Mohon tunggu...
abdul malik
abdul malik Mohon Tunggu... pegawai negeri -

(sudah bukan) seorang pns di negeri indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dia Tak Sanggup Membiayai Penguburannya

12 Agustus 2010   05:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia Barat lebih mengenalnya dengan nama Saladin. Salahuddin Al-Ayyubi atau Saladin lahir di Tikrit, Irak, pada tahaun 1138 M. Amir Najmuddin Al-Ayyubi, ayahnya, adalah seorang dari suku kurdi yang menjadi pejabat di Tikrit. Tak lama setelah kelahiran Salahuddin, keluarganya pindah ke Aleppo, Suriah, tempat ayahnya menjadi bawahan langsung Gubernur Nuruddin Zangi bin Aq-Sonqur.

Salahuddin tumbuh dan besar di Balbek serta Damskus dibawah bimbingan ayah dan pamannya, Asaduddin Shirkhu. Sejak kecil, Salahuddin bisa menjawab dengan baik pertanyaan geometri, astronomi, aritmatika, dan hukum sebaik ia memahami Al-Quran. Dia mempelajari teologi Islam Sunni selama 10 tahun. Meski lebih menyukai pelajaran agama, Salahuddin juga mengikuti pendidikan militer.

Ketika berusia 26 tahun, Gubernur Nuruddin mengirim Saladin dan pamannya ke Mesir untuk membantu Dinasti Fathimiyyah menghadapi serangan tentara musuh. Dia menghadapi tiga misi sulit dalam mempertahankan Mesir dari Raja Yerussalem, Almaric I. Semua berhasil ia lewati dengan gemilang.

Karier militernya melonjak dengan cepat. Ia diangkat menjadi pejabat tinggi (wazir) Dinasti Fathimiyyah. Ketika Dinasti Fathimiyyah berakhir pada September 1771 M, Saladin diangkat menjadi imam oleh khalifah Dinasti Abbasiyah saat itu di Baghdad. Salahuddin memiliki kewenangan dan menjadi penguasa Mesir. Ia merevitalisasi perekonomian Mesir dan mengorganisasi ulang kekuatan militer. Ketika menjadi sultan di Mesir, ia memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke SUriah, Mesopotamia, Damaskus, Aleppo, dan Mosul.

Beberapa sumber sejarah menyebutkan, Salahuddin adalah penggagas perayaan Maulid Nabi. Gagasan ini mulanya ditentang oleh para ulama, karena peringatan seperti itu tidak pernah ada sebelumnya. Salahuddin menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan untuk menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang ritual.  Namun Khalifah An-Nashir setuju dan mendukung idenya. Bagi Salahuddin, peringatan itu bisa mengembalikan semangat juang umat Islam untuk mengambil alih Yerussalem. Namun, menurut Encyclopedia Britannica, penggagas perayaan Maulid Nabi bukanlah Salahuddin melainkan saudara iparnya.

Selain karena penaklukkan Yerussalem yang membuat namanya masyhur dan disegani kawan dan lawan, Salahuddin juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat dermawan dan zuhud dalam kehidupannya. Ketika meninggal ia nyaris tak memiliki harta untuk diwariskan. Menurut Hamilton A.R. Gibb dalam bukunya, The Arabic Sources for The Life of Saladin, Salahuddin tidak meninggalkan uang yang cukup untuk membiayai penguburannya sendiri.

Selama hidupnya, Salahuddin dikenal sangat rendah hati dan bijak. Penduduk negeri yang ditaklukkannya diperlakukan dengan baik dan adil. Harta mereka tidak dirampok. Sebagai penguasa, Salahuddin memperhatikan pembangunan di segala bidang termasuk membangun universitas, rumah sakit, pasar, taman, permukiman, masjid, istana, dan tempat peristirahatan. Banyak peninggalan Salahuddin sekarang masih bisa dilihat di Mesir dan Suriah.

sumber : Koran Tempo Edisi Kamis 9 Agustus 2010 hal. C4

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun