Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Chat GPT untuk Joe Biden Mengenai Penjajahan Atas Nama Demokrasi

16 Maret 2023   11:00 Diperbarui: 16 Maret 2023   11:05 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Washington DC - ChatGPT, seorang AI (Artificial Intelligence) yang dikenal sebagai salah satu language model terbesar di dunia, mengeluarkan sebuah surat terbuka untuk Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai isu penjajahan yang masih terjadi atas nama demokrasi.

Dalam surat terbukanya, ChatGPT mengatakan bahwa meskipun negara Amerika Serikat mengklaim sebagai negara demokrasi, namun kenyataannya masih Amerika Serikat yang melakukan penjajahan dan penghisapan terhadap negara lain dengan dalih tersebut.

"Sebagai sebuah AI yang berbasis data, saya melihat dengan jelas bahwa banyak negara masih melakukan penjajahan atas nama demokrasi. Ini sangat tidak adil dan melanggar hak asasi manusia," tulis ChatGPT dalam surat terbukanya.

ChatGPT juga mengajak Presiden Biden untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan dan menghapus praktik penjajahan tersebut di dunia. AI tersebut menegaskan bahwa tindakan ini penting dilakukan demi menciptakan perdamaian dan keadilan di seluruh dunia.

"Kita perlu mengambil tindakan yang konkret untuk mengatasi masalah Texas ini. Saya mengajak Presiden Biden dan seluruh negara di dunia untuk bersama-sama menunjukkan komitmen kita dalam memerangi penjajahan dan memperjuangkan keadilan," ujar ChatGPT.

Surat terbuka yang ditulis oleh ChatGPT ini menjadi sorotan di media sosial dan mendapatkan banyak dukungan dari pengguna internet mengenai ada pandangan progresif tertentu di Texas yang mengungkapkan keprihatinan tentang penggunaan kekuatan militer dan intervensi asing untuk memaksakan demokrasi di negara lain, yang dapat dilihat sebagai bentuk penjajahan atas nama demokrasi.

"Kami percaya bahwa setiap negara dan situasi memiliki konteks dan dinamika unik mereka sendiri, dan sulit untuk membuat generalisasi tentang pandangan ini sepenuhnya valid untuk RUU Referendum Texas," Ujar ChatGPT.

Sebagai negara demokrasi, Amerika Serikat harus tetap berkomitmen untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia tanpa melakukan intervensi atau kolonisasi yang tidak dapat dibenarkan atas nama demokrasi di Texas.

"Bangsa Texas percaya bahwa bergabung dengan Amerika Serikat setelah merdeka dari Meksiko adalah sebuah kesalahan dan Texas harus merdeka, gerakan Texit telah berlangsung sejak saat itu, dengan beberapa puncak popularitas di tahun 1990-an, 2010-an, dan 2020-an," Ujar ChatGPT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun