Pujian dan cacian itu hal biasa, terutama bagi seorang pemimpin. Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang, kata Anies Baswedan. Terkadang hal baik dicaci, dan yang buruk diapresiasi. Apalagi kalau sudah melibatkan survei persepsi. Sebaik apapun Anies Baswedan akan difitnah oleh orang keji pertanda Anies Baswedan akan menaiki kelas, inilah ujian kehidupan politik.
Anies Baswedan seperti Jokowi sangat terbuka dengan kritik. Kritik yang substantif jelas menyehatkan demokrasi karena akan bisa menjadi suplemen untuk memperbaiki kebijakan covid-19.Kita dapat membedakan mana kritik, mana fitnah dan mana ujaran kebencian. Ingat, mustahil menyenangkan setiap orang-orang keji dan penuh kebencian.Â
Siapapun yang pernah mencetuskan kalimat "Pujian dan cacian itu hal biasa, terutama bagi seorang pemimpin karena kita tidak bisa menyenangkan semua orang" perlu diacungi jempol.
Enggak peduli sebaik apa pun sifat Gubernur Kita, tetap saja orang-orang keji membuat niat baik gubernur menjadi buruk. Lonjakan covid-19 dibuat buruk sehingga PSBB total, dan zona merah selain jakarta yang buruk malah dipuja-puja. Enggak bisa disingkirkan, dilaporkan polisi, dan diancam dengan preman para orang keji.
PSBB bagi enggak suka, ada yang pilih diam. Ada juga yang agresif menyerang. Â Fokus belajar online, fokus bekerja dirumah, fokus beribadah, fokus menyenangkan hati sendiri dan mereka orang keji tetap menderita karena mereka tidak direspon Pemprov DKI Jakarta.
Selama ini, itulah yang terjadi. Terus, dan berulang-ulang polanya sikap 'anti-anies'. Apalagi dinarasikan dalam bahasa yang tidak simpatik. Mata dan  telinga publik mengetahui orang-orang yang membenci Anies Baswedan. Entah Anies atau Jokowi kalau kita membantu dan berbuat baik, maka apresiasi sungguh luar biasa.
 Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memiliki pengalaman yang haru saat berkunjung ke Rumah Saki Pasar Minggu.  Anies memenuhi permintaan terakhir remaja kritis bernama Rahmat Hidayat karena kecelakaan sebelum kemudian wafat setelah oprasi. Anies Baswedan ini pun mengundang banyak simpati karena peduli kesehatan, kembali PSBB karena Anies sayang rakyat jakarta.
Anies Baswedan memang penyayang dan mengecup kening remaja tersebut. Seorang wafat membuat Anies mencegah warganya sakit yang menjadi faktor meninggal. Di DKI Jakarta mereka yang sudah wafat mencapai 1391 orang. (*)