Mohon tunggu...
Ketut Sumita
Ketut Sumita Mohon Tunggu... -

Worked Of Future

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mawas Diri Menjunjung Tinggi Pancasila

16 November 2015   02:35 Diperbarui: 16 November 2015   03:06 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau kecil, bercuaca tropis, lebih dari 400 gunung berapi yang menjulang kelangit. Sekitar 65 persen populasi penduduk terdapat di kepulauan Jawa, artinya dari kelima Pulau Besar di Indonesia, pulau Jawa menjadi pulau terpadat  dengan jumlah penduduk sekitar 134,245 juta.

Beragam suku, budaya, Agama dan bahasa mewarnai kemajemukan bumi pertiwi.  Berdiri bahu-membahu membangun asa diatas perbedaan yang disebagian  Negara lain di dunia menjadi hal yang tidak mudah untuk disatukan. Semboyan luhur yang digagas oleh para tokoh Pahlawan bangsa menjadi acuan masyarakat nusantara. "Bhineka Tunggal Ika", ya, inilah kekuatan utama kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dibalik beragam perbedaan yang dimiliki.

Kemajemukan ini juga menjadi identitas Indonesia diberbagai belahan dunia.  Kebudayaan dan adat tradisional yang diwariskan secara turun-temurun menjadi tonggak penopang kelestarian budaya asli Indonesia bahkan sampai tersehor diberbagai penjuru.

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa adalah kunci dalam menjaga keutuhan Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman paham kekerasan dan terorisme. Memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda, juga paham kepercayaan yang tidak sama kadangkala menjadi pemicu munculnya gesekan-gesekan yang berujung pada konflik horizontal.

Namun lagi-lagi semboyan yang dicengkram erat oleh burung Garuda ini semakin terbukti bawasanya nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya memiliki peran penting dalam proses penyatuan segala perbedaan individu atau kelompok masyarakat Indonesia. Landasan sekaligus warisan Nusantara ini menjadi pijakan bangsa indonesia dalam mencapai perdamaian abadi di Bumi Nusantara.

Jika kita bercermin pada negara lain, banyak negara lain yang iri dengan Indonesia. Karena stabilitasnya dalam menjaga dan membangun kemajemukan anggota masyarakatnya.  Meskipun demikian Indonesia  sebagai bangsa yang bermartabat tidak terlepas dari berbagai polemik permasalahan yang seiring mengikuti kesempurnaan dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila secara utuh demi terwujudnya kehidupan bernegara yang damai dan tentram sentosa.

Namun terlepas dari kekuatan nilai-nilai luhur Pancasila, ada beberapa kontroversial yang menghambat proses penyatuan daripada perbedaan tersebut diantaranya, pandangan berbeda terkait ajaran Agama yang seakan tidak mau berkompromi dengan ideologi Pancasila. Seperti yang kita rasakan beberapa waktu belakangan,  berhembus kencang doktrin Agama yang secara tegas melangkahi norma-norma dan perlahan melunturkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai satu-satunya alat pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki sistem multikultural.

seperti apa yang terjadi di Mesir dimana Ikhwanul Muslimin dan militer sama-sama bersikeras mempertahankan pendapat dan tidak pernah menemui titik temu permasalahan. Hal tersebut terjadi karena civil society-nya lemah. Dampak nyata dari lemahnya kekuatan sipil yang dibangun oleh masyarakat mesir adalah terjadinya hukum rimba, siapa yang kuat maka dia yang menguasai, keakuan alot tersebut berlangsung hingga saat ini.

Melihat kondisi seperti itu, lalu pencegahan apa yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di Indonesia. Maka jalan terbaik untuk menekan ancaman paham kekerasan dan terosisme yang bisa menjadi bom waktu dimana setiap saat akan siap menghancurkan  persatuan dan Kesatuan bangsa Indonesia, yakni dengan cara lebih meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai luhur Pancasila. Dan mengamalkannya sejak dini, baik dalam aspek individu maupun masyarakat luas. Dalam hal ini juga diharapkan kekuatan sipil (civil society) dijadikan sebagai mesin pemacu dalam menjaga nilai-nilai luhur Pancasila.

Dengan meningkatkan penguatan Pancasila dan ajaran Agama, terutama dalam mengantisipasi propaganda Negara pelaku gerakan ekstremes yang semakin menglobal. Diharapkan kemajemukan bangsa dan perdamaian abadi bagi seluruh rakyat Indonesia akan tewujud. Sehingga  menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, damai, tentram dan disegani oleh negara lain diatas perbedaan.

OLEH: I KETUT SUMITA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun