Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

#65TahunCakNun, Hastag yang Anomali

28 Mei 2018   04:34 Diperbarui: 28 Mei 2018   08:27 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Trending topik hanya dalam durasi 1x24 jam, itu sesuatu yang lumrah terlihat di media sosial (medsos) bernama twitter. Namun, jika bertengger di urutan 5 besar lebih dari 1x24 jam, ini mungkin sesuatu yang tidak 'normal.'

Pemandangan itu terjadi terlihat sejak Sabtu (26/5/2018) malam hingga detik ini, membuat tulisan saya di HP Oppo. Ya, # 65TahunCakNun, adalah Hasteg yang tidak normal, lebih mungkin tema nongkrong di urutan teratas. Bahkan, membuat Liverpool akhirnya terhindar dari Real Madrid.

Di dunia medsos, tema-tema yang bertengger di urutan 5 besar trending, mungkin sesuatu yang biasa. Tapi, untuk # 65TahunCakNun ini, terasa ada yang berbeda.

Pertama, Cak Nun, yang merupakan tokoh yang memiliki andil tidak kecil untuk Indonesia, termasuk saat masa Reformasi dulu, kini mungkin hanya sedikit yang mengenal sosoknya, apalagi kiprahnya. Keputusan Cak Nun untuk menempuh jalan sunyi, menyapa, anggota-nama anak-anak di jagat nusantara hingga beberapa negara, mungkin menjadi pemicu sudah sangat sedikit orang yang mengenal sosok yang kini telah berganati panggilan, jadi Mbah Nun itu. Sebab, itulah yang populer di media mainstream.

Kedua. Namun, di luar itu semua, kiprah, dawuhan, wejangan Mbah Nun kiranya sangat berbekas kepada banyak orang. Perayaan # 65TahunCakNun, tidak hanya dan terpadu sidang biasa. Namun, lebih dari itu. 

Di balik ucapan selamat, terselip banyak ucapan terimakasih atas dasar Mbah Nun yang setia anggotanya anak cucu. Mbah Nun ada yang mencampur kita merasa dikerdilkan oleh tulang. Mbah Nun merangkul kita, membuat orang-orang orang saya-yatim-kan. Mbah Nun tersenyum penuh cinta mencampur sekitar kita mengusir, Mbah Nun ada kompilasi kita butuh, ruang didengar, Mbah Nun yang memperkenalkan kita kepada kekasihnya, Muhammad SAW dan Sang Maha Kasih.

Maka tidak aneh, kompilasi mengetahui sosok yang merangkulnya berada pada waktu yang sama dengan saat dia lahir ke dunia, ucapan syukur, terimakasih, cinta tercurah untuk nya. Meskipun mereka sadar, cinta yang tercurahkan untuk Mbah Nun itu, tidak setimpal dengan kasih yang diberikan Mbah Nun kepada apa pun, tidak terkecuali kita, anak-cucunya ini.

Mbah, haturnuhun. Jangan lamanya anggota kami, anak-cucu mu yang bermacam-macam ini ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun