Mengapa pendirian Gereja ini penting dalam sebuah proses pembangunan narasi kristenphobia?
Membaca isu kristenisasi adalah ancaman bagi masyarakat Cilegon sensitif meskipun pendirian gereja dianggap masyarakat Cilegon untuk memikul tanggung jawab utama dalam pengiriman misionaris, masih belum ada ruang untuk membina kerjasama yang baik.
Masyarakat Cilegon beranggapan tugas pendirian Gereja yang diberikan oleh Yesus kepada seluruh ummatnya untuk mengabarkan keselamatan namun mereka ditolak masyarakat Cilegon karena mereka sudah beragama Islam sebagai keselamatan.
Identifikasi dari mayoritas pemikiran masyarakat Cilegon bahwa terdapat kristenphobia atau ketakutan atau kebencian terhadap orang Kristen sehingga phobia ini melegitimasi intoleransi seperti negara barat melegitmasi intoleransi melalui islamphobia.
Masyarakat Cilegon mengalami peningkatan kristennphobia itu membuat komunitas kristen Cilegon menjadi sasaran diskriminasi yang terus meningkat dalam pendirian tempat ibadah.
Memang masih ada komunitas lain yang juga mengalami phobia kepada Hindu, Buddha, dan Konghochu tetapi persentase tingkat phobia tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Kristen.
Semua persepsi stereotipikal masyarakat Cilegon ini selanjutnya menjadi dasar bagi tindakan atau kebijakan diskriminatif terhadap kaum minoritas di Cilegon dalam pendirian rumah ibadah.
Mengapa fenomena diskriminasi yang dihadapi warga kristen memperpanjang 'tradisi diskriminasi' dalam sejarah Cilegon belum terjadi perubahan?
Pada masa silam yang belum terlalu lama, diskriminasi terutama dialami rencana gereja Advent dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Maranatha berbagai bentuk diskriminasi telah menunjukkan sikap anti-Gereja dan anti-Kristen.
Dasar pemikiran kristenphobia di Cilegon?
Masyarakat Cilegon sebenarnya mempunyai pengalaman kehidupan bermasyarakat yang rukun terhadap pemeluk agama Kristen terutama Kesultanan Banten tapi penjajahan dari bangsa Eropa menjadi trauma besar.