi, suitan, kata-kata menggoda, adalah pelecehan seksual. Tapi karena tahu mereka orang-orang besar dan kuat, tak berani si gadis menjadikannya urusan, pasti kalah dan membuatnya jatuh dalam kesulitan. 

b. Si gadis adalah seorang profesional. Tatapan mata, suitan dan kata-kata erotis adalah pertanda peluang usaha dan rejeki nomplok. 

4. Sekelompok lelaki itu adalah kuli bangunan rendahan dan pengangguran. Si gadis merasa terhina. Tatapan mata nafsu penuh harap, suitan basah bercampur air liur, dan kata-kata menggoda kasar dan tidak bermutu, adalah pelecehan seksual yang pasti. Si gadis segera lari pulang lapor ayahnya, seorang berpangkat, atau orang kaya, atau jenis orang besar penting lainnya. Kuli bangunan dan pengangguran tadi tiba-tiba dicokok serse kepolisian, dijebloskan ke sel, disangka, dituduh, didakwa, divonis melakukan pelecehan sexual dengan hukuman enam bulan kurungan. 

5. Sekelompok lelaki itu adalah remaja masa kini pengemar hidup bebas. Si gadis seorang cabe-cabean. Klop sudah. Langsung kenalan, rembugan, bikin acara praktikum biologi reaksi penggabungan cairan yin dan yang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun