Mohon tunggu...
Angga Abi Saputra
Angga Abi Saputra Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yang menjadi penggemar dirinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Tentang Seorang Pelacur Mengharumkan Nama Anaknya

24 Oktober 2011   19:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

namaku deby (34) wanita asal kampung yang coba bertahan hidup untuk anakku . suamiku meninggalkan aku sejak buah hatiku berumur 8 bulan dikandungan . usia yang sempurna sekali untuk seorang anak yang tidak akan menegenal siapa bapaknya. dia meninggalkanku tanpa alasan yang pasti ,mungkin akibat perkawinan muda atau karena dia sudah bosan denganku karena aku sudah tidak cantik dan manis seperti dulu lagi. anakku sekarang berusia hampir 14 tahun cukup paham dengan kata porsitusi dan pelacuran. pelacuran dan porsitusi memang bermakna konotasi negatif . begitu juga dengan dampaknya terhadap aku dan pandangan orang terhadap aku .aku harus terima segala resiko atas pekerjaan ini . aku akui bahwa pekerjaan ku ini memang pekerjaan yang banyak dihujat banyak orang . karena pekerjaan sebagai seorang pelacur memang pekerjaan yang hina dan tidak layak bagi seorang wanita . tapi mau bagaimana lagi aku sudah tidak bisa mencari pilihan pekerjaan lain , kecuali melacurkan diri . hanya itu yang menjanjikan aku dan buah hatiku . biaya hidup dan kebutuhan ekonomi keluargaku yang mendesak memaksaku untuk melakukan pekerjaan ini . dikarenakan aku yang tinggal sebatang kara dengan anakku harus coba menjalani hidup dengan keadaan pincang seperti ini.untungnya dia mengerti mau mengerti aku dan mau menerima segala bentuk cacian dari pekerjaanku. namanya Angga , dia buah hatiku yang sangat kucinta didunia ini . bahkan melebihi cinta terhadap diriku sendiri . anakku yang masih sekolah menegah pertama ini menjadi semangatku untuk menjalani pekerjaan ini .menjadi cambuk untuk aku supaya aku tidak menyerah pada topannya dunia . karena kelak nantinya dia juga menjadi harapanku satu-satunya di masa tua ku . disaatku menjadi tua dan renta dia mau merawatku .dissat ku sakit dia mau mendampingiku . angga tergolong anak yang cerdas di sekolahnya , bukti dari kepintaran dia itu ditunjukan gurunya yang selalu menjadikan dia sebagai peserta olimpiade tahunan tingkat nasional . dan bukan cuma itu dia suka belajar ,baca buku dirumah sampai akhir malam . bahkan pernah suatu hari ketika aku pulang dari kerjaku dia masih membaca buku dan membukakan pintu rumah untukku. tujuan hidupku didunia ini cuma untuk angga ,angga dan angga .tidak ada pikiran tentang kebutuhanku dan duniaku .apalagi untuk mencari sosok ayah yang baru untuk membantu kehidupanku .karena aku sudah terbiasa dengan keadaanku ini . semua hasil penghasilanku kuserahkan untuk kebutuhan sekolah angga . uang yang aku kumpulkan dari melacur itupun untuk kebutuhan sehari-hari angga buah hatiku . aku ingin membahagiakan anakku seperti orang tua umum lainya . dan aku juga ingin menjadi orang tua tunggal yang bisa memberi kasih sayang seutuhnya untuk dia karena dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang bapak dalam hidupnya . menyekolahkan angga anakku sampai dia berhasil menjadi orang yang berguna buat aku dan semua orang itu adalah impianku . pekerjaan apa saja akan ku lakukan untuk anakku . aku bangga melacur untuk secuil senyum kebahagiaan anakku . entah paksaan jiwa atau dorongan hati ketika aku mau melakukan pekerjaan ini aku mendapatkan semangat baru dari angga . senyum dan wajah polosnya memaksaku untuk giat bekerja .pandangan sebelah mata orang, yang menganggu pikiran ku pun lenyap begitu saja.perasaan takut pun hilang,sirna entah kemana. suatu hari ketika angga tidak masuk sekolahnya , aku cemas sekali denganya . ini suatu hal yang aneh sekali pada dirinya . lalu aku beranikan diri untuk menemui ibu gurunya yang kebetulan rumahnya tidak jauh dengan kontrakanku .sebelumnya memang aku jarang sekali beertemu dengan guru-gurunya disekolah karena ku takut mereka menertawakan angga karena ibunya bekerja sebagai seorang pelacur .setelah aku menemui gurunya dan bertanya , aku tau penyebabnya. ternyata hanya masalah uang bayaran bulanan  SPP belum dibayar selama 5bulan . memang salahku  karena aku belum memberi uang pada angga untuk pembayaran uang bulanan/SPP . setelah aku bernegoisasi dengan pihak sekolah dan meminta keringanan dengan catatan aku akan melunasi uang itu dengan secepatnya . angga pun segera berangkat kembali kesekolahnya dan dia bisa mengikuti kembali pelajaran-pelajaran dari gurunya . kulihat angga kemabali bersemangat . hati ku pun tenang kembali.aku tak mau angga bersedih lantaran aku tidak bisa memberikan apa yang diberikan orang tua lain pada umumnya . aku takut suatu hari nanti ketika ku sudah tidak mampu lagi mencari uang , angga berhenti sekolah karena tidak ada biaya . aku gak mau anak yang kubesarkan dengan susah payah menjadi sama seperti ibunya .menjadi orang bodoh yang tidak bisa menjadi orang tua yang baik bagi anaknya . cuma jadi ibu yang selalu bisa janji membelikan buku untuk anaknya . cuma jadi ibu yang gagal memberi senyumankebahagiaan untuk anaknya . diakhir hayat hidupku nanti aku cuma ingin melihat angga menjadi orang yang lebih baik dari ku . bisa mencari pekerjaan yang halal untuk seorang anaknya .bisa menjadi membahagiakan anaknya dan keluarganya .tanpa dapat celaan dari orang-orang . angga ibu harap kamu jangan seperti ibumu ini.ibu ingin angga jadi anak yang lebih baik dari ibu .mungkin ibu bukan ibu yang baik karena belum bisa melukis senyum diwajah  kamu tapi ibu ingin kamu tahu , kelak dewasa nanti ibu gak ingin kehidupan kamu seperti ibu.kamu harus bisa yang terbaik buat hidup kamu.anggaku semangat ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun