Ketika itu diriku belum ada keberanian untuk mengungkapkan sebuah ke kaguman terhadap indah nya parasnya si dia. Indahnya tak dapat di jabarkan namun menundukkan kerasnya hati, seolah olah jiwa ini relah di pertaruhkan untuknya.
Namun apalah daya diri ini yang sadar diri akan tak pantasnya diri ini terhadap nya, baik akan harta ke ilmuan dan ketampanan.
Hanya bisa doa di langit kan dengan seribu gudang pengharapan tercapainya impian yang mustahil akan tercapai.
Terakhir kali pertemuan kita, di pisahkan oleh pendidikan yang berbeda, dalam perpisahan tersebut ku ingin sekali mengungkapkan namun bibirku terbungkam, karena hilangnya sebuah ke percayaan oleh banyaknya teman teman yang selalu menemani mu di sepanjang siang.
Walau kita sudah sekian tahun tidak bertemu, hati ini tetap mengagumimu mendengar namamu seperti meminum air bagi orang yang sangat hausan membuat ke segaran yang tiada tara. Semua tentang mu adalah indah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H