Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik dalam Sesak

25 Januari 2015   19:53 Diperbarui: 25 Desember 2016   14:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_366011" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption]

satu detik berdetak

sepasang hati mengepak terbang tinggi

terengah-engah dari rasa yang harus disekat

dalam setiap baris kata

bermaknakah

atau akan berakhir dan tersedak di sudut-sudut maya

lalu

mengalir lembut di pucuk-pucuk daun, dalam kilaunya titik air..

menjelma dalam rindu yang menyesakkan dada

menyapa kilauan pelangi dalam fatamorgana

makin hari, aku makin melayu

nafasku larung di kurun waktu yang tak pasti

kidung lelayu mulai bersenandung

pada pahatan-pahatan rasa yang patah

sementara melati, tumbuh segar dengan kuncupnya yang masih malu-malu

kuncup yang lahir setelah satu putaran masa

aroma melati yang pernah begitu menggoda

kini menjelma bau hujan yang tragis dan pahit

rintiknya menghunus pesona rindu pada tiap helainya

ah

harum yang sempurna tak bisa menyelamatkan apapun

juga aroma tubuhmu yang bak harta karun

tak bisa kuselamatkan

[caption id="attachment_366012" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi desa rangkat"]

14221651802069752618
14221651802069752618
[/caption]

Kolab dengan Aya Kayana


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun