Sebuah pembangunan berundak mengikuti postur tanah tempat tinggal Arjuna Bramantyo Mahadana atau setelah masuk islam menjadi Arjuna Abdullah Azzam Mahadana. Beberapa saat  lalu ia melewati sebuah perjalanan menuju nagari gurun pasir sesekali mencuri pandangan melihat orang-orang berhidung mancung untuk bertemu susuhan pengendalian dan pencarian diri sambil berniaga.Â
Seraya ia datang kembali ke kampung halaman dengan uang tapi sukma tak tenang karena orang yang dicari tidak bertemu. Suatu malam ia tertidur dan melihat seorang memberi pesan bahwa bukakanlah pintu untuk seorang yang akan menjawab semua pencarianmu.
Seseorang dari hadramaut mengetuk pintu dengan wajah cerah, Susuhan Jati Syarif Hidayatullah memandang Arjuna Bramantyo. Sebuah langskap hidangan diserahkan kepada orang tersebut untuk makan pagi bersama. Pengajaran tauhid dan ketuhanan diajarkan Susuhan Jati Syarif Hidayatullah hingga Arjuna Bramantyo Mahadana masuk islam dan mengganti nama dengan Arjuna Abdullah Azzam Mahadana.
Barangkali inilah gerbang Islam masuk Indonesia melalui wali songo tanpa peperangan sungguh penataan bangunan Iman tanpa sebuah pemaksaan. Arjuna Bramantyo Mahadana memperkenalkan Susuhan Jati Syarif Hidayatullah kepada Senapati Jimbun setelah masuk islam menjadi Raden Fatah sekaligus penguasa bergelar Sultan Syah Alam Akbar al-Fatah. Susuhan Jati Syarif Hidayatullah meminta Raden Fatah membangun masjid Demak untuk ritual ibadah namun upeti kerajaan belum banyak.
Arjuna sebagai pedagang rendah hati mendermakan pembangunan masjid tesebut secara bertahap. Raden Fatah mengumpulkan ribuan pasukan untuk memulai pembangunan. Orang dari beberapa kampung penasaran kepada Sang Raja demak, suatu kontruksi bangunan mengambil kearifan lokal dengan fungsi berbeda. Banyak masyarakat kampung memasuki bangunan tersebut mereka bebas masuk sebuah tempat disebut masjid karena masjid bukan untuk orang Islam tapi untuk persembahan Raja pada masyarakatnya.
 Ini membuktikan ajaran agama baru ini disukai karena terbuka dan diterima.  Susuhan Jati Syarif Hidayatullah  tersenyum terdapat tempat berkumpul untuk kirim berdoa para pasukan berkuda dan rakyatnya dalam kesetaraan untuk sujud pada Gusti Allah yang Maha Esa. Susuhan Jati Syarif Hidayatullah adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H