Cerita tentang kopi tidak hanya ada pada sensasi saat meracik atau menikmatinya saja. Di balik secangkir kopi, ternyata banyak cerita yang mungkin bisa menghabiskan bercangkir-cangkir kopi untuk mengulasnya, dari mulai biji kopi, proses pembuatan menjadi serbuk kopi, sampai akhirnya tersaji panas-panas di sebuah cangkir.
Sama seperti proses peracikan yang tidak hanya satu cara saja, dalam proses pembuatan serbuk kopi dari biji, banyak hal yang sejatinya bisa menambah pengetahuan kita sebagai pecinta kopi tentang tetek-bengeknya kopi. Makanya, tidak rugi jika kita sesekali ikut nimbrung sama pengrajin kopi, tidak hanya menikmati seduhan kopinya saja.
Jika dilihat dari durasi, mungkin bisa dikatakan cukup lama saya sudah terbiasa menyeruput kopi. Tapi, saya baru tahu ternyata pada biji kopi itu, juga ada jenis kelaminnya. Sama seperti manusia dan hewan, pada biji kopi ada yang berjenis kelamin jantan dan betina. Tapi, perbedaan jenis kelamin itu tidak terdapat pada pohon kopinya, melainkan pada biji kopi itu sendiri. Dari satu pohon, bisa ada dua jenis kelamin sekaligus, jantan dan betina.
Perbedaan jenis kelamin pada kopi ini, baru bisa diketahui ketika merunut proses pembuatan serbuk kopi dari mulai dalam bentuk biji. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membedakan apakah biji kopi itu berjenis kelamin jantan atau betina. Sebab, perbedaan itu bisa diketahui dari fisik biji kopi itu sendiri.
Ketika setelah pengeringan dengan cara dijemur di cahaya matahari, di sana kita bisa mengetahui mana yang kopi jantan dan betina. Nah, setelah proses pengeringan kan, biji-biji kopi itu selanjutnya dipilah, disortir mana biji kopi yang layak untuk disangrai dan mana biji kopi yang tidak layak. Saat itu lah, kita bisa melihat identitasnya, betina atau jantan.
Untuk mengetahui mana biji kopi yang jantan, kita tinggal liat dari bentuk biji kopi itu. Saat penyortiran, kita pasti menemukan beberapa biji kopi yang masih lengkap, sepasang dalam posisi menangkup. Tahu kerang kan? Nah, seperti kerang yang masih mengatup itu lah bentuknya. Dua biji yang masih menjadi satu. Itu lah biji kopi jantan. Adapun yang betina, kebalikannya, yang sudah menyendiri, tidak menangkup lagi. Nah, seperti ini nih. Coba perhatikan, ada yag menangkup dan ada yang sudah terbelah
[caption id="attachment_384716" align="aligncenter" width="512" caption="http://www.instagram24.com/tag/ngopidibandung"][/caption]
Eits, bukan.. Bukan faktor penjemuran yang membuat biji kopi itu ada yang masih utuh menyatu dan bercerai.
Terus, apa perbedannnya antara kopi jantan dan betina?
Nah, tidak hanya berhenti pada perbedaan jenis kelamin itu saja. Dari sana masih ada hal-hal lain yang masih memiliki keterkaitan dengan perbedaan jenis kelamin itu. Dari sisi jumlah, kopi jantan masih jauh lebih kecil jumlahnya dibanding dengan kopi betina. Kalau dilihat secara prosentase, mungkin kopi jantan hanya di angka 30 persen nan lah.. Sisanya, kopi betina.
Terus, selain dari sisi jumlah, ada perbedaan juga dari sisi manfaat. Ya emang sih, manfaat nyeruput kopi untuk menambah semangat dan temen saat ngumpul-ngumpul. Tapi tidak hanya itu. Kalau yang itu mah sudah jelas.
Seperti jenis kelaminnya, biji kopi jantan ini memiliki hubungan yang romantis dengan pecinta kopi laki-laki. Erat pisan hubungannya teh. Ternyata rahasianya, biji kopi jantan ini bisa menjadi therapy untuk menambah semangat kaum pria… Whuiiiihhhh… Grenggg, grenggggggg.. Eng-ing-eng
Jadi, kalau nanti para pria ini pengen cari therapy yang enak, pesen saja kopi jantan… Rasanya cihuy, manfaatnya juga amboyy.. Tapi ini untuk laki-laki yang berstatus sebagai suami loh.. Kalau belum berstatus sebagai suami, bisa digaruk sama petugas, kaliannn teh… Digelandang, dimasukin ke mobil bak terbuka, terus jadi artis di berita kriminal, namanya diganti dengan dua hurup atau tiga hurup…
Banyak hal yang asyik kan dari kopi itu? Makanya, jangan hanya menyeruput saja, sesekali waktu luangkan untuk liat. Tahu nggak? Aroma serbuk kopi yang masih hangat itu, beuhhhhhhhhhhhhhhhh… Cihuyyy pisannnn… Aslina…
Ini juga saya teh tahunya gara-gara ngeganggu si Akang di Kedai Kopi Luwak Cikole. Untung si Akangnya bageurr euyyy….
Mau ke kedai kopi Luwak Cikole? Hayuk atuhhhhhh.. Sok diantos…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H