Mohon tunggu...
abdurrohim
abdurrohim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Chemistry_Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Pembelajaran Kimia terintegrasi Budaya untuk Generasi Z

10 Januari 2025   15:36 Diperbarui: 10 Januari 2025   15:36 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran kimia berbasis kebudayaan merupakan pendekatan yang mengintegrasikan aspek kebudayaan lokal ke dalam proses pembelajaran kimia. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai kebudayaan  yang dimiliki oleh setiap daerah, sehingga sangat berpotensi untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran, mengaitkan konsep kimia dengan budaya setempat, diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara mereka belajar. Mereka tumbuh di era digital, terbiasa dengan teknologi, dan memiliki akses informasi yang luas. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang efektif untuk mereka haruslah inovatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Generasi Z sangat akrab dengan teknologi dan media sosial. Guru dapat memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk menyampaikan materi kimia. Misalnya, membuat video eksperimen kimia yang menarik atau menggunakan infografis untuk menjelaskan konsep-konsep sulit. Selain itu, diskusi online melalui forum atau grup media sosial dapat meningkatkan interaksi dan kolaborasi antar siswa.

Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung. dalam konteks kimia, siswa dapat diberi proyek yang menggabungkan konsep kimia dengan elemen kebudayaan lokal. Misalnya, mereka bisa meneliti proses pembuatan batik dari sudut pandang kimia, atau mempelajari reaksi kimia dalam pembuatan makanan tradisional. Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Mengaitkan konsep kimia dengan kebudayaan lokal dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Misalnya, guru dapat menjelaskan reaksi kimia dalam pembuatan tempe atau proses fermentasi dalam pembuatan tape. Dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kebudayaan yang dekat dengan kehidupan siswa, mereka akan lebih mudah memahami dan mengingat konsep-konsep kimia.

Generasi Z cenderung lebih suka bekerja dalam tim. Pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka belajar dari satu sama lain. Guru dapat membagi siswa ke dalam kelompok kecil dan memberikan tugas yang memerlukan kerja sama, seperti eksperimen kimia atau proyek penelitian. Diskusi dan presentasi hasil kerja kelompok juga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan berpikir kritis siswa.

Pendekatan interdisipliner menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam satu pembelajaran. Dalam konteks kimia dan kebudayaan, guru dapat mengintegrasikan pelajaran kimia dengan sejarah, seni, atau geografi. Misalnya, siswa dapat mempelajari sejarah kimia dalam konteks perkembangan teknologi di berbagai kebudayaan, atau mengkaji seni pembuatan keramik dari sudut pandang kimia. Pendekatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan menarik bagi siswa.

Mengajar kimia kepada Generasi Z memerlukan pendekatan yang inovatif dan relevan dengan kehidupan mereka. Dengan mengintegrasikan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, kebudayaan lokal, pembelajaran kolaboratif, dan pendekatan interdisipliner, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep kimia, tetapi juga menghargai kebudayaan mereka sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun