Mohon tunggu...
Ketut Adnyana
Ketut Adnyana Mohon Tunggu... Programmer - Karyawan Swasta di Jerman

Ketut Adnyana tinggal dan bekerja di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mewujudkan Impian

21 Januari 2016   05:05 Diperbarui: 24 Februari 2016   13:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="jembatan air"][/caption]

 

Bagi yang suka berlibur atau bermain di air, pemandangan diatas ini mungkin tidaklah asing lagi. di Bali di jaman dulu air atau sungai berfungsi tidak hanya sebagai pendukung utama kehidupan sebagai air minum, tapi juga untuk mengairi persawahan. untuk pengaturan air ini pun maka terwujudlah organisasi “subak” yang sangat terkenal hingga keluar daerah dan bahkan ke manca negara, yaitu lembaga yang mengatur pendistribusian air untuk pengairan atau irigasi di sawah. Jembatan kecil yang berfungsi sebagai penghubung air antara dua tempatpun sering terlihat di persawahan di Bali.

Lain budaya di Bali lain pula budaya di Eropa atupun di Jerman. Sungai tidak hanya dipakai sebagai irigasi mengairi ladang persawahan, melainkan juga dipakai sebagai alat transportasi barang antar kota dan bahkan antar negara. hal ini mungkin sekilas mirip dengan fungsi sungai-sungai besar yang terdapat di daratan kalimantan, sumatra, papua, ataupun sulawesi.

Sekedar ingin berbagi informasi, di tahun 2005 yang lalu, pemerintah jerman meresmikan sebuah jembatan air yang merupakan jembatan air yang terbesar/terpanjang di dunia, dengan panjang 918 meters, di rancang bangun selama 6 tahun dengan biaya sebanyak 500 juta euro.

Jembatan ini merupakan salah satu bagian dari proyek re-unifikasi (penyatuan) antara jerman barat dengan jerman timur, untuk memperlancar jalur perdagangan antar kota yang sering menggunakan jalur transportasi sungai (kanal). Jembatan ini persisnya berlokasi di kota magdeburg (dekat berlin) yang menyeberangin sungai elbe untuk menyambung/mempertemukan dua jalur transportasi sungai yang terpenting di jerman yaitu jalur transportasi kanal Elbe-Havel dan kanal Midland.

Sama seperti idea rencana penyatuan negara-negara di eropa untuk bergabung menjadi satu negara EU European Union, ataupun idea untuk menyatukan mata uang eropa menjadi Euro, idea untuk membuat jembatan air inipun sesungguhnya sudah di kemukakan sejak dulu yaitu persisnya di mulai di tahun 1919, yang kemudian di lanjutkan dengan membangun konstruksinya di tahun 1930. namun karena berbagai hambatan seperti karena perang dunia ke dua di tahun 1942 yang akhirnya membagi negara jerman terbelah menjadi dua, membuat proyek pembuatan jembatan air ini tertunda cukup lama, terlebih karena pemerintah jerman timur di saat jaman perang dingin tidak berkeinginan untuk melanjutkan proyek ini.

Seiring berjalannya waktu, semenjak ke dua negeri jerman ini bersatu kembali, yang di awali dengan runtuhnya tembok berlin di tahun 1989, akhirnya proyek jembatan ini mulai di angkat kembali di tahun 1997 dan persisnya bisa mulai di aliri air untuk pertama kalinya di bulan october 2003.

Adapun alasan dari pemerintah jerman bersikeras untuk membangun jembatan ini adalah tidak lain untuk memberikan alternatif lain kepada masyarakat ataupun industri dalam menjalankan usahanya, selain tentunya menggunakan transportasi yang sudah ada seperti transportasi darat melalui jalan raya dan kereta api, transportasi lewat sungai juga cukup aman dan nyaman digunakan.

hingga sekarang keberadaan jembatan air ini tidak hanya berfungsi sebagai pendukung usaha, melainkan juga memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah setempat karena jembatan ini merupakan salah satu object wisata yang ramai di kunjungi, khususnya di kunjungi oleh mereka yang tertarik dengan engineering.

Pesan Moral:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun