Kerajaan Majapahit yang damai dan makmur tiba-tiba dihadapkan pada ancaman besar dari dalam yakni mafia pajak dan mafia alutsista.
Ancaman dari Lapaer dan Syambro terhadap Kerajaan Majapahit mungkin berasal dari kenyataan bahwa mereka mulai memperoleh terlalu banyak kekuasaan dan pengaruh di dalam kerajaan.
Mereka dapat beroperasi dengan impunitas karena kekuatan dan dukungan mereka, dan mulai mengeksploitasi rakyat dan pedagang dengan semakin ganas.
Lapaer bisa dijelaskan sebagai seorang mafia pajak yang kejam dan tanpa belas kasihan.
Dia dikenal karena memaksa pedagang membayar pajak yang sangat besar, bahkan jika mereka hanya menghasilkan sedikit uang.
Jika seorang pedagang hingga pengusaha tidak mampu membayar, Lapaer akan menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk membuat mereka takut dan menurut.
Syambro bisa dijelaskan sebagai orang yang bekerja sama dengan Lapaer, mungkin sebagai pengusaha besar atau pejabat tinggi di kerajaan.
Syambro memperoleh keuntungan dari kegiatan ilegal Lapaer, dan mungkin bahkan membantunya dalam melawan otoritas kerajaan secara tidak langsung dengan korupsi alutsista.
Korupsi alutsista, di mana para pejabat pajak mengambil uang kerajaan untuk memperkaya diri sendiri, merajalela dan membuat pasukan kerajaan kekurangan persenjataan untuk menghadapi musuh luar.
Awalnya, Gajah Mada, sang patih kerajaan Majapahit tidak yakin dengan bukti yang ia temukan, tetapi semakin ia menyelidiki lebih jauh, semakin jelas bagi dirinya bahwa ada kekuatan yang mengendalikan oligarki di kerajaan yang sebenarnya.