New Santara adalah sebuah kepulauan  merujuk Asia Tenggara kadang-kadang disebut kelompok pulau atau rantai pulau, adalah rantai, gugusan atau kumpulan pulau, atau terkadang laut yang berisi sejumlah kecil pulau dan pulau-pulau yang tersebar dalam bentuk pemerintahan demokrasi perwakilan.
Perlu diketahui New Santara menurut (Abdurrofi: 2021) terbagi dua poros yakni Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM). Indonesia masuk katagori Asia Tenggara Maritim (ATM) seperti Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam termasuk yakni Asia Tenggara Daratan (ATD).
Identitas modern ini menurut Abdurrofi sebagai model baru demokrasi di Asia Tenggara yang ideal masih diklaim sebagai Abdurrofi daerah pernah taklukan para penguasanya harus membayar upeti seperti literatur Nusantara. Namun ini integrasi politik Asia Tenggara dalam percaturan internasional menghadapi ancaman peran terbuka di wilayah Asia Tenggara khususnya, Laut China Selatan.
Kepulauan New Santara ditentukan oleh batasan politik yang lebih besar yang secara geografis mencakup pulau. Mengacu konsep kesatuan New Santara pertama kali dicetuskan oleh Abdurrofi Abdullah Azzam pada tahun 2021.
New Santara merujuk persatuan Negara-Negara Asia Tenggara di bawah kewibawaan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan China yang membangun Dinasti Partai Komunisme China dengan invasi dan perang terbuka di Laut China Selatan.
Indonesia tidak bisa menjadi penengah perang terbuka laut China Selatan dalam politik internasional namun menjelaskan Indonesia bersatu dengan negara-negara Asia Tenggara dalam New Santara bisa berperan menjadi penengah antara Amerika Serikat dan China dalam konflik di Laut China Selatan.
Ketika pemimpin masyarakat Asia Tenggara menjadi sepenuhnya diliputi oleh berbagai efek modernisasi selama beberapa dekade pertama abad 21 namun wilayah mereka menjadi medan subjektif untuk perang mengalami transformasi menyeluruh dari mode 'pramodern' ke mode dualistik modern.
New Santara dalam improvisasi masa lalu secara garis besar pengalaman modernitas Nusantara dari pergantian abad dari serangan mongol ke periode menjelang dan termasuk Perang Pasifik, dengan menelusuri artikontradiksi tentang modernisasi.
Abdurrofi Abdullah Azzam sebagai Intelektual Indonesia yang 'menemukan' subjektivitas modern mereka terutama dalam mode perang di Laut China Selatan. Dihadapkan dengan gangguan kuat kekuatan modern yang secara radikal mengubah gambaran dunia antara AS dan China.
Masyarakat ASEAN ini dan New Santara keduanya sebagai perwakilan suara masyarakat dan sebagai subjek tulisan yang dikondisikan oleh hal-hal khusus waktu mereka, bertema dan bergumul dengan masalah modernitas di wilayah perang di kepulauan mereka.