Mohon tunggu...
Abdur Rohman Wahid Arrosyid
Abdur Rohman Wahid Arrosyid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Profesi Guru

Saya seorang lulusan S1 & S2 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang yang saat ini sedang menempuh Program Profesi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Karakter Berkebhinekaan Global bagi Calon Guru Profesional

14 Januari 2024   18:05 Diperbarui: 14 Januari 2024   18:07 3863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang menyelenggarakan Diklat Wawasan Berkebhinekaan Global (WKG) bagi Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 secara luring di Gedung Kuliah Bersama (GKB) A20. WKG dilaksanakan pada hari Kamis (11/01/2024) dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa PPG Prajabatan kelas IPA 10. 

Diklat WKG ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya, nilai, dan pandangan dunia yang ada di seluruh penjuru bumi. Tujuannya adalah untuk membentuk pemahaman yang luas dan inklusif terhadap perbedaan, serta merangsang kerjasama lintas budaya di Indonesia. Peserta akan diajak untuk menjelajahi konsep kebhinekaan global, memahami dampak positifnya terhadap kerjasama, dan mengidentifikasi tantangan yang mungkin timbul dalam interaksi antarbudaya. Melalui berbagai kegiatan pembelajaran, termasuk diskusi kelompok, simulasi, dan presentasi, peserta akan dibimbing untuk mengembangkan keterampilan komunikasi lintas budaya, kepemimpinan yang inklusif, serta pemahaman yang lebih mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan bersama.

Diklat WKG ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat, mari kita bersama-sama membuka pikiran, menghargai perbedaan, dan mendorong kolaborasi positif di antara peserta. Semoga setiap langkah yang diambil dalam diklat ini dapat menjadi landasan untuk membangun dunia yang lebih terbuka, inklusif, dan penuh dengan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya. Selamat mengikuti perjalanan pembelajaran ini, dan mari kita bersama-sama menjelajahi keajaiban kebhinekaan global!

Topik 1

Dunia yang Berwarna

Dunia ini adalah tempat yang penuh dengan keberagaman. Ada banyak perbedaan yang ada di antara manusia, baik dari segi suku, ras, agama, budaya, bahasa, dan lain-lain. Keberagaman ini merupakan anugerah yang harus kita syukuri dan kita jaga bersama. Keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan dan kekayaan bagi suatu bangsa. Namun, keberagaman juga dapat menjadi sumber konflik dan perpecahan. 

Pada topik 1 ini, peserta PPG Prajabatan Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 yang dipandu oleh Dr. Yayuk Mulyati, S.Si, S.Pd, M.Si, melakukan permainan untuk memahami pentingnya menghargai keberagaman. Dalam permainan tersebut, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diminta untuk memilih jawaban sesuai dengan dirinya sendiri. Jika dalam satu kelompok ada peserta yang memilih jawaban yang berbeda, peserta tersebut akan diberikan tanda pada badannya. Tanda tersebut merupakan penanda bahwa peserta tersebut adalah kelompok minoritas. Permainan ini memberikan gambaran bahwa tindak diskriminasi pada kelompok minoritas adalah kurang tepat. Diskriminasi dapat membuat seseorang merasa minder dan tidak dihargai.

Diskriminasi merupakan tindakan yang membedakan seseorang berdasarkan ras, suku, budaya, agama, atau kondisi lainnya. Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pengucilan, penolakan, atau kekerasan. Diskriminasi dapat berdampak negatif bagi korban, seperti membuat korban merasa minder, tidak dihargai, dan bahkan mengalami trauma. Oleh karena itu, penting untuk menghargai keberagaman dan menghindari tindak diskriminasi. Setiap orang berhak untuk hidup, tumbuh, belajar, dan bekerjasama dalam harmoni, tanpa memandang perbedaan.

Memahami dan menghargai keberagaman penting untuk dilakukan karena beberapa alasan, antara lain:

  • Membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman dapat menjadi sumber perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, keberagaman juga dapat menjadi sumber kekuatan dan persatuan jika kita dapat memahami dan menghargainya.
  • Mengembangkan toleransi dan sikap saling menghormati. Keberagaman mengajarkan kita untuk toleransi dan saling menghormati. Kita harus dapat menerima perbedaan dan menghargai pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan kita.
  • Memperluas wawasan dan pengetahuan. Keberagaman dapat memperluas wawasan dan pengetahuan kita tentang dunia. Kita dapat belajar tentang budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai dari suku, ras, dan agama lain.

Topik 2

Indonesia yang Harmoni

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa.  Hal tersebut tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang berarti bahwa meskipun Indonesia memiliki berbagai keragaman, namun Indonesia tetap satu. Topik 2 ini menjelaskan lebih jauh tentang keragaman Indonesia sebagai sebuah karunia dari sang pencipta. Ada tantangan yang dihidangkan juga di topik ini serta solusi bagaimana mengatasinya tantangan tersebut.

Perlu kita renungkan bahwa, Negeri Republik Indonesia bukanlah lahir dari salah satu jenis etnis saja, tetapi tersusun atas beberapa etnis yang hidup secara berdampingan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Soekarno, “Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”. Oleh karena itu, keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia harus turut serta menjaga keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan agar dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik.  Salah satu sikap yang mendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah dibudayakannya sikap toleransi dan sikap moderat.

Sikap toleransi sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Toleransi merupakan sikap saling  menghormati dan menghargai perbedaan yang ada serta kesediaan dalam berkorban untuk mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Toleransi sendiri ada 2 macam, yaitu toleransi murah atau biasa disebut dengan toleransi pasif dan toleransi mahal. Selain toleransi, sikap moderat juga dibutuhkan untuk menciptakan negeri yang harmoni. Moderat bisa diartikan berada di tengah-tengah, seimbang dan tidak berlebihan. Menerapkan kehidupan moderat dapat menciptakan kehidupan yang nyaman dan damai. Sikap moderat tidak hanya dalam kehidupan beragama, melainkan bisa dalam segala aspek kehidupan. Berperilaku moderat dengan toleransi berkehidupan yang tinggi juga dapat menjaga dari segala bentuk ancaman dan perpecahan di negara ini.

Topik 3

Damai Dimulai dari Diri

Pada topik 3 ini kita mempelajari bagaimana untuk bisa berdamai dengan apa yang dimiliki dan ditakdirkan tuhan kepada kita. Seringkali terlalu fokus pada banyak hal sampai melupakan bagaimana bisa berterima kasih pada diri sendiri. Tidak terasa terkadang terlalu keras pada diri sendiri hingga lupa bahwa yang seharusnya butuh disejahterakan adalah diri kita sendiri terlebih dahulu. Sebagai calon guru, untuk bisa menciptakan generasi yang bahagia maka bisa dimulai dengan membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu. Dalam topik 3 terdapat tiga konsep yang dipelajari, ketiga konsep tersebut antara lain:

Kita Makhluk dengan Banyak Identitas

Manusia merupakan makhluk yang unik. Tidak ada manusia yang sama persis di dunia ini. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan identitas-identitas untuk membedakan manusia satu dengan yang lain. Terlahir di negara yang beragam juga menjadi salah satu identitas yang melekat dalam diri kita. Identitas yang dimiliki manusia bisa meliputi jenis kelamin, agama, ras, suku, tampilan fisik, sifat, karakter, dan masih banyak lagi. Lantas apakah saat kalian lahir di dunia bisa memilih identitas apa yang akan dimiliki? Tentu pilihan tuhan sudah menjadi pilihan terbaik. Identitas bisa meliputi hal yang sudah ditakdirkan untuk kita juga ada identitas yang kita ciptakan sendiri seiring bertumbuh. Pilihan yang salah jika kita terlalu fokus untuk mengubah identitas yang memang tidak bisa diubah. Hal yang bisa dilakukan adalah berdamai dan menerima apa yang menjadi identitas kita tersebut. Tetapi kita juga bisa menciptakan identitas lain untuk bisa memaknai kehidupan kita. Melakukan hal-hal yang baik  secara tidak langsung akan menghadirkan identitas baru yang kita ciptakan sendiri. 

Gunakan Standar Diri Sendiri

Manusia terkadang merasa minder karena tidak memiliki apa yang orang lain miliki baik fisik, prestasi, maupun sifat khusus. Sebagai individu yang tidak sempurna, kita harus berupaya untuk bisa berdamai dengan diri walau pasti ada hal yang kurang kita sukai dalam diri kita. Caranya adalah dengan belajar menghargai dan mencintai diri sendiri, meningkatkan rasa syukur kepada tuhan bahwa memang tuhan sudah menciptakan kita dalam keadaan yang sebaik-baiknya, jangan terlalu mengkritisi dan merendahkan diri karena pasti kita semua punya kelebihan dan cara untuk menutupi kekurangan tersebut, tingkatkan percaya diri dan sesekali puji serta berterimakasihlah pada diri sendiri.  

Kita biasanya tidak dapat menerima diri sendiri bisa karena tidak dihargai orang lain sebab merasa ada di bawah standar. Sekarang pertanyaannya adalah siapa yang menciptakan standar tersebut? Kita atau orang lain? Lantas mengapa kita terjerat dalam standar yang dibuat oleh orang lain? Selain dengan cara menghargai diri sendiri seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya dalam menjalani hidup ini tidak hanya selalu mengejar standar umum atau standar yang dibuat oleh orang lain melainkan berusaha untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri. Dengan potensi tersebut kita bisa menggunakan standar diri kita sendiri dan terus berusaha menjadi best version of our self di setiap harinya. Dikutip dari materi Wawasan Kebhinekaan Global, ada lima cara untuk menghargai diri sendiri, diantaranya adalah:

  • Memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna
  • Tidak membohongi diri sendiri, terkadang kita melakukan kesalahan walaupun hati kita sadar bahwa hal tersebut salah, sehingga mari ikuti kata hatimu.
  • Tidak melabeli diri sendiri dengan label negatif, mengkritik diri sendiri memang sangat diperlukan, tetapi jangan sampai menimbulkan sifat peragu dalam dirimu.
  • Apresiasi dirimu sendiri, jangan menunggu orang lain untuk mengapresiasi atas kerja keras kita.
  • Percayalah dengan keputusanmu sendiri, jangan menyesal dengan keputusan apapun yang telah kamu putuskan, karena yakinlah apa yang kamu putuskan dimasa lalu mungkin adalah pilihan yang terbaik dimasa itu.
  • Menghargai diri sendiri dapat menjadikan kita pribadi yang kuat, dan mencegah penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan yang berlebih. Jadi, sudahkah kamu menghargai dirimu dan menggunakan standar dirimu sendiri dalam kehidupan ini?

Welas Asih pada Diri

Self-compassion merupakan kemampuan untuk dapat mengarahkan atau menunjukkan empati, cinta dan perhatian ke dalam diri dan menerima diri terutama dalam menghadapi kegagalan. Dengan welas asih pada diri memberikan manfaat untuk dapat mengatur perasaan sehingga dapat memulihkan diri sendiri, membantu untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk diri sendiri dan memotivasi untuk dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Selayaknya menolong teman yang mengalami kesusahan kita juga dapat menolong diri kita melalui welas asih pada diri. Maka dari itu berikan kehangatan dan selalu dukung diri kita untuk bisa terlepas dari penderitaan atau permasalahan yang dihadapi. Berteman dengan diri untuk membantu menghadapi peristiwa yang melukai diri. 

Topik 4 

Sekolah yang Bhineka

Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya kaya akan perbedaan atau disebut sebagai masyarakat majemuk. Hal ini ditegaskan dengan adanya semboyan negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika. Penerimaan terhadap perbedaan Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan peserta didik tentang menghargai dan menerima perbedaan dalam ada dalam masyarakat, seperti perbedaan agama, suku, dan bahasa. Pelajar Pancasila diajarkan untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap individu atau kelompok berdasarkan perbedaan tersebut. Dalam kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global ini, kami yang dipandu  oleh bapak Khusaini, S.Pd, M.Ed, Ph.D, membuat beberapa proyek untuk menumbuhkan nilai-nilai kebhinekaan serta menguatkan nilai keberagaman di sekolah, diantaranya yaitu:

Cultura Vibes

Pengembangan Program Cultura Vibes (Dok. Pribadi) 
Pengembangan Program Cultura Vibes (Dok. Pribadi) 

CULTURA VIBES merupakan salah satu kegiatan Class meeting yang mengakomodasikan peserta didik untuk menyajikan vlog budaya dalam durasi yang singkat. Budaya yang disajikan dapat berupa makanan tradisional, upacara adat, tempat budaya, dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dari masyarakat wilayah tersebut. Kemudian, budaya tersebut dikemas dalam bentuk vlog yang menarik. Selain menarik, vlog juga harus mempertimbangkan pesan budaya yang akan diberikan pada penonton. 

Manfaat

Sekolah: Melalui kegiatan Cultura Vibes sekolah dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensinya terutama dalam menuangkan ide atau gagasan alur vlog, menulis naskah video, take video, dan editing. Selain itu, peserta didik akan dibekali keterampilan soft skill yang bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan. Peserta didik dapat berkolaborasi dengan berbagi peran dalam satu kelas yang tentunya memiliki karakteristik dan minat yang beragam untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Kemudian, output kegiatan yang berupa video dan diunggah dalam media sosial merupakan ajang promosi sekolah untuk meningkatkan eksistensinya di dunia luar. Hal tersebut, tentunya akan meningkatkan asumsi publik untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga tersebut. 

Peserta didik: Meningkatkan bakat dan minat dalam berkarya di media sosial, Memiliki pengalaman memanfaatkan teknologi yang berkaitan dengan pembuatan vlog, meningkatkan pengetahuan dan kecintaannya terhadap budaya yang ada di sekitar mereka, mengenalkan peserta didik bahwa karier sebagai vlogger bisa sangat menjanjikan untuk masa depan.

Guru: Meningkatkan praktik pendidikan yang berorientasi pada peserta didik.

Teknis Kegiatan: 1) Pekan penentuan ide dan skrip video yang didampingi oleh guru terkait; 2) Pekan take video dan editing; 3) Pekan pengumpulan video dan penilaian oleh juri yang berkompeten.

PKK (Pameran Kolaborasi Karya)

   

(Dok. Pribadi) 
(Dok. Pribadi) 

Pengembangan Program PKK (Dok. Pribadi) 
Pengembangan Program PKK (Dok. Pribadi) 

Proyek PKK dilakukan ketika penerimaan rapor semester oleh orang tua/wali murid di sekolah.

Budaya Kelas:

Guru mampu membuat pembelajaran yang inovatif.

Guru menciptakan suasana dan lingkungan yang aktif kolaboratif.

Guru memfasilitasi keterampilan kolaborasi peserta didik dengan kegiatan PKK tersebut.

Budaya Sekolah: Kepala sekolah membuat kebijakan pembelajaran kolaboratif melalui kegiatan PKK.

Kegiatan Siswa: Siswa mengumpulkan produk-produk yang dihasilkan setiap mata pelajaran dari awal sampai akhir semester 1, produk tersebut bisa sangat beragam, bisa berupa media informasi, hasil seni, dan sebagainya sesuai dengan permintaan dari guru mata pelajaran.

Manfaat:

Bagi Siswa: Peserta didik dapat melatih keterampilan kolaborasinya dan bisa membuat produk projek hasil karya dari ilmu mata pelajaran yang  sudah dilalui

Bagi Sekolah: Menambah koleksi hasil karya dari peserta didik, sebagai promosi untuk menarik minat masyarakat agar berkenan bergabung mendaftar di sekolah .

Bagi Orang tua: Sebagai umpan balik atas hasil kerja dan belajar anak dalam bentuk produk dari awal sampai akhir semester.

Pentas Ragam Budaya

Pengembangan Program Pentas Ragam Budaya (Dok. Pribadi) 
Pengembangan Program Pentas Ragam Budaya (Dok. Pribadi) 

Pekan ragam budaya, masing-masing kelas menentukan daerah yang akan diangkat sebagai tema pentas ragam budaya yang akan di tunjukan. Pentas Ragam Budaya yang ditunjukkan dapat dalam bentuk pameran, tarian daerah, lagu daerah dsb yang masih memiliki hubungan dengan daerah tersebut.

Tahap Pengenalan: menggali pemahaman perbedaan dan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam segi budaya, adat istiadat, kesenian, dan bahasa daerah di Indonesia

Tahap Kontekstualisasi: memberikan ruang diskusi eksploratif dan terbuka bagi seluruh murid untuk saling memberi pendapat dan pandangan terkait keberagaman juga tentang cara- cara yang dapat dilakukan warga Indonesia untuk mengapresiasi keanekaragaman budaya daerah di Indonesia.

Tahap Aksi dan Refleksi: bersama-sama mewujudkan pemahaman yang didapatkan oleh murid mengenai keberagaman melalui aksi nyata yaitu menyajikan dan mempromosikan budaya daerah masing-masing. Sebagai tahap refleksi, setiap kelompok memberikan dan mendapatkan apresiasi dari pengunjung pojok budayanya.

Pesona Karya

Pengembangan Program Pesona Karya (Dok. Pribadi) 
Pengembangan Program Pesona Karya (Dok. Pribadi) 

Pesona karya adalah sebuah kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei. Kegiatan ini mewadahi kreativitas peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Dalam agenda ini menyelenggarakan bermacam-macam penampilan, seperti kreativitas mading, pentas seni, dll. Kegiatan ini mengkolaborasikan diantaranya seni, permainan, dan olahraga. Dengan kegiatan ini dapat mewadahi kreativitas peserta didik di bakatnya masing-masing. Selain itu juga dapat mengasah kreativitas guru dalam menyusun sebuah kegiatan yang dapat memfasilitasi bakat dan minat peserta didik yang beragam.

Sasaran : peserta didik & guru

Output :

Peserta didik mampu mengekspresikan bakat dan minatnya dalam bidang seni & olahraga.

Peserta didik mampu meningkatkan apresiasinya tentang seni dan olahraga.

Peserta didik mampu berinteraksi dan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah dengan baik.

Guru dapat meningkatkan kreativitasnya.

MVP Challenges

  

(Dok. Pribadi) 
(Dok. Pribadi) 

Pengembangan Program MVP Challages (Dok. Pribadi) 
Pengembangan Program MVP Challages (Dok. Pribadi) 

Media Visual Prowess Challenges merupakan kegiatan yang diadakan setiap 1 Bulan/1 angkatan. Kegiatan ini berupa pameran hasil karya dan kreatifitas antara kolaborasi siswa dan guru yang dituangkan dalam karya seni digital. Setiap Hari Akhir P5 pada setiap bulan akan diadakan puncak pameran yang berisikan poster/infografis dan hasil fotografi. Setiap kelas membuat stand dimana akan ada yang menjelaskan terkait hasil karya kepada penonton yang menghampiri. Untuk Film Pendek dan video kampanye ceria akan diunggah di media sosial Youtube sekolah. Tujuan dari proyek ini adalah sebagai berikut:

Peserta didik mampu mengekspresikan bakat dan minat dalam bidang seni dan teknologi .

Peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga alam sekitar.

Peserta didik memiliki kesadaran akan pentingnya mengoptimalkan Sumber daya Alam di Indonesia dengn baik.

Peserta didik mampu berkolaborasi dan berinteraksi dengan warga sekolah dengan baik.

Peserta didik dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi khususnya dibidang informasi dan komunikasi visual yang saat ini sangat berperan dalam perkembangan global

MVP dibagi menjadi 3 bagian Besar yang semua harus dibuat per kelas. Berikut bagian utamanya:

Cinemagic dengan tema keajaiban dalam keanekaragaman

Dalam ini siswa dan guru boleh memilih antara pembuatan film pendek atau beberapa fotografi yang merepresentasikan keindahan keanekaragaman. 

Ceria. Ciptakan Ekosistem Ramah Iklim dan Alam

Tema ini dilakukan oleh seluruh anggota dalam satu kelas dengan tema berikut:

Kampanye Hemat Air dan Energi.

Kampanye Pemanfaatan Sampah .

Kampanye Pelestarian Pohon

Dilaksanakan 20 menit setiap pagi setelah jam pembiasaan. Penampilan akan digilir setiap kelas

Semesta. Sumber Daya Alam Mendukung Ekosistem Sejahtera Tanah Air merupakan lomba poster pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia. Berikut adalah tema yang dapat dipilih:

SDA Kelautan & Perikanan.

SDA Pertambangan.

SDA Pertanian dan Perikanan.

SDA Pariwisata.

SDA Peternakan & Keanekaragaman Hewani

 

Topik 5 

Sekolahku yang Damai

Sekolah merupakan lembaga penyelenggara pendidikan yang memberikan tuntunan, pendidikan, dan pengajaran kepada generasi bangsa. Generasi bangsa yang mengenyam bangku sekolah diharapkan mampu menjadi insan-insan Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, dan mampu memajukan bangsanya. Oleh karena itu, sudah seharusnya sekolah menjadi lembaga penyelenggara pendidikan yang mampu memberikan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan dalam proses penyelenggaraan pendidikan melalui sekolah damai. 

Pada kegiatan WKG mahasiswa PPG Prajabatan diberikan kesempatan untuk bermain permainan sekolah damai. Pada permainan ini disajikan sebuah papan yang menggambarkan sebuah sekolah. Resiko sekolah damai dipengaruhi oleh faktor ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Berdasarkan hasil refleksi permainan, guru harus meningkatkan kapasitas (K), mengurangi ancaman (A) dan mengurangi kerentanan (R). Dengan demikian, resiko sekolah tidak aman menjadi lebih kecil. 

Permainan Papan Sekolah Damai (Dok. Pribadi) 
Permainan Papan Sekolah Damai (Dok. Pribadi) 

Kita perlu menyadari tentang hak dasar anak untuk mewujudkan sekolah Damai. Hak Dasar anak antara lain hak untuk hidup dengan layak, hak untuk bertumbuh kembang secara optimal, hak untuk berbicara, hak untuk berpendapat, dan hak untuk memilih pendidikan sesuai bakat dan minatnya. 

Pada Wawasan Kebhinekaan Global yang dilaksanakan di Universitas Negeri Malang (11/01/2024) beberapa konsep diajarkan sebagai upaya untuk mewujudkan sekolah ramah anak yang tercermin melalui sekolah damai.

Menjaga sekolah tetap damai 

Berdasarkan hasil identifikasi bagaimana cara sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik melalui beberapa kondisi dan isu" yang sering terjadi. Sekolah damai bisa terwujud jika hanya ada sedikit ancaman dan kerentanan yang ada pada sekolah tersebut sementara kapasitas yang dimiliki sekolah cukup besar untuk mengatasi hal tersebut. Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi proses belajar mengajar yang memberikan jaminan suasana kenyamanan dan keamanan pada setiap komponen di sekolah.

Membangun sistem dengan meningkatkan kapasitas 

Komponen sekolah damai memiliki komponen kebijakan yang mendukung, interaksi yang menguntungkan, promosi yang gencar, sarana yang lengkap, serta partisipasi yang aktif dari seluruh warga sekolah. Konsep sekolah damai, aman, dan menyenangkan didasarkan pada prinsip penyelenggaraan pendidikan UU Sisdiknas Pasal 4, 10 hak anak PBB, dan sekolah ramah anak Permen PP dan PA No. 8 tahun 2014.

Mencegah kerentanan perundungan

Tentunya dalam terciptanya sekolah damai juga perlu menghindari perundungan. Perundungan sendiri bisa dilakukan secara fisik maupun verbal. Biasanya perundungan akan terjadi terus menerus jika sudah menjadi sebuah kebiasaan. Sekolah perlu menghindari hal ini dengan memberikan contoh-contoh perilaku baik kepada peserta didik. Ada beberapa cara mengatasi hal ini diantaranya 

  • Mengajak seluruh warga sekolah untuk menciptakan suasana belajar  yang sehat dan bebas dari perundungan
  • Jika telah terjadi perundungan, maka memberikan perhatian lebih pada  peserta didik yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perundungan
  • Membuat peraturan atau hukuman terhadap diskriminasi atau pelecehan yang terjadi

Mencegah kerentanan diskriminasi intoleransi 

Upaya untuk mencegah terjadinya kerentanan diskriminasi intoleransi salah satunya adalah dengan memberikan penguatan tentang pentingnya sikap toleransi yang nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran. kegiatan pembelajaran hendaknya dapat memfasilitasi peserta didik untuk menunjukkan sikap toleransi dalam segala aktivitas pembelajaran. Selain itu, sekolah juga dapat memberikan sosialisasi secara berkala agar peserta didik memiliki pengetahuan yang baik akan pentingnya sikap toleransi. Karena pada dasarnya perubahan pemikiran dan perubahan sikap tidak akan terjadi hanya dengan teori saja, namun dengan praktik secara berkelanjutan. 

Mencegah kerentanan kekerasan seksual 

Kerentanan kekerasan seksual di sekolah dapat dicegah dengan yang pertama menerapkan program pendidikan seksual yang komprehensif, memberikan pemahaman tentang hak, tanggung jawab, dan batasan dalam hubungan. Guru juga bisa menyertakan informasi tentang cara mengenali dan melaporkan perilaku yang tidak pantas atau kekerasan seksual. Kemudian sekolah juga bisa membentuk tim pencegahan kekerasan seksual untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kekerasan seksual di lingkungan sekolah dan menyusun strategi pencegahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun