Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berhentilah Merokok dan Kau Akan Sakit

28 November 2012   10:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:33 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Peringatan pemerintah: Merokok dapat merugikan kesehatan, gangguan kehamilan dan janin”

Warning di atas, bagi perokok mungkin bisa dikatakan sudah hapal di luar kepala. Bahkan, perokok yang beli ketengan pun hapal dengan kalimat itu.

Lantas, apakah itu sukses ‘menakut-nakuti’ perokok? Atau minimalnya bisa mengurangi jatah rokok dari dua bungkus per hari menjadi satu bungkus setengah? Sepertinya keinginan yang kebablasan kalau ada yang beranggapan hipotesa itu cocok 100 persen.

Bagi seorang perokok, se-ngeri apapun warning yang ada, tidak akan berdampak significant untuk menghentikan kebiasan itu. Toh, perokok itu sudah pernah mengalaminya, namun kemudian bisa merasa nyaman lagi. Termasuk ketika diperlihatkan poto-poto manusia yang sungguh sangat memprihatinkan sebagai akibat merokok. Jangan pernah bermimpi itu akan menghentikan kebiasan merokok. Ada idealis yang tidak tertulis yang dipegang teguh oleh perokok.

Batuk dan keluar darah, adalah sesuatu yang bukan barang aneh bagi perokok. Hampir para perokok akan merasakan hal seperti itu. Tapi, lagi-lagi itu bukan sebagai ‘pembenaran’ untuk mengehentikan merokok.

Kita mungkin sering mendengar ada sahabat yang sudah berniat untuk menghentikan rokok, tapi kemudian tiga hari kemudian kembali ngenyot. Ada beberapa hal yang memicu seseorang yang ‘berniat mulia’ itu akhirnya gagal di tengah jalan.

Hambatan paling berat dialami oleh perokok ketika mau berhenti adalah dua hari pertama dari niat itu. Bagaimana tidak, selama dua hari itu bisa dikatakan sakaw bagi perokok yang berniat untuk berhenti.

Kondisi tidak ubahya seperti mengidap radang tenggorokan, adalah proses yang harus siap dihadapi oleh perokok yang hendak cerai. Tenggorokan panas, gatal, badan menggigil dan berbagai macam rasa yang sangat tidak mengenakan akan menjegal niat yang oleh sebagian orang dianggap sebagai niat mulia itu.

Maka tidak aneh kiranya ketika ada perokok yang sudah sukses di hari pertama berhenti merokok, kemudian hari selanjutnya seperti orang kesurupan, ngebut lagi ngasap. Contoh gampang bisa dilihat ketika bulan ramadan. Satu hari penuh, perokok akan bisa menahan diri untuk tidak ngebul. Tapi coba perhatikan ketika adzan magrib berkumandng. Bukan! Bukan nasi atau kolak yang akan masuk ke mulutnya setelah air bening. Ya, asap rokok adalah benda yang masuk ke mulut si perokok setelah air itu.

Namun, lagi-lagi tidak ada hal yang tidak mungkin untuk menuju sesuatu. Begitu juga dengan niat untuk berhenti merokok. Orang yang dicintai, memiliki peran penting untuk membantu perokok bisa lepas dari rokok itu.

Memang kita mungkin mendengar sebagian pria perokok yang terkesan prontal ketika pasangannya meminta untuk berhenti. “Aku lebih dulu merokok dibanding kenal dan jalan sama kamu. Untuk yang lain, boleh lah aku turuti. Tapi untuk berhenti merokok, maaf, aku tak bisa,” itu mungkin secuil contoh yang menggambarkan betapa kuatnya ‘keyakinan’ pada rokok itu.

Namun lagi-lagi, komunikasi yang intens, hangat dengan berbagai pendekatan, adalah salah satu cara yang bisa ditempuh untuk bisa mendampingi pasangan yang merokok berhenti dari rokok. Minimalnya, bisa mengurangi dari dua bungkus per hari menjadi setengah bungkus perhari. Jangan salah loh, ketika perokok bisa mengurangi sebanyak itu.. Itu adalah prestasi yang sangat luar biasa.

Jadi, peran serta orang yang dicinitai sangat penting bagi perokok untuk bisa ‘lepas’ dari ‘surga’ itu. Tidak percaya? Buktikan..

Saat dalam proses berhenti itu, tidak ada salahnya kita cari tau dari temen-temen, khususnya mereka yang memang konsent di dunai medis. Ya, cari tau segalanya, tentunya yang berkaitan dengan rokok. Saya yakin, banyak temen-temen yang akan dengan senang hati memberikan ‘resepnya’

Note: Teh Wee si dokter galak n narsis dan Bang Rellynya, haturnuhunnya sarannya.

Dannnnn.... Yang terkhusus.. Perempuan Cantikku (bukan gombal).. Makasih Sayang... Mencandumu adalah pilihanku. Pada waktunya nanti, kau yang akan merokok, Sayang.. Begitu bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun