Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara Beragama ala Milenial Untuk Jodoh Ideal?

18 Juli 2020   02:34 Diperbarui: 18 Juli 2020   06:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Konsep Masker Untuk Fashion Pernikahan  Saat Ini (kapanlagi.com)

6. Sinergi Agama dan Pemberantasan Korupsi

Kegagalan negara memberantas korupsi telah membangun utopia masa lalu yang anti-korupsi. Dimasa lalu, Khalifah Umar bin Khatthab pernah membuat kebijakan, agar kekayaan para pejabatnya dihitung, sebelum dan setelah menjabat. Jika bertambah sangat banyak, tidak sesuai dengan gaji selama masa jabatannya, maka beliau tidak segan-segan untuk menyitanya. Mereka memiliki self control yang kuat. Namun di Indonesia berbeda. Tidak ada sinergi agama dalam pemberantasan korupsi.

Indonesia sulit makmur karena pejabat korupsi tidak seperti masa khilafah umar yang mencerminkan good govenance. Peneliti Divisi Investigasi Indonesia Corrupption Watch (ICW) Wana Alamsyah mengatakan terdapat 576 kasus korupsi sepanjang 2017. Angka ini bertambah dibandingkan pada 2016 dengan total 482 kasus.Jumlah kerugian negara pun meningkat dengan angka sebesar Rp 6,5 triliun dan suap Rp 211 miliar.[8]

Pada tahun 2017 kerugian negara Rp 6,5 Triliun sehingga koruptor sejahtera rakyat sengsara. KPK menerima sekitar 7.000 surat per tahun dari masyarakat yang melaporkan dugaan praktik korupsi. KPK sebut potensi kerugian Rp200 triliun pada 2019. Banyak korupsi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara nilai APBN pada 2019 lebih dari Rp2.165 triliun.[9] Hal ini bisa menjadi pembenaran berdiri khilafah.

Sinergi Agama bukan untuk merubah ideologi pancasila menjadi khilafah namun sinergi agama merubah orang-orang beragama menjadi takut Tuhan sehingga kita tidak melakukan korupsi. Untuk takut Tuhan yang Al-Quran maksudkan tentu seseorang harus tahu akan Tuhan dan selanjutnya tidak mengenal dan hasrat untuk korupsi. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran di dalam hidupnya.[10]

7. Sinergi Agama dan Ekonomi

Perekonomian baik menurut Abdurrofi menunjuk ke keadaan sosial yang baik, kondisi manusia menjalankan ritual ibadah dalam keadaan makmur, kondisi dalam keadaan sehat dan damai. Uang dalam ilmu ekonomi alat transaksi namun agama adalah jalan menuju Tuhan.[11]Sinergi agama dan ekonomi penting bagi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Islam adalah agama yang Allah nyatakan sebagai agama satu-satunya diterima Allah. Tidak ada agama yang Allah ridhoi, melainkan Islam. Namun karena perekonomian tidak baik keputusan yang dihasilkan salah dan keliru. Dalam keadaan perut kosong, kinerja tubuh kita biasanya kurang optimal sampai akhirnya manusia berpotensi membuat keputusan  keliru atau melampau batas.[12]

Tidak memiliki kekuatan untuk mengubah keyakinan radikalisme kanan karena individu radikal itu  secara perekonomian tidak baik. Artinya ada “Link and match” pemikiran radikal dan perekonomian tidak baik. Orang miskin  mudah tertipu oleh iming-iming surga, iming materi, dan iming-iming bidadari karena perekonomian tidak baik. Katagori miskin akut yang diberi doktrin sesat sebagai salah satu kelahiran kelompok radikal sayap ekstremis kanan semakin subur. Anak milenial bangun kemandirian finansial agar perekonomian baik dan berpikir waras.

Baca artikel menarik“Masyarakat Urban: Buat Apa Nikah Kalau Susah?” dengan klik disini

Manusia bisa salah karena bukan Tuhan. Abdurrofi adalah golongan manusia. So, Abdurrofi Bisa Salah juga, Karena Dia Bukan Tuhan. Namun penelitian ini telah dibuat dengan sebenar-benaranya. Penelitian menyatakan jodoh ideal bila mempersiapkan mental, finansial, sampai intelektual dan tidak radikal kiri ataupun tidak radikal kanan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dalam kehidupanmu.

Dengan demikian  jangan kalian paksa siapapun untuk saling mencintai karena kapanpun hati manusia mengetahui kepada siapa untuk berlabuh. Salam excellent...

Referensi

[1] Faisal Amri. 2019. Waspadai Orang Asing Di Lingkungan Yang Berpotensi Membawa Radikalisme Kanan Dan Kiri. Diakses 18 Juli 2020 dari tni.mil.id https://tni.mil.id/view-164696-waspadai-orang-asing-di-lingkungan-yang-berpotensi-membawa-radikalisme-kanan-dan-kiri.html

[2]Abdurrofi Abdullah Azzam. 2019. HUT RI Ke 74: Berdikari Oleh Pemuda Untuk Indonesia Raya.

[3] Abdurrofi Abdullah Azzam. 2019. “Semangat Jihad Menumpas Ego Diri Dalam Kebhinekaan”. Forum Diskusi Milenial.

[4] Danu Darmajati. 2018. Terorisme Terlaknat 2018: Bom Sekeluarga Mengguncang Surabaya. Diakses 18 Juli 2020 dari detikcom : https://news.detik.com/berita/d-4358370/terorisme-terlaknat-2018-bom-sekeluarga-mengguncang-surabaya

[5] Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 30

[6] Abdurrofi Abdullah Azzam. 2019. “Semangat Jihad Menumpas Ego Diri Dalam Kebhinekaan”. Forum Diskusi Milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun