Mohon tunggu...
Abdy Busthan
Abdy Busthan Mohon Tunggu... Penulis, Dosen dan Peneliti -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Judulnya Belum Berjudul

11 Januari 2018   17:42 Diperbarui: 11 Januari 2018   17:47 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikianlah kamu seindah terma
Menjadi rhema selaksa harmoni
Dekapan birahi menyusuri kurma
Meretas waktu bernada simponi

Rentan jarak membentang senja
Diantara doa mengakar terpatri
Seketika sujud berlinang menanti
Resah pun menggenggam prahara

Sedikitnya terlihat jemarimu letih
Mungkin kisruh kian membuat lelah
Membiaskan janji, lirih tak berlagu
Selangkah pergi, liar melukis semu

Tidak dengan sendirinya itu kamu
Dengan sendirinya menyulam ragu
Meski mekar sewindu tak bertemu
Desahan sesaat kian melagukan lagu

Malam kemarin serpihan temaram
Diantara ilalang membakar sekam
Menderai tulus membingkai pualam
Dalam hening sabda, kian bersulam

Meski perjalanan berlela tertatih
Di penjunan dekapmu tak berletih

Merangkai ihwal selembar terkisah
Diantara senyuman manis tak tersisah

Apapun itu, tetaplah kita satu
Satu cinta, satu hati, satu rindu,

Meski sering kita melupakan itu,
Bersatu padu seperti dulu,

Aku di sana untukmu,
Kamu di sini untukku,
Progeni kita beradu,
Berdiampun seketika merindu

Aku bicara kesekiannya lagi
Menderai lara, memelas elegi
Jika galau kian duka membagi
Akankah ku songsong mentari pagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun