Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Selamat Sore Pak Ahok

9 Januari 2015   00:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:31 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363634" align="aligncenter" width="300" caption="Dokument pribadi"][/caption]

Pak Ahok, apa kabar? Semoga bapak selalu dalam keadaan sehat, agar DKI Jakarta semakin membaik.

Mohon maaf sebelumnya, kalau Saya lancang. Perkenalkan, Saya adalah salah satu warga Kabupaten Majalengka, Pak. Kejutan dan juga tersangjung Saya oleh Bapak, lantaran Bapak ternyata tahu Majalengka. Padahal banyak teman-teman Saya yang tidak tahu Majalengka. Mereka ngiranya Majalengka itu, Cicalengka dan atau Majalaya. Tapi, ternyata Bapak tahu Majalengka..

Tapi, ketersangjungan Saya itu kemudian membuat kening saya berkerut, lantaran tidak paham. Itu berawal dari sebuah artikel di media online, yang memuat pernyataan Bapak tentang pengusaha ‘bandel’ dan Majalengka (http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-tak-bayar-ump-perusahaan-korsel-pindah-saja-ke-majalengka.html).

Dalam berita itu, Bapak mengeluarkan pernyataan "Ya pindah saja, kan bukan orang Jakarta juga. Kebutuhannya segitu kok. Saya enggak mau ada perbudakan di sini, kalau kira-kira perusahaan sudah tidak mampu membayar segitu ya pindah ke Majalengka saja, kan ada pelabuhan, bandara segala macam di sana," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (5/1).

Kalimat itu lah, yang membuat kening Saya berkerut, Pak. Dengan segala keterbatasan Saya, Saya belum paham, kenapa Majalengka jadi tempat untuk pengusaha yang membandel? Di kota besar saja (yang tentunya segala halnya bagus), mereka masih membandel, apalagi ini di kota kecil (yang masih banyak orang belum tahu kalau di Jawa Barat itu ada Kabupaten bernama Majalengka).

Di dalam keterbatasan pengetahuan Saya, kalau kebandelan mereka dilakukan di Majalengka, aduh Pak, bagaimana nasib kami? Sawah yang selama ini masih menjadi tumpuan hidup (meskipun lebih banyak buruh tani, dibanding sebagai petani) dialih fungsikan menjadi pabrik, tapi kemudian mereka (karena punya banyak uang) mau membandel. Duh Pak, meskipun kami tinggal di daerah kecil, tapi kami sedikit-banyak tahu, menjadi ‘budak di rumah sendiri itu tidak enak.

[caption id="attachment_363636" align="aligncenter" width="300" caption="Screenshoot koment di fb warga Majalengka"]

142071422536535603
142071422536535603
[/caption]

Kami takut, mereka benar-benar datang ke kota kami dengan segala kebandelannya. Dan mereka akan semakin semena-mena, lantaran merasa punya uang. entah akan jadi apa Majalengka ku Pak.. Mungkin akan semakin panas, karena penghijauan semakin berkurang, dan si penyebab berkurangnya penghijauan pun, bertindak seperti monster. belum lagi hal-hal negative lainnya yang mungkin saja terjadi.

Pak Ahok, mungkin itu saja Pak. Maafkan atas keterbatasan pegetahuan Saya dalam menangkap makna tersurat Bapak..

Salam hormat dari warga Majalengka, semoga kesehatan dan keselamatan selalu menyertai Bapak dalam memimpin saudara-saudara kami di DKI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun