Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menarilah dan Kita Mabuk

30 September 2012   10:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:27 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348999456734845822

Sayang, Kemarilah, turunlah Sayang.. Dekap aku, tenangkan dalam pelukan hangatmu Peluk aku dengan segenap hati itu, Sayang

Sayang, Bergegaslah mendekat.. Aku takut, Sayang.. Suara-suara keras bak lonceng itu, memekakkan sisi-sisi ruangku

Sayang, Lebarkan pangkuanmu.. Usap dan usir gigilanku.. Sayang.. Aku takut.. Peluk dan biarkan aku bersandar.. Terpejam, dengan geliat-geliat syairmu..

Sayang, Rumi menyeru kita berdendang.. Dan kita mabuk di dalamnya, Sayang..

Mabuk dalam dendang-dendang di poros-Nya Syair-syairmu akan mengalun menelisik, mengendap dalam 'qod qoomati al-sholah'ku,

Aku membacamu sebagai puisi dengan bait-baitnya yang menghadirkan warna dan keindahan.

Kiranya betah bersemayam, selalu Aku tandai setiap lekuknya sebagai kau Karena rasa ini bertanda bahwa aku selalu merindumu... Rindu yang tidak akan pernah terbentur ruang dan waktu..

Kau adalah cinta itu sendiri

Di antara duka dan lara

Kau adalah senyumitu

Ketika air mata mneghampirinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun