Mohon tunggu...
AbieLabieba
AbieLabieba Mohon Tunggu... Guru - Belajar sebagai cara hidup

Sekolah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Buku Digital Kembali ke Cetak

21 Januari 2025   17:27 Diperbarui: 21 Januari 2025   17:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abielabieba Edited (Sumber: Canva Template)

Kisah Revolusi Pendidikan di Swedia: Dari Buku Digital Kembali ke Cetak, Sebuah Refleksi Filosofis
Oleh : Habiburrahman

Pada tahun 2009, Swedia menjadi salah satu pelopor revolusi pendidikan berbasis teknologi dengan mengganti buku teks tradisional dengan komputer dan perangkat digital di sekolah. Kebijakan ini muncul dari ambisi mempersiapkan generasi yang lebih siap menghadapi dunia digital, dengan gagasan bahwa teknologi dapat membuat pembelajaran lebih interaktif, modern, dan mudah diakses. Namun, pada 2022, Swedia memutuskan untuk kembali ke metode pembelajaran tradisional dengan mengganti buku digital menjadi buku cetak dan memulihkan praktik menulis tangan. Keputusan ini didasari oleh berbagai pertimbangan filosofis dan empiris yang kuat.

Era Digital dan Perubahan Dramatis dalam Pendidikan

Pemanfaatan perangkat digital sebagai media pembelajaran awalnya dipandang sebagai inovasi yang menjanjikan. Di satu sisi, siswa dapat dengan mudah mengakses sumber daya yang lebih luas. Namun, seiring waktu, sejumlah masalah mulai muncul. Menurut laporan dari Kementerian Pendidikan Swedia, membaca melalui layar perangkat digital sering menyebabkan ketegangan mata dan kesulitan konsentrasi. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan perangkat digital memiliki daya ingat lebih rendah dibandingkan mereka yang menggunakan media cetak (Baron, 2021).

Tidak hanya itu, perangkat digital juga membuka pintu bagi distraksi yang tinggi. Sejumlah guru di Swedia melaporkan bahwa siswa lebih sering tergoda mengakses konten non-pembelajaran seperti media sosial atau game selama jam pelajaran. Hal ini memperburuk fokus mereka dalam memahami materi, serta mengurangi kualitas interaksi dengan guru. Fenomena ini relevan dengan teori pendidikan constructivist learning dari Lev Vygotsky, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks pembelajaran nyata dalam mendukung pemahaman.

Kembali ke Buku Cetak: Filosofi Pendidikan Swedia

Pada 2022, Swedia memutuskan untuk mengembalikan buku teks cetak ke sekolah dengan anggaran besar senilai 104 juta. Langkah ini bukan hanya reaksi terhadap kekurangan teknologi, melainkan juga dilandasi pemahaman filosofis tentang manfaat menulis tangan dan membaca buku cetak. Aktivitas menulis tangan melibatkan koordinasi motorik halus, stimulasi kognitif, dan proses reflektif, yang semuanya mendukung perkembangan otak yang lebih baik.

Penelitian The Role of Handwriting in Learning (Beringer, 2015) menunjukkan bahwa menulis tangan membantu siswa lebih baik dalam menyerap informasi. Dalam konteks ini, Jean Piaget, seorang ahli teori perkembangan kognitif, menjelaskan bahwa aktivitas praktis seperti menulis dapat mengoptimalkan proses konstruksi pengetahuan anak-anak, karena mereka memproses informasi melalui berbagai dimensi seperti visualisasi dan kinestetik.

Menulis tangan juga membentuk karakter anak melalui pengendalian diri dan disiplin. Dalam teori pendidikan karakter dari Thomas Lickona, kemampuan untuk mengatasi tantangan kecil seperti menjaga kerapian tulisan dan mengikuti alur berpikir sistematis saat menulis menciptakan keteraturan dalam pola pikir siswa.

Kelebihan Menulis dan Membaca Buku Cetak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun