Di setiap kehidupan semua orang pasti punya harapan. Entah, yang tersuarakan atau cukup tertulis di buku harian atau note hp bahkan tersimpan dalam angan-angan.Â
Sebagian kalangan dengan bangga akan menceritakannya pada sanak familinya atau sahabatnya dan sebagian yang lain lebih memilih untuk diam. Dan, paling sering yang memilih diam adalah kaum hawa. Mereka lebih memilih menumpahkan harapannya kepada para bestie nya. Bahkan, lebih banyak yang merangkai harapannya lewat tulisan, podcast, puisi, dan media lainnya.Â
Karena kaum hawa adalah kaum yang paling mudah terkena stres. Itu sih, ga semuanya. Seiring berjalannya zaman, mereka akan dihadapkan oleh pelbagai pilihan. Mulai dari circle pertemanan, sekolah, bahkan keluarga. Kemana mereka akan mengadu? Mereka kaum terkuat tapi kelihatannya aja rapuh. Harapan kaum hawa saat ini adalah tidak terbebani dengan tuntutan. Bagaimana mereka dituntut harus bisa perihal A, B, C sedang dari keluarga, masyarakat, sekolah tidak memberi bekal sebagai tuntunannya. Â
Maka, sebelum kita menuntut pelbagai kemampuan paling tidak kita beri bekal dengan cara gali potensi. Potensi yang ada itulah yang dikembangkan dan dibudidayakan serta diberdayakan. Sering terjadi di Indonesia, orang-orang yang berpotensi dipatahkan dengan cara dibanding-bandingkan. Padahal, kita bisa belajar dari tanaman. Untuk tumbuh dan berkembang tak harus mematikan tanaman disekitar, bukan?
Dan yang paling harus diingat. Sekuat-kuatnya kaum hawa, mereka tetap ingin dimengerti dan diberi perhatian. Seperti lirik lagu yang pernah viral " karena wanita ingin dimengerti". Begitulah kira-kira.Â
Ingat! Jangan menuntut kalo belum sanggup menuntun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H