Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meneliti: Adakah Aku di Hatimu, Sayang?

8 September 2020   22:38 Diperbarui: 9 September 2020   01:12 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sentuhan belaian kemanusiaan seorang lelaki berwibawa tersebut hendaknya dibangun atas rasa kasih sayang. Segenap pamrih-pamrih yang ada meneliti apakah ia benar-benar mencintai kembali sebagai sebuah respon romantisme maghligai asmara.

Perasaan sayang, cinta, suka pria kepada wanitanya demikian agung sebagai modal besar dalam perjuangan. Hubungan diri pria yang hangat menjadi harapan wanita daripada cara pandang kekerasan sering terjadi.

Saling mendukung, saling mendukung, saling menghormati dan saling toleransi dalam perasaan afeksi yang tinggi. "wahai kekasihku, engkau adalah pembawa keberkahan dalam hidupku". Dengan kata lain, pria menjaga kehormatan diri masa depan menjadi pokok dasar berpikir dan mencintai pasangan baik dalam poligami maupun monogami.

Pelayanan cinta yang berdedikasi wanita dan didukung oleh sumber yang memadai dari suami termasuk di dalamnya program yang jelas dan terukur mengenai organisasi rumah tangga.

Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung, sumber pendanaan yang memadai, serta istri-istri yang berdedikasi dan kompeten. Beberapa kelemahan yang masih terjadi dalam penanganan rumah tangga sehingga mereka menerapkan trilogi perceraian.

Kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada sesuatu hubungan sepasang kekasih sedangkan kasih sayang teramat besar akan menjanjikan kekokohan. Cinta tanpa batas adalah satu-satunya kebenaran, yang lain adalah ilusi.

Cara ilusi ini dihasilkan dan dimanipulasi untuk memenjarakan pernikahan dalam realitas palsu. Abdurrofi mengatakan kita 'hidup' dalam candu akan disayangi  di mana otak kita terhubung ke pusat yang memberi kita realitas kolektif yang sama.

Maka tidak mengherankan, cinta menantang ini mulai populer sebagai omong kosong saat Anda melihatnya dua orang sudah menikah selalu berselisih dan saling menyakiti. Cinta adalah tawa dari kematian, Ingatlah bahwa tawa terakhir ada pada hubungan benar-benar mati.

Dan hatimu selalu lihat sisi cerah kehidupan, selalu melihat sisi terang kehidupan dan selalu melihat sisi terang kehidupan. Hatimu menentukan keinginannya atas 'hidup' harmonis atau tidak. Keindahan yang luar biasa, semoga ada upaya terobosanmu agar pengunjung hatimu bisa ke sana tanpa kendala. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun