Abdurrofi'Excellent, kompasianer paling bahagia memberikan julukan kepada Engku Tjiptadinata Effendi sebagai kompasianer Tampan, Setia dan Baik Hati. Â Ia juga menegaskan setuju tentang pentingnya Tata Krama dalam Etnis Tionghoa karena Engku Effendi melihat degradasi tata krama di dunia serba maju. Penyebabnya karena terjajah oleh Kemajuan Zaman melau Gawai, ini memang adalah realitas yang sedang terjadi.Â
Mungkin dimasa-masa sibuk inilah, seorang fans diuji sejauh mana ia dapat bertahan dengan pilihan idolanya. Apakah Abdurrofi akan terus mendukung, atau malah menjauh terhadap tulisan dan artikel disajikan oleh Engku kesayanganku ini. Rasa suka berlanjut dengan rasa ingin dekat. Ingin tahu semuanya. Ingin ikuti semua baca artikelnya.
Tidak semua orang pernah jadi orangtua,tapi Abdurrofi dan Engku Effendi  pasti pernah menjadi anak dan kita sedang menjadi orangtua. Kita sama-sama menyadari hidup cepat dan singkat tak terasa menjadi orang tua, mungkin saya akan menyusul menjadi kakek dalam beberapa dekade kedepan dan saya harus siap dipanggil eyang atau mbah Abdurrofi.
 Orang Jawa identik dengan tata kramanya yang begitu lemah lembut dan berkarakter kuat apalagi terhadap anak kesayangannya. Selain tatakrama terdapat, Filosofi orangtua dan air mata dekat,  mereka akan memberi meskipun mereka sebenarnya membutuhkan. Perih, air mata dan perjuangan orangtua untuk kehidupan anak-anak lebih baik.
Sedikit menjelaskan kepada pembaca setia artikel ini bahwa filosofi Jawa mengajarkan Nglungguhi klasa gumelar, memiliki makna yang menduduki tikar yang sudah digelar. Artinya seseorang jawa itu umumnya mendapatkan sesuatu tanpa bersusah payah. Ketika aku, kamu, kami dan kita sebagai orang jawa telah mendapatkan jabatan atau kekayaan dari orang tua, kita cukup menjaga nama baik keluarga.
Faktanya kehidupan memang tak selalu sama sehingga filosofi lain pun ada. Bagi yang belum mengetahui terdapat filosofi kodrat wiradat, filosofi ini bermakna takdir Tuhan tidak bersifat mutlak.Â
Apapun yang terjadi memang kehendaknya Tuhan seperti  latar belakang keluarga kita dari orang jawa melarat dan bukan anak pejabat secara keseluruhan, namun bukan berarti kita pasrah. Kita masih memiliki wewenang untuk menentukan nasib dan berjuang untuk hidup lebih baik.
Kemajuan jaman menimbulkan pergeseran sosial dari dunia nyata ke media digital. Dalam dunia digital terdapat filosofi jawa berguna yakni sebaya pati, sebaya mukti. Filosofi jawa ini  memiliki arti kerukunan dalam persaudaraan wajib dijaga sampai ajal menjemput.
Dalam menjalin hubungan pasti akan ada masalah kemajuan jaman yang bisa mendekatkan jalinan persahabatan tersebut. Begitulah persahabat Abdurrofi dan Engku Effendi, jika pembaca menyadari tatakrama etnis jawa dan tatakrama etnis tionghoa itu sama. Keduanya sama-sama membangun rasa hormat dari anak muda ke orangtua dan membangun sayang dari orangtua kepada yang muda. Mudah-mudahan Abdurrofi menjadi kesayangan Engku Effendi he he...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!