Panglima ABRI, Jendral Wiranto menggunting lipatan karier Jendral Prabowo sejak orde baru jatuh. Ia selangkah lagi mencapai impiannya meraih bintang empat dan akhirnya menjabat Panglima ABRI namun gagal.
Kegagalan demi kegagalan hingga pusaran pemilihan presiden karena Jendral Wiranto mengetahui sisi gelap Prabowo. Ia muak dengan semua kesombongan orde baru dan lingkaran kekuasaannya.
"Kita melihat Habib Rizieq tak mampu melampau takdir dan mengangkat Jendral (purn) Prabowo menjadi Presiden Indonesia. Bahkan, Provokasi Amien Rais dari kalangan reformasi tidak bisa membuat masyarakat muslim berjumlah 87 persen dari populasi Indonesia untuk  membela kepentingan Prabowo untuk masa depan Indonesia. Selain itu, Anies dari masa depan pun tidak bisa mengangkat orang dari masa lalu ini. Barangkali Prabowo belum menghadap wiranto untuk meminta restu," Ucap Abdurrofi Abdullah.
Lupa dengan minta restu wiranto, kini giliran Prabowo meminta restu PDIP untuk mengangkat dirinya presiden sedangkan diinternal PDIP sedang merencanakan formula menang dari kadernya sendiri.
Jika pembaca menilik secara sesama, tak ada PDIP di Indonesia saat ini yang bisa komitmen kepada selain kader partainya, disebut partai kader merah direncanakan bakal naik Ketua DPR RI potensial yakni Puan Maharani dari bursa PDIP bersama Prabowo.
Membaca gerak partai, si banteng dan si kepala burung garuda berkongsi. Bisa marahan dan bisa musuhan, tapi dari sisi usia dan kesehatan apakah Prabowo layak. Paksain aja ia layak mimpin sejak pasukan mawar sampai Menteri Pertahanan, dan terakhir Presiden RI.
Mudah-mudahan tidak ada yang namanya penculikan lagi terlihat dari prabowo memegang jabatan menteri pertahanan. Ia tidak terbukti menculik tapi membantu program food estate.
Poros Demokrat juga akan mengangkat mantan jenderal tandingan tanpa gagal total menjadi panglima TNI adalah Gatot Nurmantyo. Pilpres 2024 akan dua putaran sebagaimana pilpres 2004 secara resmi menetapkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla dan Megawati-Hasyim Muzadi melaju ke putaran kedua.Â
Pada Pilpres 2024 Capres Anies dan Capres Gatot juga akan masuk putaran ke dua setelah eliminasi capres Prabowo. Jika memperoleh suara lebih dari 50 % pada putaran pertama dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari ½ (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.
Maka, ketentuan dalam pasal 159, UU 42 Tahun 2008, dua pasangan calon presiden yang memperoleh suara terbanyak akan dipilih kembali oleh rakyat pada pilpres putaran kedua. Ini sangat mendebarkan bagi Prabowo bila ia harus kalah lagi tanpa restu wiranto. Apalagi ia harus bertanding dengan paslon lain lebih muda, lebih  berintegritas, berwawasan luas dan pengalaman kepemimpinan mumpuni.