Peresmian Masjid Raya Al-Jabbar menyisahkan masalah sampah begitu melimpah mengubah citra Masjid Raya Al-Jabbar dari tempat ibadah menjadi tempat sampah.
Masjid Raya Al Jabbar menjadi perhatian usai viral di media sosial karena kolam di tempat ibadah itu dijadikan tempat bermain anak-anak dan banyak sampah selama peresmian menjadi sorotan fenomena budaya kotor pada tempat suci ummat Islam.
"Masjid bukan sekedar peribadatan umat Islam. Tapi simbol peradaban orang religius pada suatu wilayah. Jika Masjid kotor, maka peradaban masih kotor. Saya sebagai muslim juga kaget melihat lambe turah," Ucap Abdurrofi pada Rabu (04/01/2023).
Lambe Turah memperlihatkan Jawa Barat telah membangun citra sangat kental dengan budaya kotor. Hampir dimana pun mereka berada, baik di halaman masjid, kolam masjid ataupun taman yang lainnya, mereka selalu menghasilkan sampah.
"Sampah pasti ada tapi dengan budaya bersih kuat mustahil ada sampah di tempat ibadah" Ucap Abdurrofi.
Masjid Raya Al-Jabbar menjadi ikon baru Provinsi Jawa Barat menjadi tempat berkumpul Muslim Sunda harus memulai budaya bersih mulai meluas ke masyarakat awam di tanah Pajajaran.
Sikap warga Jawa Barat yang tidak menghargai kebersihan ini sebagaimana telah bertentangan diajarkan dalam ajaran Islam, berkaitan dengan peribadatan (ubudiyah).
"Kita melihat fenomena tidak menghargai kebersihan tentunya bertentangan dengan ajaran Islam," Ujarnya.
Namun ironisnya, ajaran yang mengajarkan kesucian dan kebersihan seringkali tidak dilaksanakan ummatnya dengan tanggungjawab untuk menjaga kebersihan terhadap lingkungan sekitar seperti tanggungjawab atas kebersihan rumah ibadah.
Peristiwa bersejarah pada awal peresmian Masjid Raya Al-Jabbar yang menunjukkan sikap toleransi terhadap budaya kotor pada tempat paling suci benar-benar terjadi sehingga Pemerintah Jawa  tidak boleh toleransi terhadap budaya kotor.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!