New Dehli- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dari delapan ekonomi Asia seperti Jepang, HongKong, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Indonesia, Malaysia, dan Thailand selamaperiode 1965--1990 dicirikan sebagai keajaiban pertumbuhan oleh Bank DuniaLaporan (1993). Negara-negara tersebut bermitra dengan Amerika namun India membuka diri dengan mantap tapi mode hati-hati. India membuat strategi agar mengalami pertumbuhan ekonomi.
Sejak 1951 India mengikuti kebijakan substitusi penting di internasional perdagangan. Salah satu sumber pertumbuhan terbesar India adalah modal pengetahuan dan modal potensi melalui pertumbuhan populasi. Namun kinerja pedesaan,  baik  perusahaan berukuran besar maupun kecil di India tidak signifikan.
Sementara Strategi Cina setuju untuk melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi asing, serta melaksanakan pembukaan secara bertahap sistem keuangan untuk investasi modal asing dan usaha patungan dari pedesaan. ekonomi menjadi dua sektor, yaitu, sektor pertanian dan pedesaan skala kecil perusahaan (RSE) ortownship dan perusahaan desa (TVE), dan kemudian analisispola pertumbuhan mereka selama periode reformasi. Negara India belum mampu mempertahankan daya saing dan efisiensi di pasar ekspor dan keterbukaan perdagangan internasional. Kemampuan pemerintah untuk menggabungkanerasi dengan kompetisi seperti Cina.
 "Sumber penting lain dari pertumbuhan cepat adalah mempertahankan stabilitas makroekonomi dengan kebijakan fiskal dan moneter yang dirancang dengan buruk di India. Pengurutan industri terkemuka dalam perekonomian oleh sebagai kunci untuk pertumbuhan yang cepat," oleh Studi Bank Dunia
Misalnya Strategi Jepang telah mempertahankan stabilitas makroekonomi dengan kebijakan fiskal dan moneter kebijakan sehingga  industri di Jepang telah berpusat pada mempromosikan dari tekstil dan mainan,baja, bahan kimia, pembuatan kapal ke industri teknologi tinggi. Sedangkan, Strategi Taiwan berkonsentrasi komputer, perangkat lunak, dan desain R&D. Ini mengembangkan industri ringan dan teknologi rendah dan kemudian melompat ke tahap berikutnya, industri teknologi menengah. Hari ini bersaing bidang teknologi tinggi.
"Indonesia dan India perlu spesialisasi setelah mempertahankan stabilitas makroekonomi dengan kebijakan fiskal dan moneter kebijakan di negara tersebut. Lalu, mempertahankan daya saing dan efisiensi," Ujar Kang Rofi
Strategi pembebasan pajak penghasilan 2 tahun dari tahun pertama yang menghasilkan laba dan menguntungkan tingkat 15% sesudahnya di India. Pengeluaran fiskal untuk litbang adalah inisiatif utama untuk memobilisasi dan mendorong lebih banyak investasi swasta. Rencana Jangka Panjang bertujuan untuk mendorong pertumbuhantingkat pengeluaran fiskal untuk litbang jauh lebih tinggi dari pengeluaran pemerintah secara keseluruhan pengeluaran.
Menurut kang Rofi, "Pelajaran bagi pemerintah dan bisnis Indonesia jelas. Di India, kebanyakan pekerja biasa tidak membayar pajak maupun jaminan sosial, sehingga gaji bisa dibawa 100% penuh. Puluhan triliun uang berputar di masyarakat dan  tidak terkonsentrasi di tangan segelintir kalangan saja,"
Kunci untuk pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang di India pada fase terakhir dari 2008 selanjutnya terletak pada kontribusi modal pengetahuan untuk pertumbuhan output keseluruhan. Itu proxy terbaik untuk modal pengetahuan ini adalah investasi litbang, yang meningkatkan inovasi  domestik dan menyediakan hubungan penting untuk transfer teknologi dari Amerika. India menjadi mitra strategis Amerika dalam membangun industri dan produk "Made in India" untuk melakukan persaiangan dengan produk "Made in China".
Menurut kang Rofi, "Beberapa hal berikut mekanisme di implementasikan India dengan Amerika dalam produktivitas industri. Pertama, efisiensi akses. Kedua, efisiensi inovasi. Ketiga, efisiensi sumber daya. Terakhir efisiensi adaptif. India telah mulai mengadopsi kebijakan yang lebih inovatif untuk meningkatkannya kinerja teknologi dalam ekspor teknologi tinggi dalam perdagangan global. Kini India dan Cina, dua negara tetangga yang bersaing dalam pemasaran produknya. Indonesia harus mengembangankan daya saing dalam produk Made in Indonesia"
Dengan demikian, Pertumbuhan ekonomi India dipandang sebagai evolusi sistem ekonomi adalah paradigma baru dikembangkan dalam dua dekade terakhir karena "inovasi", di mana pemerintah India memainkan peran aktif dalam menciptakan kombinasi baru dalam proses produksi dan pemasaran sehingga  aplikasi ekonomi dari modal manusia adaptif tidak hanya memfasilitasi adopsi teknologi yang lebih maju tetapi juga membuatnyalebih mudah untuk berinovasi di batas teknologi.