B J Habibie menempuh pendidikan dari S1 hingga S3 tanpa beasiswa. Bukan karena ia tidak pandai, namun karena tekad ibunya yang kemudian membawanya bersekolah hingga Jerman. Namun Beliau tetap menjadi bagian pembangun persatuan bangsa dalam teknologi Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), yang jadi cikal bakal PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI. Berbeda Veronica Coman ini dibiayai negara dan memiliki misi sendiri dan misi pesanan sehingga menjadi buronan polisi dan Interpol. Namun pemerintah Austaralia melindungi wanita sipit tersebut.
BJ Habibie adalah salah satu tokoh inspirasi Abdurrofi's Excellent atau disapa Mr. Axel
Kenangan Habibie dalam nasionalisme meninggalkan pelajaran penting bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu tetap mengabdi bukan untuk Soeharto tapi untuk Indonesia raya dengan tidak terlibat misi sendiri dan misi pesanan negara lain untuk merusak integrasi bangsa. Menurut Kantor Perwakilan Tetap RI untuk Markas Besar PBB di Jenewa, Swiss (PTRI Jenewa) merespons balik pernyataan bersama lima pakar Kantor Komisi Tinggi HAM PBB (OHCHR) yang angkat bicara seputar kasus Veronica Coman. Veronica Coman ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Timur atas dugaan kasus berita bohong dan provokasi asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Misi pesanan membuat provokasi, di dalam maupun luar negeri, untuk menyebarkan hoaks, dan provokasi di media sosial. Wanita ini tidak layak mendapatkan beasiswa Rp773 Juta yang pernah ia terima saat menempuh jenjang pendidikan master di Australia pada 2016 silam.  Dari rekam jejaknya Veronika Coman telah membuat kesepakatan dengan pemerintah Australia agar Papua berpisah dari Indonesia. Beliau mendapatkan banyak dollar sebagai Agen propaganda Australia.
The Australian Secret Intelligence Service (ASIS) sebagai badan intelijen milik Pemerintah Australia yang bertugas mengumpulkan informasi intelijen di Indonesia dan melakukan tugas kontra intelijen melalui Veronika Coman. Keberadaannya diatur dalam Intelligence Service Act tahun 2001, yang bersatu dalam Australian Intelligence Community (AIC).Â
Pemerintah Australia membutuhkan data tersebut mengenai pelanggaran HAM di papua. Dengan membayar seorang pengkhianat yang sudah mendapatkan beasiswa. Â Veronica Coman direkrut dalam misi pencarian data, pengolahan data, verifikasi pelanggaran HAM berat dan penyebaran ulang membuat masyarakat Papua benci pemerintah pusat. Untuk menjaga reputasi maka Veronica Coman mendapat penghargaan dari The Australian Council for International Development (ACFID) pada pada Rabu (23/10/2018).
Penyelesaian pelanggaran HAM berat Papua seperti merebus batu. Menurut Sekretaris II Dewan Adat Papua, John NR Gobai berpendapat pengusutan kasus pelanggaran HAM berat di Papua yang hingga kini mandek berdampak kepada kepercayaan masyarakat Papua terhadap penegakan hukum di Indonesia. Pemerintah Indonesia lambat sehingga Autralia bisa mengambil celah tersebut untuk misi perpecahan di Indonesia.Â
Pelajaran dalam artikel Veronica Koman dan BJ Habibie Dalam Beasiswa. Pertama, Apabila seorang anak bangsa sudah mendapatkan beasiswa pasca sarjana hukum. Maka, Daftar lembaga yudikatif untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat. Kedua, Â Apabila seorang anak bangsa tidak mendapatkan beasiswa pasca sarjana dan doktor. Maka, daftar lembaga-lembaga untuk menyelesaikan pembangunan teknologi seperti BJ Habibie. Keempat, menolak misi negara lain meskipun imbalan besar karena merugikan stabilitas nasional di Indonesia.Â
Terakhir, pemerintah pusat harus bersungguh sungguh menyelesaikan ini. Penyelesaian pelanggaran HAM Berat Papua harus melalui lembaga hukum yakni peradilan. Selain itu, Silaturahmi Jakarta dan Papua berpedoman pada prinsip-prinsip universal seperti cinta kasih (compassion), kebebasan (freedom), keadilan (justice), dan kebenaran (intruth) bagi terciptanya dialog yang damai (peaceful dialogue).[]
Catatan:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!