Uang menurut abdurrofi adalah kesepakatan untuk alat tukar yang dapat diterima secara umum dalam transaksi. Transaksi  itu dapat berupa proses pertukaran barang dan jasa dalam suatu negara.Â
Uang bisa menukar benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam suatu negara. Rupiah menurut abdurrofi adalah mata uang resmi Indonesia berasal kata India.
Rupiah adalah bentuk kedaulatan Indonesia. Apapun bahan baku pembuatan mata uang rupiah menjadi kedaulatan Indonesia. Bangsa Merdeka tidak bisa dintervensi oleh pihak eksternal. Kemerdekaan sejati ketika membuat keputusan yang merealisasikan akar sosial dan budaya  masyarakat Indonesia.
Dalam bahasa India rupiah disebut rupiya  yang juga berakar dari bahasa Sansekerta yaitu: rupyakam yang berarti "perak". Namun Mata uang ini dicetak kertas dan logam diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia sedangkan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat mandat oleh pemerintah untuk mencetak rupiah.
Latarbelakang Rupiah Emas dan Rupiah Perak
Rupiah kertas untuk transaksi nominal besar sedangkan rupiah logam untuk transaksi untuk nominal kecil. Rupiah kertas terbuat dari bahan kapas sedangkan uang logam yang terbuat dari alumunium, kuningan/tembaga, atau nikel.Â
Standar kerusakan dan kerentanan kerusakan  yang tentu saja lebih uang kertas dengan transaksi nominal besar dibandingkan uang logam untuk transaksi nominal kecil.Â
Hal ini melatar belakangi transaksi nominal besar namun standar kerusakan dan kerentanan kerusakan  rendah dengan bahan emas dan logam. Rupiah emas memiliki titik lebur 1.064C dan nilai tinggi untuk transaksi nominal besar sedangkan rupiah perak dengan titik lebur  961,8C untuk transaksi kecil.Â
Rupiah emas dan rupiah perak akan menjadi bagian dari transaksi selain rupiah kertas dan rupiah logam. Berbeda bahan dasar tetap rupiah. Begitujuga, Berbeda ras, suku, etnis, dan agama tetap Indonesia. Keberagaman  bahan dasar rupiah sesuai bangsa Indonesia yang beragam tetap satu.
Rupiah Emas dan Rupiah Perak : Nostalgia Transaksi Para SultanÂ
Negara Indonesia punya cadangan emas dan perak dalam skala besar di Freeport Papua, Emas dan perak  menjadikan komoditas. Apabila emas dan perak beralih menjadi rupiah emas dan rupiah perak.Â
Maka Indonesia akan mengalami nostalgia negeri para sultan. Para Sultan umumnya membagikan uang dalam bentuk rupiah emas dan rupiah perak. Zakat, Pajak, ataupun upeti bisa menggunakan rupiah emas dan rupiah perak.Â
Indonesia bisa merasakan dua fenomena sekaligus dengan rupiah emas dan rupiah perak untuk merasakan nostalgia masa lalu dan rupiah kertas dan rupiah logam untuk fenomena saat ini.
Pada akhir November 2013, publik di Aceh dihebohkan temuan koin emas sebagai mata uang Kerajaan Aceh Darussalam. Menurut kisah warga pencari tiram yang menemukannya.Â
Mata uang rupiah emas itu ditemukan dalam sebuah kaleng dengan jumlah 300 keping.Penemuan dirham emas ini makin menguatkan fakta sejarah bahwa pada masanya Kerajaan Aceh menggunakan rupiah  emas. Rupiah emas paling banyak dibuat sultan Aceh karena pembuatan lebih mudah.[1]
Rupiah emas dan rupiah perak secara historis menurut Abdurrofi pernah menjadi mata uang utama dalam transaksi jual beli pada masa Hindu-Buddha, khususnya Jawa Kuno.Â
Transaksi dengan nominal kecil dan besar tidak menggunakan sistem  barter tapi transaksi dengan nominal kecil dan besar menggunakan uang emas dan perak.
Pengembangan Jaringan Distribusi Rupiah Emas dan Rupiah Perak
Rupiah kertas dan rupiah logam serta  layanan kas dalam  Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) Bank Indonesia . Begitu juga Tugas (KPwDN) Bank Indonesia terutama dalam pengelolaan uang rupiah, khususnya pendistribusiannya rupiah emas dan rupiah perak ke seluruh daerah, menghadapi tantangan yang sangat mudah.
Kemudahan terbesar dalam pengedaran rupiah emas dan rupiah perak  adalah ketersediaan moda dan jalur transportasi reguler yang sudah dibangun sejak Soekarno sampai Jokowi , serta kondisi geografis maupun alam Indonesia yang tropis dengan 2 iklim. Bayangkan bila Indonesia Daerah beriklim subtropis memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Kemudahan lain nominal tinggi dalam rupiah perak dan emas. Perlu diketahui untuk rupiah logam dari bahan nikel dengan titik lebur 1.455C. Artinya pembuatan rupiah emas dan rupiah perak setara dengan rupiah logam karena Rupiah emas memiliki titik lebur 1.064C dan nilai tinggi untuk transaksi nominal besar sedangkan rupiah perak dengan titik lebur  961,8C. ketersediaan uang sedikit kepada seluruh masyarakat Indonesia.Â
Sebab, jika ketersediaan uang rupiah emas, rupiah perak, rupiah kertas, dan rupiah logam semakin sulit, aktivitas perekonomian akan menjadi tumbalnya. Rupiah emas dan rupiah perak boleh diedarkan dengan diterbitkan regulasi oleh pemerintah pusat Indonesia.
Kontroversi Rupiah Emas dan Rupiah Perak
Kontroversi sebagai aspek penting lainnya adalah distribusinya rupiah emas dan rupiah perak bagaimana dari seluruh wilayah Indonesia sehingga dinikmati masyarakat.Â
Proses pembuatan bisa menggunakan sistem pembuatan rupiah logam Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Perdebatan adalah apakah ini inovasi atau diversifikasi dari mata uang logam.
Bank sentral itu yakni uang logam emas pecahan Rp 850.000 sudah pernah dilakukan. Artinya inisiatif ini. Apabila harga emas sudah naik Namun mengingat harga emas yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, Rupiah  edisi emas mengalami kenaikan. Artinya terdapat regulasi bahwa emas dalam bentuk emas dan perak bukan lagi komoditi tapi alat transaksi ekonomi.
Analogi sederhana bila rupiah terbuat dari kertas untuk membeli buku bisa dilakukan oleh anak SD. Maka, kamu juga bisa membeli kalung perak dengan rupiah emas ataupun rupiah perak dengan nominal yang tertera seperti uang logam mulia. Emas dan perak masuk logam mulia tahan karat.
Referensi
[1]Â Muslim Arsani. 2017. "Aceh Pernah Kaya dan Makmur, Ini Mata Uang Emas pada Masa 5 Sultan Berkuasa". Diakses 11 Juli 2020 dari Tribunnews.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H