Bahasa Inggris menjadi bahasa pemersatu Asia Tenggara tidak lagi relevan menciptakan peluang baginya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berharga hingga muncul gagasan "ASEAN BERBAHASA SATU BAHASA INDONESIA".
Ini keren sekali karena Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa pemersatu Asia Tenggara melalui gagasan ASEAN BERBAHASA SATU BAHASA INDONESIA.
Kisah bahasa Indonesia mirip dengan banyak pemimpin lainnya, tidak hanya dalam menyatukan aspirasi tetapi juga dalam kehidupan Asia Tenggara untuk mencapai hal-hal besar dan memiliki dampak positif yang berarti bagi dunia.
Keadaan bahasa beragam di Asia Tenggara sering menghalangi sehingga fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional tentu mendukung usulan tersebut sebagai bahasa resmi ASEAN
Bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia hingga Asia Tenggara.
Wajar kita sebagai bangsa Indonesia menolak bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN karena bahasa melayu murni adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia sedangkan Bahasa nasional dan bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Bahasa nasional atau resmi Malaysia adalah Melayu dikombinasi bahasa Inggris ibaratnya Malaysia adalah Jakarta Selata (Jaksel) mengombinasikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pemerintah Malaysia perlu melihat di mana kegagalannya dalam menggunakan Bahasa Melayu untuk menyatukan rakyat Brunei Darussalam dan rakyat Singapura untuk mengadvokasi, tidak ada mentor untuk memberinya nasihat, dan tidak ada panutan untuk ditiru.
Jumlah penduduk negara Malaysia mencapai hampir 33 juta masih dipengaruhi ekspansi orang Indonesia hingga bahasa Indonesia mendengarkan, memengaruhi, atau melatih dengan komentar dibandingkan Indonesia hampir 280 juta mewarnai kehidupan Asia Tenggara.