Mohon tunggu...
Abdy Jaya Marpaung
Abdy Jaya Marpaung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lihat, dengar, nulis

laki-laki yang senang berbagi cerita lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sudah Pernah

7 Mei 2010   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_135578" align="alignleft" width="300" caption="by:jaya"][/caption] Dalam pertemanan, tentu saja obrolan menjadi menu wajib yang tak bisa dihindari. Entah itu ngobrol tentang pengalaman pribadi, rencana-rencana hari ini atau besok, bercanda dan sebagainya. Namun acapkali tanpa disadari kita akan bercerita tentang hal yang sama pada pendengar yang sama. Kok bisa... Ho oh, biasanya ini dilakukan oleh orang yang babi, maksudnya banyak bicara. Bukan temannya Sun Go Kong itu. Kalau ada diantara kita yang suka sekali bicara tentang apa saja, perhatikanlah satu atau dua kali dia akan menceritakan hal yang sama yang pernah ia ceritakan sebelumnya. Menceritakan hal yang sama pada orang yang sama kadang bisa jadi tidak disadari oleh si teman. Entah lupa atau entah karena sangat terkesannya ia pada pengalaman pribadinya itu sehingga ia senang sekali menceritakannya kembali. Pasti semua kita pernah mengalaminya kan... saya juga punya teman seperti itu. Hari ini misal, dia bercerita tentang kisah pribadinya yang lucu kepada saya, menceritakannya dengan mimik wajahnya yang juga lucu, sehingga cerita itu jadi dobel lucunya. Namun di lain hari entah esok atau seminggu kemudian, dia lupa kalau ia pernah menceritakan kejadian itu pada saya. Dia menceritakannya kembali. Tentu saja sudah tidak lucu lagi karena saya pernah mendengar sebelumnya. Lalu saya pura-pura aja ketawa biar hatinya senang. Soalnya gak tega mau bilang. "Eh, udah kau ceritakan itu samaku." Entar kan dia jadi gimanaaa gitu. Apalagi saya sadar bahwa menghargai lawan bicara itu sangat dianjurkan. Namun kalau ceritanya itu sudah lebih dari dua kali dia ceritakan, saya dengan tega akan berkata diakhir ceritanya, "udah pernah nya itu kau ceritakan sama ku." Lalu saya akan tutup muka. Gak tega lihat reaksi mukanya. (jadi gak tau siapa yang malu). Mungkin ini bisa disebut mengulang dengan tidak sengaja. Dalam berkelompok, kejadian seperti itu juga sering terjadi. Tapi saya maklum, mungkin teman yang lain belum pernah mendengar cerita tersebut. Sebenarnya tidak masalah kalau kisah atau kejadian yang dia ceritakan sesuatu yang sangat bermanfaat buat pendengarnya. Dengan ceritanya itu kita jadi bertambah pengetahuan, bisa menjadi lesson learn dan malah kita akan mudah mengingatnya, contohnya kalau kita mendengar ceramahnya Zainuddin MZ di salah satu program televisi nasional. Kadang-kadang ada bagian ceramah yang sama dengan ceramah sebelumnya (bagi pemirsa yang mengikutinya lewat televisi loh, tapi kalau yang bertatapan langsung dengannya, bisa jadi itu ceramah yang baru). Tapi tidak semua setiap ceramah beliau mengulang ceramah yang sama. Hanya pada tema tertentu saja. Nah, kalo yang ini malah sering. Aku bilangnya, "udah pernah main." Coba aja nonton film di tivi. Pasti film yang diputar adalah film yang sudah pernah kita tonton sebelumnya di saluran tv yang sama. Tentusaja stasiun televisi punya alasan yang masuk akal. Katanya biaya membeli hak siar film itu sangat mahal. Jadi mungkin mereka tak punya duit lagi untuk beli hak siar film baru. Nah, kalo yang ini namanya mengulang dengan sengaja. Ntar kalo mau cerita sama temannya, ingat-ingat ya, kira-kira udah pernah diceritain belom. Daripada nanti dibilang, "udah pernah Oiii... Itu-itu aja pun yang kau bilang." Salam Kompasiana...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun