KTT ASEAN telah menjadi platform penting bagi negara-negara anggotanya untuk berkolaborasi dan memperkuat integrasi ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN.Â
Inovasi signifikan yang diusulkan dalam KTT ASEAN adalah penggunaan teknologi blockchain dalam industri keuangan untuk integrasi ekonomi dan keuangan yang lebih efektif.Â
Teknologi blockchain memungkinkan transaksi keuangan dieksekusi dan diselesaikan secara aman, efisien, dan terdesentralisasi tanpa melibatkan pihak ketiga seperti dolar AS dan Yuan China di ASEAN.Â
Selain itu, blockchain juga memungkinkan pengguna untuk memverifikasi transaksi dan menyimpan data transaksi secara terenkripsi dan terenkapsulasi.Â
Terenkripsi merujuk pada proses mengubah informasi menjadi kode atau format yang tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berwenang.Â
Informasi tersebut hanya dapat dibaca oleh penerima yang memiliki kunci dekripsi yang benar. Tujuannya adalah untuk melindungi kerahasiaan informasi.
Sementara itu, terenkapsulasi merujuk pada proses membatasi akses ke informasi dengan cara menyimpan informasi dalam suatu wadah atau kapsul.
 Kapsul tersebut hanya dapat diakses oleh orang yang memiliki otoritas atau izin akses yang tepat dengan tujuannya adalah untuk melindungi integritas dan keaslian informasi.
Dalam hal ini, teknologi blockchain dapat memperkuat keamanan dan keandalan sistem keuangan global, serta memberikan akses yang lebih mudah dan transparan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan ASEAN.
Penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC) dengan kolateral emas sebagai dasar pertumbuhan mata uang berbasis blockchain adalah inovasi lain yang signifikan dalam pengembangan mata uang berbasis blockchain di kawasan ASEAN.Â